KESEMPATAN KEDUA

"Mau potongan seperti apa, mbak?" tanya hairstylist atau penata rambut yang sangat terkenal di kota ini.

"Yang cocok dengan muka saya aja, yang bisa membuat saya terlihat berbeda." ucap Adila sambil tersenyum melihat dirinya di cermin.

Saat ini dia berada di sebuah salon terbesar di kota ini. Jika dulu dia akan berpikir seribu kali untuk masuk ke dalam sini karena biaya yang mungkin akan menghabiskan separuh atau mungkin semua gajinya hanya untuk rambut.

Tapi kali ini Adila tidak akan melakukan hal itu, dia tidak akan menghemat lagi dengan alasan untuk menikah.

"heheh dasar bodoh." Adila terkekeh sendiri mengingat betapa naif dirinya dulu.

Mba mba yang sedang merapikan rambut Adila pun hanya diam melihat tingkah aneh Adila.

Rasanya tabungannya sudah cukup banyak dan hari ini dia memutuskan untuk belanja baju yang bagus. Adila memutuskan untuk merubah penampilannya menjadi lebih modis lagi.

Setelah semalam tidur dengan nyenyak dia memutuskan untuk menikmati hidupnya dan akan membalas perbuatan mereka semua dengan cara yang sudah ia rangkai.

Adila sibuk dengan pikirannya sendiri hingga tanpa sadar dia tertidur dan terbangun ternyata rambutnya sudah berubah.

Mata Adila mengerjap melihat perubahan rambutnya. Rambut yang tadinya panjang hampir sepinggul di potong layer dengan sedikit Curly di bagian bawah dan Adila memiliki poni yang lurus pendek sedahi sehingga membuat dirinya tampak imut.

Adila tampak jauh lebih muda setelah memotong rambut.

Ternyata memang benar kata orang, ada harga ada kualitas. Lihatlah, Adila seperti orang yang berbeda padahal baru memotong rambut saja.

Setelah puas dengan rambut baru, Adila pun membayar ke kasir dan dia masih sedikit terkejut melihat nominal harga yang memang cukup mahal.

Setelah itu Adila pergi ke mal untuk belanja baju. Untuk pertama kali dalam hidupnya Adila belanja sebanyak ini. Dia mengambil foto dari internet dengan pencarian fashion yang sedang tren.

Dengan bantuan pegawai yang ada di sana Adila akhirnya memborong banyak barang mulai dari baju, tas, sepatu hingga rok dan dress yang mungkin akan dia pakai jika acara kantor.

Mulai besok dia akan berhenti memakai baju hitam putih ke kantor.

"Ini ya... rasanya belanja tanpa takut tabungan berkurang. Andai dulu aku kayak gini mungkin sudah bahagia aku dari dulu. Tapi masalahnya dulu aku bodoh banget." Adila kembali terkekeh ringan saat berjalan keluar dari mal tersebut.

Setelah itu Adila memakai taksi untuk ke dealer mobil. Dia akan membeli mobil dengan uang tabungan nikah yang diisi oleh Adila dan Joan.

Tapi Joan hanya beberapa kali mengisi tabungan itu, rata rata uang disana itu milik Adila.

Saat sampai di dealer Adila di layani oleh SPG yang ada disana. Setelah melihat lihat akhirnya Adila membeli sebuah mobil Mercedes berwarna hitam.

Membeli mobil itu menghabiskan uang tabungan nikah dan separuh tabungannya. Tapi Adila berjanji pada dirinya setelah ini dia akan membeli saham yang akan naik tahun ini.

Pokoknya dia harus balik modal setelah mengeluarkan begitu banyak uang hari ini.

Setelah menghabiskan waktu cukup lama menandatangani dan mengurus surat surat yang diperlukan Adila akhirnya membawa mobil itu pulang.

Dia mengendarai mobil dengan begitu pelan karena sudah sangat lama menyetir. sepertinya hari ini dia harus mengasah kemampuan menyetirnya kembali.

.

.

.

bersambung

jangan lupa like and vote ya

salam hangat dari author