Pelakor Itu Adik Ipar Ku. ( Ipar Adalah Maut Bagi Rumah Tangga Ku ).

Ronal yang mendapat sebuah pukulan dari sang kaka pun langsung membalasnya, dan meninju Glen dengan sangat kuat. Hal itu berhasil membuat suasana semakin riuh dan mencekam.

Azhara yang tidak tau harus melakukan apa pun hanya bisa menarik tubuh sang suami agar melepas cengkramannya pada kerah baju Ronal.

"CUKUP!" bentak Azhara dengan nada suara meninggi, agar kedua pria itu berhenti dari aksi nya yang saling pukul-memukul.

"Apa kau membela pria brengsek ini, 'Az?" tanya Glen. Yang sudah melepaskan genggaman tanganya di kerah baju sang adik.

"Cukup Glen! Aku tak ingin kau terlalu membela Alexsa, di sini yang bersalah adalah Alexsa bukan Ronal. Tapi mengapa kau malah menyalahkan Ronal yang jelas-jelas dia bekerja mati-matian hanya untuk kebahagiaan Alexsa. Tapi apa yang di lakukan Alexsa hanya menyalahkan Ronal yang tidak memiliki waktu untuknya dan pergi dari rumah apa itu sifat seorang istri, apa tidak bisa di bicarakan baik-baik agar rumah tangganya tidak mengalami masalah." jelas Azhara dengan menatap tajam ke arah Glen. Nta apa yang membuat sosok suaminya itu sangat berpihak pada Alexsa istri dari sang adik laki-lakinya, meski istri adiknya itu melakukan kesalahan Glen malah membelanya dengan terang-terangan di hadapan sang istri.

Glen yang sempat mendengar penuturan sang istri pun seketika diam membeku di tempatnya. Hal itu membuat Ronal langsung meraih tangan sang istri untuk kembali ke kediaman mereka.

"Ayo ikut aku! Hanya gara-gara kau rumah tangga kaka jadi berantakan." jelas Ronal. Dan langsung menarik paksa tangan Alexsa.

"Aku tidak ingin tinggal di situ, biar aku tinggal di sini Ronal! Lagian ka Glen tidak keberatan dengan kehadiran ku di sini!". Jelasnya.

"Pulang lah Al! Aku ingin kalian memperbaiki rumah tangga kalian lagi. Ucap Azhara dengan wajah kesalnya.

"Tidak, aku tidak mau! Kalau kau mau pulang, pulanglah!" pintanya pada Ronal. Dan memancing emosi suaminya seketika.

Plakkkkk,,,, sebuah tamparan kuat yang mengenai pipi mulus seorang wanita cantik dan masih muda.

Akh,,,,, rintih Alexsa saat mendapatkan sebuah tamparan yang cukup kuat, dan berhasil membuat tubuhnya oleng. Namun dengan cepat Glen meraih tubuh sang adik ipar dalam dekapan nya agar tidak terjatuh.

Azhara dan Ronal yang melihat pun menatap kesal ke arah mereka berdua dengan tatapan yang terkejut.

Prokkk,,,, prokkkk,,,, "Bagus, aku rasa kalian cocok menjadi pasangan!" ucap santai Ronal. yang di sertai tepuk tangan.

Glen yang tersadar pun langsung membantu Alexsa berdiri, dan menatap tajam ke arah Ronal yang sedang tertawa melihat apa yang sudah terjadi pada mereka.

"Apa maksud mu Ronal?" tanya Glen. Dengan sorot mata yang sudah memerah dan sangat mengintimidasi adik laki-lakinya itu.

Glen yang ingin memukul lagi adik nya itu langsung mendapat tamparan dari sang istri.

Plakkkk,,,,, sebuah tamparan yang cukup kuat dari tangan mungil seorang wanita cantik, yang sudah habis pikir dalam menghadapi suami dan adik iparnya itu.

"Kau menamparku?" tanya Glen. Dengan tatapan tajam nya.

"Ini peringatan untuk mu Glen, aku sudah cukup sabar dengan sifat mu ini! Di mana Glen yang tidak pernah memukul adiknya hanya karena perempuan itu!." tunjuk Azhara pada Glen.

"Puas kamu Al, sudah membuat semuanya berantakan!" ucap Azhara. Dan berlalu pergi dari hadapan mereka dengan bulir bening yang sudah terjatuh di pipi mulusnya.

Tampa Glen sadari Azhara menangis dalam diam, karena ulah suaminya itu. Glen rela menghajar adiknya dan membentak dirinya hanya karena wanita yang berfikiran mini itu.

Ronal yang sudah lelah dengan drama barusan pun ikut meninggalkan kedua orang itu dengan rahang yang sudah mengeras.

"Kaka tidak apa? Aku tidak menyangka, kalau ka Azhara tega menampar kaka!" ucap Alexsa. Dan melihat pipi sang kaka ipar yang sudah memerah.

"Aku obatin ya ka?" ucapnya.

"Makasih, maaf jika adik ku itu sudah kasar padamu!" jelasnya. Dan menatap intens ke arah wanita yang lebih muda dari istrinya.

Reaksi itu tak luput dari penglihatan bibi pelayan dan Azhara yang menatap mereka dari lantai atas.

Hah,,, "Aku rasa film yang sering di tonton Alexsa akan jadi kenyataan!" ucap Azhara dengan tatapan sendunya.

"Kasian nona muda Azhara, padahal yang di katakan nya benar! Tapi tuan muda sudah di racuni oleh nenek lampir itu." ucap kesal batin bibi pelayan saat melihat tuan dan nona nya bertengkar hebat.

☆☆☆☆☆

Ronal yang masih emosi langsung menancap gas ke arah sebuah Club malam yang sering di kunjungi para sejoli. Dengan tatapan tajam nya Ronal keluar dari dalam mobil dan masuk ke dalam Club dan segera memesan sebuah minuman yang beralkhol tinggi untuk melampiaskan kekesalan dan amarah nya.

"Berikan aku minuman yang kadar alkoholnya tinggi!" ucap Ronal. Yang menatap dingin seorang bartender yang bertugas menjaga meja bartender.

"Baik tuan!" bartender wanita itupun langsung mengambil sebotol minuman yang kadar alkoholnya sangat lah tinggi, sesuai dengan pesanan sang pengunjung.

Dengan berhati-hati bartender itupun langsung menuangkan minuman itu ke dalam gelas khusus minuman, dan memberikan pada Ronal dengan tatapan kagum nya.

Baru kali ini bartender wanita itu melihat pria setampan Ronal Alexsander.

Glen yang saat ini sedang di obati sang adik ipar dengan tatapan lekatnya membuat Alexsa salah tingkah dan tersenyum lembut ke arah sang kaka ipar. Hal itu membuat Glen merasakan getaran aneh pada dirinya, saat melihat jelas senyum Alexsa yang begitu manis dengan jarak yang begitu dekat hanya beberapa Cm saja.

Tak,,,, tak,,, langkah kaki seorang wanita yang sedang menuruni anak tangga dengan penampilan mata sembab, dan wajah sendunya membuat Glen dan Alexsa melihat ke arah Azhara.

Azhara yang tidak lagi memperdulikan tatapan mereka hanya berlalu begitu saja ke arah dapur.

Glen pun langsung beranjak dari duduknya, saat sang istri tidak menatap ke arah nya sama sekali. Dengan cepat Glen memeluk tubuh sang istri dan mengutarakan permintaan maaf nya.

"Maaf kan aku? aku tau aku salah!" ucap Glen. yang masih memeluk tubuh sang istri.

Azhara yang mendapat pelukan pun hanya diam membeku tampa mau menjawab permintaan maaf dari suami nya itu. Dengan tangan kecilnya Azhara melepaskan pelukan sang suami yang melingkar di bagian pinggangnya.

Glen yang tau jika sang istri masih marah padanya, hanya bisa menatap punggung sang istri yang sudah beranjak dari tempatnya menuju dapur.

"Nona muda yang sabar ya, dan nona muda harus kuat dalam menghadapi kuman!" ucap bibi pelayan. Saat melihat kehadiran nona mudanya ke dalam dapur dengan tatapan mata kosong dan wajah yang sendu. Membuat bibi pelayan sangat kasihan pada Azhara. Semenjak kehadiran Alexsa rumah tangganya selalu di hadiri konflik.