Kisah ini dilatar belakangi perang dunia shinobi, perebutan kekuasaan untuk menyatakan siapa yang terkuat sehingga banyak nyawa hilang dan membuat anak-anak menjadi yatim piatu. Seorang anak yang menjadi yatim piatu, dijaga dan dibesarkan oleh anjing shinobi milik ayahnya. Setiap anak yang sudah berumur 12 tahun, baginya akan terbuka pintu masuk gua kedamaian dan kekacauan, tempat semua shinobi mendapatkan kekuatan elemen mereka. Ada empat elemen dasar yaitu, api, air, tanah dan angin. Anak itu mendapat elemen legendaris, elemen cahaya yang akan menentukan takdir dunia shinobi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Generic Strive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pelindung
Malam pun tiba. Asyera masih memikirkan apa yang dikatakan ibunya di dalam kamarnya. Ia sulit untuk tidur. Asyera duduk bertinggung di tempat tidurnya dan melihat keluar jendela kamar.
Asyera teringat dengan kekejaman Kevel yang membunuh ayahnya. Ia masih trauma dengan kejadian itu.
Lind "Apakah kamu sebegitu takutnya?" Tiba-tiba muncul di luar jendela kamar Asyera.
Asyera "Kamu mengagetkanku!" Asyera terkejut.
Lind "Kamu fokus saja kepada tugasmu seperti apa yang disampaikan ibu. Tapi untukmu aku yang akan menjadi pelindung seperti yang biasanya kulakukan. Aku sudah lama sekali berlatih untuk menumbangkan orang jahat itu." Sambil mengepalkan tangannya.
Asyera "Lind.... Tapi bagaimana dengan ibu? Jika kita melakukan tugas itu, ibu akan kesusahan"
Lind "Ibu telah memercayakan semuanya kepadamu, itu tandanya ibu sudah siap dengan segala konsekuensi." Sambil menunjukkan ke langit dan bersandar di dinding luar jendela dari Asyera.
Asyera "Aku akan berusaha, tapi aku ingin kamu melindungi ibu, Apakah kamu bisa?"
Lind "Apa maksudmu?"
Asyera "Aku akan menjadi lebih kuat sebelum pertarungan itu tiba, kamu harus membawa ibu pergi ketika itu terjadi. Berjanjilah padaku!"
Lind "Aku tidak bisa menjanjikannya padamu. Perintah ibu adalah prioritas utama yaitu keselamatanmu. Aku juga sangat menyayangi ibu, tapi kita juga harus menghormati keputusan ibu. Tidurlah, kamu harus beristirahat. Kita tidak tahu kapan pertarungan itu akan tiba disini. Namun, kita harus selalu bersiap" Lind pergi.
Asyera "Mengapa ini begitu berat untukku?" Ia menunjukkan kepalanya dan menangis.
Tanpa disadari Asyera melakukannya sampai tertidur.
Suara Misterius "Asyera..... Asyera...." Suara yang sangat lembut memanggil nama Asyera.
Asyera "Tempat apa ini, siapa disana?"
Suara Misterius "Asyera, janganlah bimbang hatimu. Tanpa dirimu perang ini tidak akan pernah berakhir. Tanpa dirimu tidak akan ada kedamaian di dunia ini. Kamu harus menguatkan dirimu. Aku, Kasol akan menuntunmu."
Asyera "Kasol? Dewa?" Ia terkejut. "Apakah beban ini seberat itu?"
Kasol "Beban di punggungmu adalah beban yang menyenangkan, karena akan tercipta kedamaian melalui itu semua. Ingatlah kepada orang-orang yang berkorban bagimu selama ini. Mereka juga mengharapkan kedamaian dunia, sama seperti ibumu. Ia sudah sangat menderita karena kekacauan ini, ia tidak mau itu terjadi ke generasi selanjutnya. Maka kamulah yang menjadi harapannya."
Asyera "Aku akan berusaha agar dunia bisa kembali pulih"
Kasol "Itulah yang diharapkan darimu. Zou akan datang ke tempat ini."
Asyera "Apakah dia akan selamat dalam pertarungan besar di wilayah Timur?"
Kasol "Dia sudah jauh lebih kuat. Kekuatannya sudah semakin besar."
Mimpi Asyera berakhir dan ia pun terbangun di pagi hari.
Lind "Apakah kamu sudah siap?
Asyera "Apa maksudmu, mau kemana kita pagi-pagi begini?"
Lind "Hahahaha" Mengusap kepala Asyera. "Aku akan pergi sebentar, kamu tetaplah disini menunggu dan berlatih."
Asyera "Kemana?"
Lind "Ada tempat yang harus kukunjungi atas perintah ibu. Aku pergi dulu, dah." Ia melambaikan tangan dan langsung pergi
Lind "Aku harus menggunakan teknik teleport sehingga bisa cepat sampai kesana tepat waktu."
Di sisi yang lain di tengah pertarungan perbatasan depan Lombard.
Leo "Apakah semuanya baik-baik saja?" Teriak Leo menanti jawaban
Fortres "Kami tidak apa-apa. Tapi serangan itu sangat dahsyat" Sangat bingung.
Rekiza "Lihatlah di depan"
Mereka semua melihat ke depan dan tercengang. Terdapat perisai yang bersinar di depan mereka.
Zou "Apakah semuanya baik-baik saja?"
Rekiza "Leo, Fortres, Jangan biarkan anak itu mati."
Leo & Fortres "Baiklah"
Fortres "Tapi aku tidak merasakan aliran energi dari depan sana. Apa yang terjadi dengan mereka."
Semua pasukan elit sudah terkapar. Tidak ada seorang pun yang menyaksikan kejadian itu. Tetapi semua pasukan elit milik Kevel sudah dikalahkan.
Zou "Kekuatan yang sangat dahsyat, tapi energiku terkuras sangat banyak. Aku harus pergi ke tempat yang lainnya berada." Zou menjadi lemah dan terjatuh ke tanah"
Rekiza "Bawa dia ke Lombard, Leo periksa mereka semua."
Leo "Baiklah, ayo kita periksa semua musuh"
Zou dibawa ke Lombard untuk diobati.
Fortres "Apakah ada yang istimewa dari anak muda ini?"
Rekiza "Aku pernah menceritakan kepadamu, ketika aku pergi ke Kuil Dewa Mort. Dewa memberi penghilatan bahwa ada seorang yang menggunakan kekuatan cahaya akan datang dan kita harus membantunya."
Fortres "Baiklah, berarti di pundak anak muda ini terdapat harapan seluruh dunia"
Rekiza "Kalau dia sudah sadar, kita akan membawanya ke Kuil Dewa Mort."
Fortres "Baiklah"
Leo "Aku kembali untuk melapor" Leo tiba-tiba datang.
Rekiza "Bagaimana keadaan disana? Apakah mereka semua sudah mati?"
Leo "Ini semua sangat aneh. Tidak ada seorang pun yang mati disana."
Rekiza "Apa maksudmu? Sangat jelas kalau tidak ada seorang pun yang bisa kita rasakan energinya. Kalaupun mereka bisa menyembunyikan tekanan energi pasti tidak pada saat mereka pingsan."
Leo "Kami menahan mereka semua, mereka sudah sadarkan diri. Tapi kamu harus melihat ini"
Rekiza ikut bersama Leo melihat para tahanan.
Rekiza "Mengapa mereka tidak dimasukkann ke penjara?"
Leo "Itulah yang ingin kuperlihatkan. Mereka tidak punya kekuatan, mereka hanyalah Manusia biasa yang tidak memiliki energi melakukan teknik apapun. Mereka hanyalah Manusia biasa."
Rekiza "Tetapi semua juga berasal dari manusia biasa mereka bisa belajar tanpa elemen."
Leo "Itu tidak bisa, jika kamu melihat mereka berlari kepada kami untuk mencoba mengajar kami tadi, kamu akan terkejut. Bahkan anak-anak di Lombard yang baru memulai saja memiliki kekuatan jauh melebihi mereka."
Rekiza "Berarti kekuatan anak itu adalah untuk meniadakan kekuatan kita? Jika begitu, ini akan menjadi sulit. Banyak yang tidak akan menyetujuinya." Sambil berpikir "Leo, jangan perlihatkan mereka kepada orang lain, bawa mereka semua ke ruang tahanan dan jangan ada yang membocorkan ini kepada anak muda itu."
Leo "Baiklah"
Rekiza "Bagaimana keadaan Rocky, Apakah pertarungan ya sudah berakhir?"
Fortres "Kelihatannya belum selesai. Apakah aku harus membawa pasukan kesana?"
Rekiza "Jangan. Kita menunggu disini saja. Prioritas kita adalah anak muda ini. Ini lebih penting daripada satu pertarungan itu. Mereka pasti tidak akan kalah."
Sementara itu, Kevel semakin bertambah kuat. Bahkan tidak ada goresan sedikitpun padanya.
Kevel "Semua yang kalian lakukan tidak ada gunanya. Selama aku mempunyai mata ini, aku tidak akan kalah."
Zagnus "Dia selalu beregenerasi, apa yang harus kita lakukan?"
Kanbutler "Kita harus merebut mata itu bagaimanapun caranya."
Kite "Aku akan merebutnya." Ucap Kite dan mendekat kepada Zagnus dan Kanbutler. "Aku akan merebutnya, mata itu adalah mata dari temanku yang sangat berharga."
Zagnus "Bagaimana caranya kamu merebut itu darinya?"
Kite "Kalian cukup mengalihkan perhatiannya. Serang dari segala arah, aku akan mencari celah dan masuk untuk mengambil mata itu darinya."
Regis "Aku akan membuka jalan untukmu tenang saja, kamu tetap menjadi ekorku."
Kite "Baiklah"
Mereka mulai melaksanakan rencana.
Rocky juga mantap sih, padahal klo diliat dri awal Rocky seperti orang yang hanya peduli diri sendiri. tapi bravo lah dia di eps ini.