Seorang Wanita cantik dan sukses ini hidup dengan sempurna tanpa kekurangan . Sejak ditinggal Ayahnya yang tiba tiba dikabarkan meninggal akibat kecelakan dengan Helikopternya , Gadis ini menjadi Gadis dingin dan keras kepala. Dialah Daniella Belva Chandra. Sosok wanita ini justru menjadi daya tarik untuk seorang pengusaha muda sukses yaitu Elgan Alexander.Belum pernah sekalipun pria ini jatuh hati tapi sekalinya jatuh hati justru dilupakan oleh wanita yang dicintainya. Apakah yang membuat wanita itu melupakannya? Akankah Elgan bisa membuat wanita yang dicintainya itu kembali kepelukannya? Karya ini diterbitkan atas izin Noveltoon Ervy_five , isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya. Tidak mewakili Noveltoon sendiri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ervy_Five, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meeting Perdana
Sudah berulang kali Elgan melirik smartphonenya. Tak kunjung muncul notifikasi yang dia nantikan. Yang ada hanya iklan-iklan yang tak henti memberikan promo belanja.
“ Apa mungkin belum bangun? Tapi ini sudah jam sembilan?” Elgan berbicara sendiri sambil menerka-nerka
“ Apa aku coba telepon saja ya? Tapi kalo dia marah atau kesal gimana? Di reject ga ya? AAARGGHHH” teriak Elgan frustasi sambil menarik-narik rambutnya.
Karena terlalu fokus memikirkan Daniella sampai bubur untuk sarapannya tidak tersentuh padahal sudah dia siapkan dari pagi.
“ Daripada menerka-nerka, apa lebih baik aku datang saja langsung ke mansionnya ? Tapi kalo datang , pasti dia terkejut. Bisa-bisa gue disangka penguntit lagi.”
Begitulah pemikiran Elgan, dalam kondisi tertentu dia tampak menjadi bimbang kalau dihadapkan Daniella. Selalu ada kekhawatiran jika dirinya dijauhi oleh Daniella. Rasa takut kehilangan kadang muncul berlebihan.
Akhirnya Elgan memutuskan untuk menelpon Daniella. Sungguh dia ingin semuanya cepat kembali seperti dahulu.
Akhirnya telepon itu tersambung tetapi masih belum ada jawaban. Elgan mencoba menelepon kembali. Tetap belum diangkat juga.
“Sudah dua kali aku coba tapi masih belum ada jawaban. Lebih baik aku tunggu saja.”batin Elgan.
Elgan kemudian melanjutkan sarapannya sambil memeriksa pekerjaannya melalui tabletnya.
semuanya berjalan dengan baik hingga akhirnya handphone nya berbunyi.
“ Hallo Om.. iya besok kita akan bertemu di kantorku. Sejauh ni semua berjalan sesuai rencana . Hmm Om boleh aku bertanya?” Ucap Elgan.
“ Tentu El, ada apa?”
“ Apa Om berada di mansion Belva ?” Tanya Elgan.
“ Tidak , saat ini Om berada di luar. Kenapa memangnya?”
“ Ahh tidak apa-apa. Doakan saja besok berjalan lancar.” Balas Elgan.
“Kalau butuh sesuatu kabarin Om , Ok ?!” Ucap Om Ben sebelum memutuskan teleponya.
Setelah memtuskan telepon. Tidak lama telepon Elgan berbunyi kembali
“Daniella?” batin Elgan sambil jantungnya dibuat tidak tenang.
“ ehmm ehmmm.. Ya Hallo ..” Kata elgan saat menjawab teleponnya.
“ Hallo,, apakah ini dengan tuan Elgan?” Ucap seorang wanita disana.
“ Betul.. Daniella..”
“ Syukurlah aku pikir orang iseng mengaku-ngaku nomor mu tapi setelah aku tanya ke Om Ben ternyata nomornya sama. Maaf aku tidak menjawab telepon mu barusan. Aku.. baik-baik saja. Untuk semalam, aku sudah tertidur. Jadi,baru membaca pesanmu tadi pagi.” Ucap Daniella panjang lebar.
Elgan tersenyum dibalik telepon-nya. Sedikit memberikan memori mengenai hubungan mereka terdahulu.
“ Tidak apa-apa, memang bagus bukan tidur sebelum pukul sembilan malam. Tidak baik begadang karena menggagu kesehatan kulit wanita.” balas Elgan
“ Anda seperti memahami banyak sekali tentang wanita Tuan?” Balas Daniella sambil tersenyum simpul.
“ Hahaha begitukah? Kalaupun benar, hanya ada satu wanita yang membuat saya ingin selalu memahaminya.” Jawab Elgan dengan penuh arti.
“ …….” Tidak ada jawaban dari Daniella cukup lama.
“ Hallo ?! Daniella? Apa kau masih disana ? Hallo ?!” Ucap Elgan sedikit memastikan keberadaan sambungan teleponnya.
“ Ahh iya .. Baiklah besok meeting perdana kita kan? Hmm..Sampai berjumpa besok Tuan Elgan” Ucap Daniella langsung menutup telepon tanpa menunggu jawaban Elgan
Tuuttt tuuttt tuuttt
“ Hehehe Buru-buru sekali. Sampai berjumpa besok ya kitty. Syukurlah kamu baik-baik saja.” Ucap Elgan sambil memandang wallpaper di handphonenya.
.
.
Keesokan Harinya di kantor Daniella
“Din, sudah siap semuanya ?” Tanya Daniella kepada sekretaris sekaligus asistennya juga.
“ Sudah La, file semuanya sudah lengkap.”
“ Bagus. Kita berangkat sekarang ya biar gak telat. Gak enak kan kalo mereka yang menunggu kita.”
“Oke. Yuk kita cuss” jawab Dina dengan tingkah centilnya.
Mereka berdua melangkah menuju lift. Supir pribadi Daniella sudah menunggu di lobby.
Saat di dalam mobil , kedua wanita itu duduk dibelakang.
“ Pak Damar, Kita menuju Xander Corp ya “ Ucap Dina memberitahu supirnya.
“ Siap Nona Dina” Jawab Pak Damar sopan.
Akhirnya mereka sampai. Untung saja diperjalanan lancar sehingga mereka tidak terlambat. Jika sampai telat sudah pasti citra perusahaan Daniella akan jelek dan dinilai tidak profesional.
Pak Damar membukaan pintu mobil Daniella. Lalu disusul Dina yang berjalan seiringaan dengan Daniella. Sungguh pesona Daniella sangatlah kuat. Seketika semua mata orang-orang yang berada di lobby tertuju padanya. Tidak hanya kaum adam tapi begitupun kaum hawa. Dua wanita cantik dengan pesonanya masing-masing sangat menarik perhatian.
“ Selamat Pagi dan Selamat Datang di Xander Corp.” ucap Receptionis itu dengan ramah dan penuh senyum.
“ Selamat Pagi, Kita sudah membuat janji untuk bertemu dengan Tuan Elgan.” Jawab Dina.
“ Baik Nona Dina dan Nyonya Daniella saya antar menuju ruang Meetingnya.” balas Receptionis itu sambil mempersilahkan mereka jalan.
Daniella melirik Dina sekilas. Lalu dibalas senyuman kecil oleh Dina. Akhirnya mereka bertiga sampai ke lantai yang mereka tuju. Pintu lift terbuka.
Tiiiiingggg
“Mari nyonya Daniella dan Nona Dina” Ucap receptionis itu mempersilahkan mereka keluar lift.
Akhirnya mereka sampai ke ruang Meeting tersebut. Masih kosong. Mereka tidak terlambat. Daniella merasa lega.
“ Nyonya Daniella dan Nona Dina, Maaf Tuan Elgan masih ada jadwal . Mungkin sebentar lagi mereka akan kesini.” Ucap resepsionis tersebut.
“ Tidak apa . Memang aku yang berniat datang lebih awal. Terima kasih banyak ya .” jawab Daniella sopan.
“Sama-sama nyonya. Nona Dina dan Nyonya Daniella ingin pesan minum apa ? Barangkali ada request khusus biar kami siapkan. “ Ucap resepsionis itu.
“ Dia air mineral tidak dingin saja cukup.” jawab Dina.
“Baik, Kami siapkan dulu nyonya dan nona. Saya pamit tinggal dahulu ya. Permisi.” Resepsionis itu berpamitan dengan ramah. Daniella dan Dina membalasnya dengan anggukan sopan dan senyuman.
Setelah resepsonis itu pergi, Daniella tampak berkeliling ruangan tersebut. Karena tidak ada orang makanya dia dengan leluasa berjalan kesana kemari.
“Din, ini pertama kali ya perusahaan kita kerjasama dengan mereka?” Tanya Dina
“hmmm, sebelumnya sudah pernah. Kalau aku periksa berkas sebelumnya saat ayahmu menjabat La. Tapi memang bukan mega proyek seperti ini. Itupun baru sekali dan proyek cabang.” Ucap Dina panjang lebar.
“Hmm iya ya..” jawab Daniella.
Tidak lama pintu berbunyi. Dan seorang OB mengantarkan pesanan minuman mereka.
Setelah itu Daniella dan Dina kembali berdiskusi mengenai proyek ini.
Hingga akhirnya pintu tersebut kembali terbuka dan menampilkan sosok dua pria yang tampan dan berkarisma.
“Selamat Pagi, maaf sudah menunggu lama ya.” Ucap Elgan dengan senyuman dan tatapan mautnya. Elgan melangkah mendekati Daniella dan mengulurkan tangan-nya.
Tak mau jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya. Kali ini , Daniella dengan sangat dipaksakan, membuatnya agar tidak terlalu terhipnotis. Sedari awal Dia sudah mempersiapkan diri. Ternyata benar saja penampilan Elgan selalu mempesona.
“ Sama sekali tidak Tuan Elgan, kami memang datang lebih awal saja.” Jawab Daniella sopan dan membalas uluran tangan Elgan.
Kemudian mereka menuju meja meeting untuk memulai membahas kerjasama ini.
“ Din. Tolong disiapkan presentasinya ya.”
Daniella sambil membuka laptopnya. Namun, yang diajak bicara tak kunjung menjawab bahkan duduk pun tidak. Daniella menoleh ke sebelah kursinya masih kosong dan begitu melihat ke belakang. Daniella membelalak. Dina diam layaknya patung menatap Mark. Sedangkan yang ditatap dari tadi melambaikan tangannya ke wajahnya Dina.
“Astagaa !!! Bikin malu saja!” Batin Daniella sambil mengusap kasar wajahnya.
-Bersambung-