NovelToon NovelToon
Rahasia Bos Muda

Rahasia Bos Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mengubah Takdir
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: elinazy

Naya terjebak ke dalam situasi yang rumit bersama dengan bos muda yakni Gavin. Mereka difitnah telah melakukan perbuatan zina hingga membuatnya harus berusaha keras membuktikan kebenaran yang sebenarnya. Apalagi mereka berdua tidak saling mencintai dan enggan menikah karena paksaan. Perjuangan kedua nya menjadi lebih sulit akibat karakter yang berbeda 180 derajat.
Akankah mereka berhasil keluar dari masalah tersebut atau justru harus pasrah menerima pernikahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elinazy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Viral

Zidan mengangkat ibunya ke kasur depan televisi. Mila memberikan minyak angin agar bu Nilam segera sadar.

"Kenapa ibuk saya bisa pingsan?" Tanya Zidan kepada tetangga nya.

"Dia melihat ini"

Deg.. Mata Zidan melotot tidak percaya menatap layar ponsel yang terdapat berita tentang adiknya. Harapan akan masa depan cerah yang dimiliki Naya seolah hilang seketika. Ia pusing dengan keadaan yang sulit sekarang ini. Disaat harusnya menikmati kebahagiaan karena mendapatkan rezeki, justru harus dihadapkan oleh persoalan adiknya.

"Kok bisa sih Naya seganas itu?"

"Iya buk, padahal selama ini dia jarang kelihatan"

"Alasan nya sih sibuk COD sana sini, dia kan olshopan"

"COD sama laki laki mungkin, ups"

Telinga Zidan panas mendengar ocehan para tetangga nya yang menghina Naya. Mila berusaha menenangkan Zidan agar tidak tersulut emosi. Jika harus berhadapan dengan tetangga nya sendiri itu bisa menjadi resiko yang besar.

"Buk, bangun buk. Sadarlah buk" Ujar Mila sambil memberikan minyak angin di hidung mertua nya.

"Biarin aja Mil daripada nanti mertua mu sadar malah tambah sedih lihat kelakuan anak nya yang katanya masih gadis" Ledek seorang tetangga.

"Tolong jaga bicara nya, saya mohon kalian semua keluar!" Zidan tidak bisa lagi menahan amarah nya. Para tetangga datang bukan untuk bersimpati tetapi malah menjadikan nya sebagai bahan olokan.

"Adik dan kakak sama aja, gak punya etika sopan santun. Pantes aja hidup nya melarat, ati ati kualat" Sahut tetangga yang lainnya.

"Ayok kita pergi aja"

"Iya daripada nanti jadi makanan nya mereka"

Para tetangga berhamburan keluar lalu diikuti oleh Zidan yang langsung mengunci pintu rumah. Ia menjadi sangat kesal kepada Naya yang dengan mudahnya menghancurkan reputasi keluarga. Belum lagi harus menghadapi keluarga besar yang akan membuat nya semakin pusing.

"Gimana nih mas, ibuk belum sadar juga" Ujar Mila khawatir.

"Udah biarin aja, nanti juga bangun sendiri" Zidan duduk di sebuah kursi kayu. Tanggung jawab yang selama ini dipikul sebagai kepala keluarga seolah tidak ada gunanya. Ia merasa gagal dalam mendidik adik perempuan satu satu nya.

"Sabar mas, kita lewati ujian ini bersama. Kamu jangan memikul beban seorang diri" Mila mengelus bahu suami nya mencoba menenangkan.

"Gak Mil, biar aku yang selesaikan masalah ini. Kamu dan ibuk cukup diam di rumah. Nanti kalau ada keluarga yang datang, gak perlu dibukain pintu" Zidan berdiri masuk ke dalam kamar untuk mengemasi beberapa baju.

"Mas mau kemana?"

"Nyusul Naya, aku gak bisa biarin masalah ini berlarut larut"

"Tunggu sampai ibuk sadarkan diri dulu, baru kamu pergi mas"

"Nanti malah ibuk pingin ikut, pastiin dia tenang di rumah. Bilang kalau semuanya bakal aku selesaikan" Zidan pergi membawa motor nya menuju keberadaan Naya. Ia mengetahui alamat tempat adiknya bekerja melalui berita yang beredar.

"Naya, putri ibuk" Ujar bu Nilam lirih saat mulai membuka matanya.

"Diminum dulu buk teh anget nya" Mila menyodorkan secangkir teh yang langsung diminum oleh bu Nilam.

"Adik ipar mu Mil, tadi ada tetangga yang..."

"Tenang buk, Jangan kemakan sama berita. Ibuk tahu kan kalau jaman sekarang itu banyak hoax"

"Tapi ibuk lihat foto Naya lagi..." Bu Nilam menutup mulut dengan tangan nya karena tidak sanggup melanjutkan perkataan itu. Air mata mengalir tanpa bisa ditahan. Terasa sakit di bagian dada saat teringat foto yang dilihat nya tadi.

"Jangan terlalu dipikirkan buk, palingan foto itu cuman editan. Sekarang mas Zidan pergi nyusulin Naya untuk cari tahu kebenaran nya. Mila percaya kalau Naya gak akan ngelakuin perbuatan keji itu" Mila harus mengatakan hal yang berlawanan arah dengan pikiran nya. Siapapun bisa berbuat sesuatu yang tidak baik, termasuk adik ipar nya yang ia percayai.

"Beneran Mil? Naya gak mungkin berbuat seperti itu kan? Iya, ibuk percaya sama dia. Dasar bodoh, bodoh banget kemakan sama berita viral" Bu Nilam mengolok dirinya sendiri.

Mila sedikit merasa tenang karena untuk sementara, kondisi bu Nilam baik baik saja. Ia mengatakan semua yang diperintahkan oleh Zidan kepada mertua nya dan langsung dituruti.

***

"Bi Lastri, semalam Bos Gavin gak pulang ya?" Tanya Naya saat Bi Lastri sedang sibuk menyapu halaman depan.

"Gak, ini gara gara kamu perempuan gak tahu diri! Bisa bisanya godain den Gavin sampai jadi viral kaya gini. Malu dilihat tetangga yang dari tadi lewat ngelirik saya dengan tatapan sinis" Balas bi Lastri kasar.

"Punya mulut itu dijaga! Kalau gak tahu kejadian yang sebenarnya mending gak usah ngomong!" Bentak Naya kesal.

"Kamu tuh kebiasaan, udah salah masih aja berani ngelak"

Naya berkacak pinggang dengan nafas berat karena kesal. Ia terus menatap bi Lastri penuh amarah.

"Kenapa diam? Gak bisa ngelak lagi?" Bi Lastri tersenyum.

"Aduh bi Lastri, jangan dekat dekat sama perempuan itu. Nanti ketularan penyakit nya" Ujar seorang tetangga yang lewat.

"Oh iya buk, habis dari warung ya?" Balas bi Lastri.

Naya berjalan masuk ke dalam rumah karena malu. Perasaan nya campur aduk melihat orang orang di

sekeliling dengan mudah mengfitnah dirinya. Ia mencoba menghubungi Gavin karena hanya dialah yang bisa menyelesaikan masalah ini.

"Tolong aku Gavin, aku gak bisa sendirian di rumah ini, aku takut diserang sama orang lain, aku mau bareng sama kamu Gav" Ujar Naya sambil menangis.

"Udah ngoceh nya? Buat apa kamu nangis hah?! Nangis gak bisa nyelesaiin masalah. Bisa diam gak? Aku lagi berusaha"

"I-iya tapi aku mau ikut kamu aja, aku gak bisa sendirian"

"Ck, kan ada bi Lastri. Kamu bisa ajak ngobrol dia"

"Aku aja dihina sama dia. Pokoknya jemput aku sekarang atau..."

"Atau apa?"

"Aku mau gantung diri disini"

"Jangan gila, bentar lagi aku pulang"

Naya senang karena ancaman nya berhasil membuat Gavin luluh. Ia bersiap siap didepan cermin dengan memakai Make up agar tidak kusam.

"Ehem, mau kemana nih? Si Bos lagi gak ada malah mau kelayapan" Ujar bi Lastri didepan pintu.

Naya hanya diam tidak membalas pertanyaan nya. Bi Lastri yang kesal menghampiri untuk merebut lipstik yang mau dipakai dari tangan Naya.

"Apaan sih bi, ganggu aja!" Seru Naya.

"Lagian siapa suruh gak jawab pertanyaan saya. Kamu pikir saya hantu?"

Naya merebut lipstik nya kembali dan segera dikenakan. Ia memilih untuk tetap diam daripada urusan nya jadi panjang sama bi Lastri. Setelah selesai berdandan, ia keluar menunggu Gavin di halaman depan.

Bi Lastri semakin dibuat kesal dengan tingkah Naya yang seakan tidak memiliki rasa jera. Malahan nongkrong di depan rumah dengan tampilan modis seperti mangkal cari laki laki saja.

"Gavin" Naya memeluk sosok bertubuh tinggi dan kekar itu. Rasa nyaman mulai tumbuh disaat dirinya membutuhkan orang sebagai tempat perlindungan.

"Lepas" Gavin mendorong tubuh Naya hingga terjatuh. Ia berjalan memasuki rumah.

"Mau kemana? Bukannya kita mau pergi ya?" Tanya Naya sambil mengangkat tubuh nya sendiri tanpa bantuan Gavin.

"Tunggu aja di mobil"

Naya langsung menuruti perintah Gavin untuk masuk ke dalam mobil. Ia tidak memikirkan perilaku kasar yang dilakukan oleh nya karena yang terpenting sekarang adalah harus selalu bersama dengan Gavin agar terlindungi.

Baru menunggu selama 15 menit, Gavin keluar rumah dengan pakaian yang sudah ganti. Rupanya ia menyempatkan waktu untuk mandi sebentar. Bi Lastri mengikuti nya dari belakang dan melempar tatapan jutek ke arah Naya.

"Aku perlu bawa baju ganti gak?" Tanya Naya saat Gavin memasuki mobil nya.

Tanpa menjawab, Gavin melajukan mobil hingga sampai ke suatu tempat.

"Terminal bis? Mau apa Gavin datang kesini?" Batin Naya.

"Tunggu dong" Naya menyusul Gavin yang sudah keluar terlebih dahulu. Ia berjalan mengikuti dengan menggandeng tangan bos nya.

Sampai ketika mereka berhenti di depan warung, Naya terkejut melihat Zidan yang berada di warung itu.

1
konyonyod an-club
Luar biasa
∆ri/ᐠ。_。ᐟ\
Pas baca endingnya, kerasa kayak kehilangan teman baik. Pokoknya cinta banget sama cerita ini!
elinazy: makasih banget udah baca, ditunggu kelanjutan nya ya luv❤
total 1 replies
Laqueno Sebaña
Kebayang terus!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!