NovelToon NovelToon
Pasutri Bobrok

Pasutri Bobrok

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Nikahmuda / Dikelilingi wanita cantik / Tunangan Sejak Bayi / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Rrnsnti

Cegil? itulah sebutan yang pantas untuk Chilla yang sering mengejar-ngejar Raja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rrnsnti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bukan Cegil lagi

Pagi-pagi sekali, Chilla memasuki gerbang sekolah dengan langkah ringan dan hati yang berbunga-bunga. Udara pagi yang masih segar menambah semangatnya, seolah dunia sedang berpihak padanya. Hari ini, segalanya terasa berbeda.

Jika dulu orang-orang menyebutnya sebagai "cewek gila" karena kegigihannya mengejar Raja, sekarang sebutan itu harus diubah. "Istri gila Raja" lebih cocok, pikirnya sambil tersenyum geli. Apakah ada yang bisa membayangkan bahwa akhirnya ia berhasil mendapatkan Raja, meskipun dalam keadaan yang mungkin sulit diterima oleh banyak orang? Biarlah. Bagi Chilla, yang terpenting adalah bahwa impiannya telah menjadi kenyataan.

Langkah kakinya semakin cepat saat ia memasuki area kelas 12. Beberapa siswa sudah mulai berdatangan, duduk di bangku mereka, sibuk dengan obrolan pagi atau sekadar mengulang pelajaran sebelum jam pertama dimulai. Chilla tidak terlalu peduli dengan mereka. Matanya langsung mencari satu sosok yang selalu bisa membuatnya nyaman di sekolah—Peti.

Peti, sahabatnya sejak SMP, sudah duduk di bangkunya sambil membaca buku. Gadis berkacamata itu selalu terlihat tenang dan cerdas, menjadi tempat Chilla berbagi cerita dan rahasia. Namun, kali ini ada satu rahasia besar yang bahkan Peti pun belum tahu.

Chilla menghampiri meja Peti dan langsung menjatuhkan tasnya di bangku sebelahnya. "Selamat pagi, sahabatku yang paling pintar dan paling beruntung karena punya temen secantik aku!" ucapnya dengan suara ceria.

Peti melirik Chilla dari balik bukunya dan mendesah. "Pagi, Ratu Drama. Tumben banget lo keliatan happy pagi-pagi gini. Biasanya kan lo ngeluh dulu sebelum masuk kelas."

Chilla terkikik. "Gimana nggak happy? Hari ini adalah hari bersejarah dalam hidup gue! "

Peti menutup bukunya dan memandang Chilla dengan tatapan penasaran. "Hah? Bersejarah gimana? Lo menang undian jalan-jalan ke Eropa? Atau akhirnya lo sadar kalau Raja nggak akan pernah suka sama lo?"

Chilla pura-pura memasang ekspresi terkejut dan langsung menepuk bahu Peti pelan. "Astaga, Peti! Mulut lo tuh ya, nggak ada saringannya! Tapi tenang aja, kali ini kabar baik."

Peti menautkan alis. "Kabar baik apaan?"

Chilla menggigit bibirnya, hampir tidak bisa menahan kegembiraan yang meledak-ledak dalam dirinya. Ia ingin sekali memberitahu Peti, ingin melihat bagaimana sahabatnya bereaksi terhadap berita luar biasa ini. Namun, ia sadar bahwa kabar ini bukan sesuatu yang bisa diumbar begitu saja.

"Rahasia dulu, deh. Tapi nanti kalau waktunya tepat, gue bakal cerita sama lo," katanya akhirnya.

Peti menatapnya curiga. "Lo aneh banget, sumpah. Biasanya lo nggak bisa diem kalau ada hal seru. Ini pasti sesuatu yang gede banget, kan?"

Chilla hanya tersenyum misterius. "Yang jelas, gue nggak akan jadi cewek gila lagi. Sekarang, gue punya titel baru."

Peti makin bingung. "Titel apa?"

Chilla tertawa pelan sambil mengeluarkan buku dari tasnya. "Nanti juga lo bakal tau, Peti. Sabar aja."

Peti mendesah dan akhirnya kembali membaca bukunya, meskipun sesekali ia masih melirik Chilla dengan rasa penasaran. Sementara itu, Chilla hanya bisa tersenyum sendiri, menikmati rahasianya yang masih tersimpan rapi.

Raja memasuki kelas bersama kedua temannya yaitu Regastama Adhiyaksa atau kerap di panggil Regas dan Gustian Brawijaya yang sering dipanggil Tian.

Chilla masih terus tersenyum sendiri, sesekali melirik ke arah Raja yang duduk tak jauh darinya. Peti yang duduk di sampingnya hanya bisa menghela napas, sudah biasa melihat sahabatnya seperti ini. Seisi kelas pun sudah tahu kalau Chilla menyukai Raja, meskipun Raja sendiri tampaknya tidak terlalu peduli.

Saat guru Bahasa Indonesia sedang menjelaskan materi tentang teks eksposisi, Chilla mulai beraksi. Ia mengambil selembar kertas dan menuliskan sesuatu, lalu melipatnya kecil-kecil sebelum diam-diam menyelipkannya di atas meja Raja.

Raja yang sedang fokus membaca materi tiba-tiba menemukan secarik kertas di mejanya. Ia melirik sekilas, lalu membuka lipatannya dengan ekspresi datar.

Hai suamiku, kenapa diam aja? Aku di sini loh~

Raja menghela napas, lalu tanpa ekspresi meremas kertas itu dan membuangnya ke dalam laci meja. Chilla yang melihat reaksi itu malah semakin bersemangat. Ia menahan tawa kecil, lalu menyenggol Peti.

"Lihat deh, dia malu-malu," bisiknya sambil terkikik.

Peti menatapnya tak percaya. "Dia bukan malu, Chilla. Dia emang nggak peduli."

"Nggak mungkin! Dia pasti nahan diri di depan semua orang," balas Chilla santai.

Beberapa teman sekelas yang mendengar percakapan mereka ikut tertawa kecil. Mereka semua tahu bagaimana Chilla selalu berusaha menarik perhatian Raja, tapi lelaki itu tetap bersikap dingin.

Saat guru selesai menjelaskan, ia memberi tugas kepada seluruh siswa untuk menulis sebuah teks eksposisi tentang topik pilihan mereka sendiri. Kelas pun menjadi lebih tenang, hanya suara kertas yang berdesir dan goresan pensil yang terdengar.

Chilla, yang biasanya kesulitan fokus, kali ini tetap sibuk menulis. Namun, bukan tugas yang ia kerjakan, melainkan sebuah pesan lain untuk Raja. Kali ini, ia menulis lebih panjang.

Raja, ayo dong senyum dikit. Masa suami aku jutek banget? Hehe. Kita pulang bareng nanti ya?

Ia menyelipkan kertas itu ke sisi meja Raja, berharap kali ini lelaki itu akan memberikan respons. Namun, Raja hanya menatap sekilas, lalu menaruh kertas itu di bawah buku tanpa membacanya. Chilla mengerucutkan bibirnya, tapi tetap tak menyerah.

"Gue nggak ngerti, Chilla. Lo itu naksir berat, tapi dia nggak pernah nunjukin ketertarikan balik. Lo nggak capek?" tanya seorang teman mereka, Mila, dengan nada bercanda.

Chilla tersenyum lebar. "Cinta itu butuh perjuangan, Mil. Gue yakin suatu hari nanti dia bakal luluh."

Mila dan beberapa teman lain hanya menggeleng-geleng sambil tertawa kecil. Sementara itu, Raja masih tetap fokus pada bukunya, seolah semua perhatian yang diarahkan padanya tidak berarti apa-apa.

Sesi tugas masih berlangsung, dan guru mulai berkeliling memeriksa pekerjaan siswa. Chilla mulai menulis tugasnya dengan malas-malasan, pikirannya tetap tidak bisa lepas dari Raja. Ia lalu mencoret-coret di bukunya, menggambar nama mereka berdua dengan hati di sekelilingnya.

Peti melirik ke arah coretan itu dan menepuk jidat. "Chilla, plis. Fokus!"

Chilla terkikik pelan. "Dikit lagi, dikit lagi."

Guru akhirnya sampai ke meja Raja, melihat catatannya, lalu mengangguk puas. "Bagus, Raja. Seperti biasa, tulisanmu jelas dan sistematis."

Chilla yang mendengar pujian itu merasa tersaingi. "Bu, coba lihat punya saya!" katanya bersemangat.

Guru pun mengambil buku Chilla dan membacanya sekilas. Namun, ekspresinya langsung berubah. "Chilla, ini bukan teks eksposisi. Ini lebih mirip surat cinta."

Seluruh kelas tertawa. Chilla sendiri ikut tertawa, tidak merasa malu sama sekali. "Maaf, Bu. Tadi saya keasyikan menulis sesuatu yang lebih penting. Saya revisi sekarang, deh."

Guru hanya bisa menggelengkan kepala. "Ayo, fokus. Waktunya tidak banyak lagi."

Chilla mulai menulis ulang, kali ini berusaha lebih serius. Namun, matanya tetap sesekali mencuri pandang ke arah Raja. Lelaki itu masih tetap dengan wajah datarnya, seakan tak terusik oleh apapun yang dilakukan Chilla.

Ketika tugas hampir selesai, Regas salah satu sahabat Raja menoleh ke belakang dan berbisik pada Raja. "Bro, Chilla nggak ada matinya, ya."

Raja hanya mengangkat bahu. "Biarin aja."

Mendengar itu, Chilla makin semangat. Ia tersenyum puas, yakin bahwa suatu hari nanti, meskipun Raja sekarang tetap cuek, hatinya pasti bisa ia rebut juga.

1
Kelinciiiii
bersyukur ja
Ciaa
ayo lanjut seru juga ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!