Catherine Zevanya Robert Wilson. Gadis dengan sejuta pesona, kecantikan, kekayaan, dan kekuasaan yang membuatnya menjadi idola semua orang.
Gadis yang memiliki hidup sempurna penuh dengan cinta, tapi dibalik kesempurnaan ada luka besar di dalam hatinya. Gadis yang dielu-elukan kecantikannya itu memiliki kisah cinta yang hancur, kesetiaannya dinodai oleh pengkhianatan kekasih dan sahabatnya.
Catherine memiliki sisi misterius yang pemikirannya tidak bisa dijangkau orang lain. Bukan Catherine namanya jika dia diam saja menerima takdir kejam seperti itu, tanpa mengotori tangannya ia akan menghancurkan para pengkhianat.
Untuk menyembuhkan luka hatinya, Catherine memilih kembali ke tempat kelahirannya guna memulai hidup baru. Lalu, apakah Catherine akan memiliki kisah cinta baru?
"Balas dendam terbaik adalah dengan melihat kehancuranmu."
"Jangan jatuh cinta padaku, itu menyakitkan."
"Catherine, sepertinya aku tertarik padamu."
"Aku siap menunggu kamu jatuh cinta padaku."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nameila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Karma
HOT NEWS!!!
["Good Morning Rovers!! Ada berita heboh untuk kalian semua!
Monica Fernanda Mahasiswa Ekonomi kena DO kampus! 2 Dayangnya juga kena guys!!
Usut punya usut nihh ternyata Monica and the genk habis bully Adiknya Kak Deon!! Gila gak tuh! Dan faktanya Dia emang udah sering dapet surat peringatan berkali-kali loh guys tapi gak ada kapoknya! Mimin sampai heran..
Kalian jangan seperti itu ya guys, hiduplah damai dan selalu bahagia!!"]
Robert University dihebohkan dengan berita tentang Monica yang bully Catherine.
Mereka menganggap Monica terkena nasib sial karena salah sasaran. Tidak ada yang berani mengganggu The Wilson tapi dia dengan bodohnya membully Catherine.
Semua orang menertawakan nasib Monica, mereka menganggap dua memang pantas di DO. Kelakuannya memang membuat resah semua orang.
Ting!
Ting!
Ting!
Ponsel semua mahasiswa mendapatkan pesan dari nomor tak dikenal. Pesan itu berisi link dalam sebuah portal berita.
"Verena Group mengalami kebangkrutan, tidak lama lagi perusaan furniture tersebut gulung tikar karena ditinggalkan investornya satu persatu."
"Berita terkini! Klinik kecantikan Fernanda Beauty ditutup paksa karena menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya disetiap produknya."
"Fredi Fernanda CEO sekaligus pemilik Verena Group terjerat kasus korupsi hingga merugikan para investor."
"Rena Dania istri Fredi Fernanda ditahan karena terjerat kasus penipuan."
"Putri Tunggal Fredi Fernanda berinisial M F dituntut karena terlibat skandal perselingkuhan dengan seorang pejabat."
Semua mahasiswa terkejut mendapatkan berita panas tersebut, mereka lega akhirnya Monica sudah DO. Jika tidak maka nama kampus mereka akan terseret juga karena berita skandal tersebut.
"Wow!!! The Wilson Karma real guys!!!"
"Siapa suruh dia macam-macam sama keturunan The Wilson. Kena batunya kan sekarang!!!"
"Gila! Monica selingkuhan pejabat ternyata!"
"Ini mah satu keluarga problematik semua!"
"Untung udah di DO."
"Pantes aja Monica problematik! Orang keluarganya sama aja!"
"Darah emang lebih kental guys."
"Rasain tuh Monica, sukanya bikin onar ternyata selingkuhan. Mana ngejar-ngejar Kak Deon terus! Untung kak Deon gak mempan sama godaan setan."
"Kasihan Adiknya Kak Deon, dia gak salah apa-apa malah dibully."
"Adiknya Kak Deon siapa sih? Gue gak lihat kemarin."
"Kalo gak salah namanya Catherine! Cantik uy orangnya."
"Sekarang kampus kita jadi aman dan damai dong gak ada Monica sama para dayangnya lagi."
"Bener banget!!!! Sumpek rasanya kalau ada Monica and the genk."
...----------------...
Seorang pria menyesap kopi dengan tenang. Matanya fokus pada laptop di hadapannya, bibir pria itu tersenyum miring membaca satu persatu portal berita.
"Sudah ku bilang, siapa pun yang mengganggu keturunan The Wilson akan menerima akibatnya."
"Selamat menikmati kehidupan di neraka Fernanda." Ucapnya sinis.
"Lakukan langkah terakhir." Leo mengalihkan tatapannya, memberikan perintah pada anak buahnya.
Pria tersebut menganggukkan kepalanya, ia memberikan hormat lalu pergi menjalankan tugas yang diberikan Leo.
Leo menghembuskan nafasnya, ia merindukan Adik kesayangannya Catherine. Ia ingin cepat-cepat pulang ke Indonesia bertemu dengannya.
Leo merogoh ponsel disaku, ia mencari nomor telepon lalu melakukan panggilan. Setelah beberapa saat panggilan itupun tersambung.
"Hallo." Suara lembut yang Leo rindukan.
"Princess..." Ucap Leo.
Di seberang sana Catherine yang masih mengantuk pun membulatkan matanya ketika mendengar suara Leo.
Ia mengecek kembali ponselnya untuk melihat nama si penelpon. Catherine bangkit dari tidurnya, ia duduk di kasur dengan kaki menyilang.
"Abang!!!!!" Ucap Catherine semangat.
Terdengar suara tawa Leo ditelepon. "Iya Princess ini Abang. Kamu baru bangun? Apa aku mengganggu tidurmu?"
"Enggak kok, aku udah mau bangun tadi. Terus kebetulan Abang telfon." Kilah Catherine.
"Catherine sayang, gimana keadaan kamu sekarang? Masih ada yang sakit?"
"Catherine baik-baik saja Abang. Kemarin udah diobati Mommy. Memarnya juga udah lumayan pudar." Jelasnya dengan melihat kedua lututnya.
"Kamu gak usah berangkat kuliah dulu ya Sayang. Istirahat di rumah aja."
Catherine mengerucutkan bibirnya. "Abang. aku gapapa, masa baru awal kuliah udah bolos sih."
"Yaudah yaudah Abang gak bisa larang kamu emang."
Catherine terkekeh kecil mendengar Abangnya yang mengalah, tidak ada yang bisa menolak permintaannya.
"Kamu berangkat jam berapa Princess?" Tanya Leo.
Catherine menengok ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul delapan pagi.
"Jam sembilan Abang, sekarang baru jam dela-PAN?! aku kesiangan!" Teriaknya heboh di ponsel.
Leo sedikit menjauhkan ponselnya dari telinga saat mendengar teriakan Catherine, pasti sekarang adiknya sedang kalang kabut.
"Abang Catherine tutup ya telfonnya. aku mau mandi." Ucapnya dengan gugup.
Leo terkekeh gemas. "Iya Princess. Jangan kelamaan mandinya."
"Iya Abang, udah dulu yaaa."
Sambungan telepon terputus, Leo menggelengkan kepalanya gemas. Adiknya tidak berubah, selalu menggemaskan.
Pasti semalam dia begadang terus kesiangan sekarang. Ah Leo jadi tambah merindukan Adik kesayangannya.
...----------------...
"Oke Catherine tenang, masih ada 35 menit lagi sebelum kuliah dimulai."
Catherine menatap pantulan wajahnya di cermin, hari ini ia menguncir rambut hitamnya, dengan beberapa anak rambut menjuntai diantara kedua pelipisnya membuat tampilannya menjadi lebih cantik. Kuncir kuda yang lumayan tinggi memperlihatkan leher jenjangnya.
Satu kata untuk Catherine. "Perfect!!"
Catherine memoleskan liptint pada bibirnya, kemudian menyemprotkan parfum dibeberapa titik tubuhnya. Ia menghirup aroma parfum yang menguar.
"Saatnya berangkat!!"
Tok tok tok!
Catherine menoleh, ia berjalan membukakan pintu kamar. Di sana ada Deon yang tersenyum menatapnya.
"Abang?" Ucap Catherine.
Deon menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia menatap Catherine ragu-ragu. "Princess... Itu..."
Catherine menaikkan sebelah alisnya, menatap Deon dengan bingung. "Kenapa Abang?"
Jari tangan Deon saling bertautan. "Mau berangkat bareng Abang lagi gak?" Ucapnya sambil menunduk.
Catherine tersenyum tipis, sepertinya Deon masih merasa tidak enak padanya karena kejadian kemarin. Makanya dia agak ragu mengajaknya berangkat bersama.
Catherine mendekati Deon, ia menggandeng lengan sang Kakak. "Aku mau berangkat sama Abang!"
Deon menoleh pada Catherine yang sekarang sejajar dengannya, ia tersenyum cerah. Deon berpikir mungkin adiknya akan menolak ajakannya, tapi diluar dugaannya.
"Ayok berangkat sekarang!" Ucap Deon antusias.
Catherine tertawa mendengar suara Deon yang antusias. "Abang, kita ke ruang makan dulu ya ambil Sandwich. aku belum sarapan." Ucapnya dengan nyengir kuda.
Deon menatap Catherine, ia tersenyum kemudian membuka tas yang dibawanya. Ia mengambil kotak makan dan menyerahkannya pada sang adik.
"Abang udah bawain makanan buat kamu, aku tahu kamu belum sarapan."
Catherine menerima kotak bekal itu dengan senyuman lebar, Deon memang yang pengertian. "Makasih Abang!!!"
Deon mengusap lembut rambut Catherine, "Kamu sarapan di mobil ya. Kita langsung berangkat."
"Mommy sama Daddy udah pergi tadi, katanya mereka ada rapat." Jelas Deon.
"Ayo Abang!"
Catherine dan Deon pergi meninggalkan kamar, mereka menuju garasi mobil.
Sesampainya di garasi, Catherine melihat supirnya sedang memanaskan mobil milik Deon.
"Selamat pagi Pak Seno!!" Sapa Catherine pada salah satu supir pribadi keluarganya.
"Selamat pagi Nona Muda, Tuan Muda." Ucap Pak Seno
"Sudah siap pak?" Tanya Deon.
"Mobil sudah saya panaskan Tuan Muda, sudah siap digunakan." Jelas Pak Seno.
"Terimakasih Pak." Ucap Deon.
"Terimakasih Pak Seno, Catherine sama Abang berangkat dulu yaa." Ucapnya.
"Hati-hati Tuan Muda, Nona Muda."
Catherine dan Deon mengangguk, ia masuk ke dalam mobil setelah membukakan pintu untuk adiknya.
"Sudah siap Princess?" Ucap Deon menatap Adiknya.
Catherine mengangguk dengan semangat, "Let's go!!!"
...----------------...
Mobil milik Deon memasuki pelataran kampus, semua atensi mahasiswa mengarah pada mobilnya.
Catherine melihat banyak Mahasiswa yang menatap ke arah mobil Deon. Dia menghembuskan nafasnya, menormalkan detak jantungnya.
Setelah kejadian kemarin pasti sudah banyak yang tahu jika dia Adiknya Deon. "Catherine tenangkan dirimu." Batinnya.
Deon menoleh ke arah Catherine, ia melihat raut wajah adiknya yang cemas. Dia menepuk pundak adiknya menenangkan. "Are you okay Princess?"
"Catherine baik-baik aja." Jawabnya.
"Kita turun sekarang?" Tanya Deon.
"Ayok Bang." Jawab Catherine.
Deon turun dari mobil, ia mengitari mobil dan membukakan pintu untuk Catherine. Ketika ia membuka pintu semua mata tertuju padanya.
Kaki jenjang Catherine mulai terlihat, ia turun dari mobil. Dia menatap ke sekitar, banyak pasang mata yang menatap Kakak beradik itu.
"Itu Adik Deon? Sumpah?!!"
"Cakep banget mereka, duh gue iri!!"
"Catherine Zevanya?! OMG jadi dia Adiknya Deon."
"Catherine cantik banget ternyata."
"Silau gue lihat mereka, cahaya kesempurnaan langsung nembus ke mata!"
"Pantes Monica jadi kesetanan pas tau Catherine bareng Deon, orang cantik gini!!"
Deon menggandeng tangan adiknya lembut seolah menenangkan. Catherine tersenyum, ia merasa baik-baik saja sekarang.
"SELAMAT PAGI CATHERINE CANTIK!!" Sapa Erick dari jauh.
"Jangan teriak bego! Pengang kuping gue!" Gaga memukul kepala Erick.
"Jahat banget Lo sama gue Ga!" Ucap Erick dengan dramatis.
"Eneg gue lihat wajah Lo. Jauh-jauh!!" Usir Gaga pada Erick.
Erick menatap Gaga dengan raut wajah cemberut, ia memiting kepalanya dengan kesal.
"Sial! Lepasin bego!" Teriak Gaga.
"Lo ikut sama gue, kita harus menyapa Dedek Catherine cantik!" Erick menyeret Gaga sepanjang jalan.
Catherine tertawa pelan melihat kedua teman Abangnya yang ada saja tingkahnya. "Abang kok bisa temenan sama mereka?"
Deon mengedikkan bahunya. "Abang nyesel. Pengen aku buang tuh dua curut."
"Jangan gitu Abang." Tawa Catherine.
"Duh meleleh hati Erick lihat senyuman manis Catherine." Ucapnya menatap kagum.
Gaga memutar bola matanya malas. "Lo kalo mau gombal lepasin dulu kek tangan Lo dari kepala gue."
"Oh! Sorry gue lupa." Ucapnya dengan nada mengejek.
Mood pagi Catherine sudah kembali lagi sekarang setelah melihat tingkah konyol kedua teman Deon.
"Catherine tambah cantik aja. Gimana kabarnya hari ini?" Ucap Erick.
"Catherine baik-baik saja Kak." Jawab Catherine.
"Uluh Alus banget suaranya." Ucap Erick.
Deon menatap jengah Erick, dia sudah lelah mendengar temannya yang selalu menggoda Adiknya.
"Diem." Ucap Deon menatap datar Erick.
"Ck gitu amat sama temen, gue tuh ngomong apa adanya." Erick melirik sinis Deon.
Erick pun terdiam. Ia mundur ke belakang berdiri di sampingnya Gaga yang menertawakannya sekarang. Ia menatap sebal temannya yang tidak membela dirinya.
"Apa Lo lihat-lihat!" Ucap Gaga.
Erick mendengus kesal, ia membuang mukanya menatap Catherine lagi. "Mending lihat bidadari aja." Lirihnya.
Deon menoleh ke arah Catherine. "Abang antar ke kelas ya."
Catherine hanya mengangguk, kemudian mereka berjalan bersama menuju kelasnya. Tidak ada lagi tatapan menyeramkan dari orang-orang untuknya seperti kemarin. Karena mereka sudah tau identitas aslinya sekarang.
Catherine telah sampai didepan kelasnya, ia menatap Deon. "Abang Rine masuk dulu ya."
Deon mengelus puncak kepala Catherine dengan lembut. "Belajar yang rajin Princess."
Catherine mengangguk patuh. "Iya Abang!!"
Erick melambaikan tangannya. "Sampai jumpa lagi Catherine cantik!!"
Catherine membalas lambaian tangan Erick. "Sampai jumpa lagi Kak!"
Erick tersenyum senang, ia bahkan ingin memeluk Catherine sekarang. Tapi harapannya pupus karena tangannya sudah ditarik Gaga menjauh.
Catherine menatap pintu kelasnya, ia menghembuskan nafasnya. Kemudian masuk ke dalam kelas.
"Catherine!! Gue kira Lo dosen tahu gak!"
"Ah Catherine ngagetin aja!"
Catherine mengerjap, ia tersenyum kikuk. Ia sudah takut mendapatkan pandangan berbeda dari teman-temannya karena kejadian kemarin, ternyata dugaannya salah.
Teman sekelas Catherine tidak berubah, mereka tetap bersikap biasa saja. Dan ia suka dengan itu.
"Maaf ya." Ucap Catherine tidak enak.
"Gapapa. Sini duduk Cath!" Ajak Denada.
Catherine mengangguk, ia berjalan mendekat menuju bangku kosong yang ada di samping Denada.
"Gue kira Lo gak berangkat tadi." Ucap Denada.
Catherine nyengir lucu. "Aku kesiangan tadi, gara-gara semalam begadang."
Denada menatap Catherine jengah. "Jangan kebanyakan begadang Cath! Gak baik buat kesehatan. Pasti semalem Lo nonton film kan?!!"
Catherine cemberut, lama-lama Denada seperti Rania yang suka mengomelinya ketika ketahuan begadang. Sepertinya ia harus diam-diam kalau nonton film biar tidak kenal omel.
"Iya, gak lagi deh." Ucap Catherine.
Denada mengangguk puas. "Oke gue percaya."
Catherine merasa ada yang memperhatikan dirinya, ia pun menoleh kesamping. Di sana Jordan menatapnya.
Catherine mengerjapkan matanya memastikan, matanya membulat ketika mengingat sesuatu. Pantas saja dia merasa ada yang kurang.
Catherine balik menatap Jordan, ia tersenyum canggung. Ia bangkit dari duduknya melangkah mendekati bangku Jordan.
"Ehmm Jordan! Ituu..."
"Maaf ya kemarin aku pulang duluan jadi gak sempet nganterin kamu daftar ke club musik deh. Maaf ya."
Jordan memang sudah mendengar insiden yang menimpa Catherine kemarin, jadi dia bisa memaklumi.
Jordan sebenarnya merasa khawatir dengan keadaan Catherine, tapi setelah melihat dia yang bisa tertawa lagi ia merasa lebih tenang sekarang.
"Gapapa Cath, gue paham."
"Kamu udah daftar kemarin?" Tanya Catherine
Jordan menggeleng. "Belum." Jawabnya.
Catherine terdiam sejenak, ia menatap Jordan ragu. "Nanti aku temenin buat daftar gimana? sebagai ganti yang kemarin. Boleh gak?"
"Boleh. Nanti ke sana pulang kuliah ya." Senang Jordan.
"Aku balik ke bangku dulu kalo gitu." Ucap Catherine.
"Duh masa iya gue suka sama Catherine?" Batinnya.
Jordan menatap ke arah Catherine yang sedang tertawa bersama temannya. Jordan tersenyum tipis melihat itu, jantungnya berdebar.
"Cantik!" Lirih Jordan.
Jordan tersentak ketika matanya tak sengaja bertatapan dengannya, Jordan membeku saat Catherine tersenyum padanya. Wajahnya memanas, ia yakin telinganya sudah merah sekarang.
Jordan langsung mengalihkan tatapannya, ia menelungkupkan kepalanya untuk menyembunyikan wajahnya.
"Sial! Gue bener-bener jatuh cinta sama Catherine!" Batin Jordan.
...----------------...