NovelToon NovelToon
Moonlight After Sunset: Black Magic

Moonlight After Sunset: Black Magic

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Balas Dendam / Epik Petualangan / Akademi Sihir
Popularitas:224
Nilai: 5
Nama Author: Riana Syarif

Buku kedua dari Moonlight After Sunset, bercerita tentang Senja, seorang gadis yang terlilit takdir membingungkan. Untuk mengetahui rahasia takdir yang mengikatnya, Senja harus membuang identitas lamanya sebagai Bulan dan mulai menjalani petualangan baru di hidupnya sebagai putri utama Duke Ari. Dalam series ini, Senja aka Bulan akan berpetualang melawan sihir hitam sembari mencari tahu identitas aslinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riana Syarif, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Luka dan Ego

"Jika kelemahan adalah masalah mu, maka jadikan itu sebagai kekuatan yang membuat mu terlihat unik."

****

Paviliun selatan adalah area milik Permaisuri Kerajaan Green. Di sana terbangun sebuah kastil mewah berwarna biru muda seperti air laut yang melambangkan citra Permaisuri yang sesungguhnya.

Disisi timur adalah area milik Raja Green, di sana terdapat kastil Raja yang megah yang tidak kalah jauh dari milik Permaisuri. Kedua kastil di batasi oleh sebuah taman yang memisahkan antara area Raja dan Permaisuri.

Sedangkan area Selir Utama berada di bagian utara. Sama halnya dengan Permaisuri, area utara juga memiliki kastil yang berwarna hijau zamrud, warna itu sangat sesuai dengan warna mata Selir Utama yang juga secerah batu zamrud.

Untuk bagian barat adalah milik Selir kedua yaitu ibu dari Putri Mahkota Haley. Namun karena Haley tewas pada usia muda, sehingga kastil di area barat menjadi kosong. Selir kedua memilih untuk mengasingkan diri ke wilayahnya sebagai penebusan dosa.

Sedangkan untuk bagian tengahnya, diisi oleh gedung besar yang digunakan untuk keperluan politik Kerajaan. Seperti gedung konvensi, gedung aula pusat, gedung rapat dan gedung kantor, serta gedung perpustakaan.

Sedangkan Lucas tinggal di area selatan dibagian sisi kanan kastil. Bagian itu adalah miliknya dan kekuasaannya, hanya otoritasnya saja yang berlaku di sana. Sedangkan bagian kirinya adalah milik Luna.

Di bagian kanan terdapat pula kastil kecil yang tidak sebesar kastil Permaisuri, namun tidak pula sekecil Mansion milik para bangsawan lainnya. Kastil itu memiliki warna hitam yang tidak dimiliki oleh kastil manapun di sana.

Kastil itu juga dikelilingi oleh air sungai yang menjadi benteng pertahanannya. Tidak banyak orang yang bisa mengakses kastil tersebut karena lokasinya yang sangat berbahaya untuk didatangi.

Banyak hewan buas seperti harimau dan singa yang menjaga hampir di seluruh area kastil, ada juga elang yang besarnya setinggi anak usia lima tahun yang mengawasi di seluruh bagian kastil tersebut. Kastil itu hanya dipisahkan dengan taman di bagian kirinya dan hutan di bagian kanannya.

Taman di bagian kiri adalah taman yang langsung mengarah pada Kastil Permaisuri, sedangkan hutan di bagian kanan langsung mengarah pada danau yang memisahkan wilayah Putra Mahkota dengan kastil Selir kedua.

Dan karena Selir kedua memutuskan untuk menjalani pengasingan, sehingga kastil bagian barat kini resmi menjadi milik Putra Mahkota. Sama halnya dengan kastil hitam, kastil Selir kedua juga sulit untuk dimasuki.

Area itu juga dikelilingi oleh hewan magic milik Lucas dan bawahannya. Mereka bisa bebas bergerak kemana pun asalkan tidak keluar dari zona kepemilikan Lucas.

****

Kediaman Permaisuri

Setelah kejadian Haley, Permaisuri sangat menyesal tentang apa yang terjadi pada Selir kedua. Karena kesedihannya yang panjang, Selir kedua akhirnya memutuskan untuk hengkang dari istana dan memilih untuk tinggal di wilayahnya.

Permaisuri terus saja menghela napasnya saat memikirkan kondisi adiknya yang telah pergi meninggalkan nya, hal ini juga membuatnya sulit tidur dan masih memikirkan tentang kejahatan Selir Utama yang sama sekali tidak merasa bersalah dengan kejadian itu.

"Putra ku, bagiamana kondisi kastil Selir kedua?"

Lucas yang baru saja selesai latihan pedang langsung di panggil ke kastil permaisuri untuk ditanyakan hal-hal seperti ini. Pada dasarnya, ini bukan sekali atau dua kali saja ibunya melakukan hal itu, ini sudah kesekian kalinya ibunya melakukan hal tersebut.

"Sama seperti biasa Bu," balas Lucas yang masih sedih dengan kondisi mental ibunya.

Tidak hanya ibunya, bahkan adik kesayangannya pun mengalami hal yang sama. Sejak kejadian waktu itu, Luna jarang sekali keluar kamar. Ia hanya keluar saat Cavil, sahabat Lucas membawa adiknya kesini untuk bermain.

"Andai saja aku bisa lebih cepat," gumam Lucas yang menyesali keterlambatannya. Jika boleh jujur, Lucas memiliki kekuatan spesial yang mampu melihat kondisi seseorang melalui matanya.

Namun karena Lucas sangat sibuk dengan urusannya, ia jadi lebih banyak menghabiskan waktu sendirian dibandingkan dengan bersama keluarganya yang lain.

Kekuatan spesial Lucas diketahui saat usianya masih menginjak tiga tahun. Saat itu, ketika ia dan adik kecilnya sedang melakukan pesta teh bersama Permaisuri. Ia secara sengaja menendang meja yang terlihat baik-baik saja.

Permaisuri yang melihat Lucas bertingkah nakal, langsung menginterogasinya. Saat itu Lucas menceritakan apa yang ia lihat dan apa yang dibawa oleh pelayan mereka adalah hal yang menjijikan.

Lucas melihat gumpalan asap hitam keluar dari makanan dan minuman mereka. Asap hitam itu tidak banyak namun warnanya sangat pekat. Lucas yang merasa aneh dengan hal itu, langsung membuangnya dengan kasar.

Anehnya, setelah diselidiki ternyata makanan itu sudah diracuni. Racun itu tidak banyak dan juga tidak berbau, sehingga makanan yang terkena akan terlihat baik-baik saja.

Meski begitu, jika racun itu masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan mengalami gangguan ilusi yang hebat. Selain itu, racun itu juga menggangu saraf yang berfungsi untuk menahan ketakutan. Ketika saraf itu di ganggu, maka yang terjadi adalah depresi berat yang akan membuat seseorang menjadi gila apabila terus mengkonsumsinya.

Karena masalah ini, Permaisuri meminta Lucas untuk merahasiakan kekuatan spesialnya. Permaisuri takut jika berita ini bisa menjadi bumerang bagi Lucas sendiri dimasa depan nantinya. Namun jika digunakan dengan tepat, maka kekuatan ini akan menjadi kartu yang sangat bagus untuk mengalahkan musuhnya.

"Hah."

Lucas hanya bisa menghela napas berat saat kekuatannya menjadi sia-sia. Jika saja ia bisa mengatakan kebenarannya, maka saat ini mungkin saja Selir Jina akan menerima ganjarannya.

Setelah selesai mengobrol dengan ibunya, Lucas memutuskan untuk mengunjungi kastil adiknya. Di sana Lucas bisa melihat wajah pucat Luna yang sedang memandang lurus ke arah taman.

Luna terlihat cukup sedih dengan pandangan yang kosong. Ia menatap taman yang dihiasi oleh bunga anggrek kesukaan Haley. Tanpa sadar, Luna meneteskan air matanya. Ia sudah menahan rasa sakitnya cukup lama, rasa sakit yang tidak bisa ia keluarkan bebas hanya karena posisinya sebagai seorang putri.

Posisi yang membuatnya harus tetap tenang dan tanpa emosi, di dalam kondisi apapun. Namun tetap saja, Luna bukanlah robot, ia manusia yang memiliki perasaan yang kuat, bagaimana bisa ia tidak menangis jika kondisinya seburuk ini.

Lucas yang mengetahui dengan betul kondisi adiknya itu, merasa sangat sedih dan kecewa pada dirinya sendiri. Ia perlahan mendekati adiknya, dengan senyum palsunya ia memanggil Luna.

Sudah dua panggilan, namun Luna masih belum bergerak dari posisinya. Lucas tahu beban mental yang dihadapi Luna sangat berat, terlebih lagi dirinya sendirilah yang menyaksikan semua pembunuhan itu.

"Luna, are you okay?"

Lagi dan lagi, Luna hanya diam. Ia tidak merespon ataupun menjawab panggilan Lucas.

"Luna," lirih Lucas sambil menghela napas panjang dengan kondisi adiknya yang terlihat menyedihkan.

Lucas yang tidak tahan dengan keadaan adiknya itu, memutuskan untuk menyentuh lembut kepalanya. Dengan refleks Luna membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa pemilik tangan ini.

Wajah Luna tampak memerah dengan hidung yang lecet sana-sini. Ia benar-benar terlihat menyedihkan saat ini. Matanya memerah dengan lingkaran hitam di sepanjang garis bola matanya. Bibirnya sayu dengan bercak merah di sudutnya karena kulit yang kering.

"Hah."

Lucas mengelus pelan kepala adiknya itu. Ia mengelus dengan lembut agar adiknya tidak merasa sakit. Dalam hatinya, Lucas sangat kesal. Ia ingin sekali melayangkan tinjunya pada Pangeran Kelima dan juga saudari kembarnya itu.

"Bedebah sialan itu, lihat saja nanti."

Lucas memaksakan senyum lembutnya pada Luna. Ia tidak ingin Luna menyadari emosionalnya yang ingin menghancurkan kedua saudara kembar itu.

Luna yang merasa kehangatan dari Lucas mulai terlihat melunak. Tanpa sadar matanya mulai berkaca-kaca kembali. Lucas yang sadar akan hal itu, lalu memeluk erat tubuh Luna. Dalam pelunakan hangat itu, Luna memecahkan tangisnya. Membuka seluruh luka yang selama ini ia simpan.

"Huhuhu..., kakak...!!"

Lucas kembali memenangkan Luna, ia mengelus pelan kepala dan pundak Luna. Menopang dan menjaganya agar tidak menjadi gila. Sebagai seorang kakak, sudah tugasnya menjadi penopang kesedihan adiknya itu.

Namun di balik itu semua, tidak ada yang tahu jika Lucas juga memendam dendam. Tangannya terkepal erat seiring perihnya tangisan Luna. Ia memantapkan hatinya untuk membalaskan dendam adik dan juga kakaknya.

Lucas akan memberikan saudara kembar itu hukuman yang pantas mereka dapatkan sebagai balasan dari perbuatan mereka selama ini. Ia akan membuat mereka mengemis untuk kematian mereka sendiri nantinya.

Begitulah rencana balas dendam Lucas terbentuk. Ia tidak pernah ragu ataupun mundur dari rencananya itu.

"Akan aku pastikan kalian membayar ini semua."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!