Bau bangkai menyengat selalu datang setiap mau maghrib sampai nanti menjelang isya, Kadang bayangan merah juga melintasi jendela. Lita terpaksa menyewa tempat yang paling ujung karena harga nya yang murah dan ukuran rumah ini lumayan besar, Namun rasa takut Lita berkurang ketika ada seorang pria bernama Sam juga menghuni rumah ini di bagian atas.
Yang membuat Lita merasa aneh, Sam datang nya selalu sore setiap mau maghrib.
Siapa Sam sebenar nya?
Kenapa Sam mau tinggal bersama Lita?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7. Kuntilanak rambut putih
Karena hari sudah siang sehingga Lita pun bangun untuk mandi membersihkan diri, Memang bagian belakang terasa sangat seram walau pun siang hari. Matahari menerobos masuk lewat celah dinding yang berlubang, Lita penasaran dengan di belakang sana ada apa saja. Maka Lita pun membuka pintu yang paling belakang, Betapa kaget nya Lita karena bagian sini banyak nampan bekas sesajen yang sudah mengering. Ini pasti perbuatan nya Bu Melati selaku orang yang punya rumah, Wajar saja para setan senang berkumpul di sini, Karena jiwa mereka seolah malah di panggil dengan sesajen yang pasti nya di beri mantra juga, Sebenar nya Lita sudah cukup berpengalaman dengan hal mistis.
Karena di kampung dia sudah banyak memiliki urusan dengan setan, Dan sekarang malah bergaul dengan setan lagi, Apa tidak semakin menyala mental nya Lita. Di bagian ujung sana ada pohon singkong yang seperti nya memang sengaja di tanami oleh orang lain, Lita berjalan keluar dengan hati hati karena takut bila sampai kaki nya tidak sengaja dan menendang sesajen itu, Memang rasa nya sangat lah menyeramkan. Bangunan yang tempat para kost gadis juga tampak dari sini, Lita berjalan kearah sana dan hanya menemukan sesajen saja. Mungkin seminggu sekali Bu Melati meletak kan sesajen di sini, Karena nampan kayu sangat banyak jumlah nya.
"Ada sumur juga di sini, Mungkin bila air mati maka mereka mengambil di sini." Gumam Lita melongok kedalam sumur yang sangat dalam itu.
Takut bila semakin jauh dan malah nanti nya melanggar sesuatu yang jadi pantangan di kost sini, Lita pun kembali kerumah nya. Menunggu lamaran kerja nya di panggil, Tapi langkah Lita tertahan karena ada suara yang memanggil nya.
"Lagi jalan jalan ya, Mbak?" Tanya gadis berambut panjang.
"Eh iya, Kamu juga ya?" Lita berbalik sambil tersenyum.
"Kenapa kok cepat mau kembali lagi?" Tanya gadis itu bersandar pada dinding sumur.
"Mau masak, Lapar belum sarapan." Lita tak ingin menjawab seperti apa yang ia pikirkan.
"Oh, Mbak yang tinggal di rumah ujung ya?" Gadis ini tampak ramah.
"Iya, Kalau kamu kost di sini juga?" Tanya Lita merasa nyaman dengan teman ngobrol nya.
"Rumah ku memang di sini." Jawab gadis berambut panjang.
"Nama mu Lita! Kamu siapa?" Lita mengulurkan tangan nya.
"Mawar."
Gadis cantik itu menyebut kan nama nya dan menyambut uluran tangan Lita, Tangan nya terasa sangat dingin ketika bersalaman dengan Lita. Lita baru sadar kalau wajah gadis ini mirip dengan Bu Melati pemilik kost sini, Pasti gadis ini masih kerabat nya, Atau bisa jadi adalah anak nua sendiri, Namun Lita tidak mau bertanya sampai sana.
"Aku pulang dulu ya, Mawar." Lita memanggil nama nya langsung karena gadis ini terlihat seumuran dengan nya.
"Hati hati saat di rumah, Jangan mengusik yang bukan menjadi urusan mu." Pesan Mawar.
Lita hanya mengangguk dan segera pergi dari sana, Dia masuk tanpa menoleh lagi kebelakang. Melihat ponsel nya siapa tahu saja ada kabar tentang lamaran kerja nya, Karena belum juga ada kabar itu. Lita membereskan rumah agar terlihat lebih cerah, Membersihkan dari bagian dapur dan juga membersihkan bagian tengah. Siapa tahu kalau bersih maka hantu itu akan pergi, lagi pula rasa nya akan lebih nyaman bila rumah terlihat bersih. Nanti Lita juga akan membersihkan bagian luar, Walau hanya berjarak satu meter dari pintu sudah ada kuburan di sana.
Andai saja harga nya tidak murah, Mungkin Lita tak akan mau mengambil kost ini. Maka nya rumah ini lama kosong karena tak ada yang berani mau menghuni nya, Bu Melati juga tak mau menebang pohon yang sudah mati dan mengering itu. Sudah lah banyak kuburan, Malah bertambah juga dengan pohon yang sudah kering dengan ranting nya sangat banyak, Lita malah membayangkan kalau para sstan bergelantungan di sana saat malam hari.
🌺🌺🌺🌺
Diva melangkah dengan santai walau sekarang sudah pukul sepuluh malam, Tadi dia habis main sehingga sampai pulang sampai malam. Gadis ini memang termasuk pemberani karena tak percaya dengan yang nama nya hantu, Seperti biasa keadaan kost sangat lah sepi. Jangan kan jam sepuluh malam seperti sekarang, Jam tujuh saja sudah tak ada lagi orang keluar dari kost.
"Apa sih kalian semua, Tinggal jalan gini doang kok pada penakut." Rutuk Diva sambil berjalan santai karena motor nya di pinjam oleh teman nya.
Pohon mangga itu sebenar nya terlihat menyeramkan bila di lihat orang lain, Apa lagi akar akar yang menjuntai panjang seolah seperti rambut kuntilanak, Diva sama sekali tidak peduli dan malah bernyanyi kecil.
Pluuuk.
Tiba tiba saja ada batu yang hingga di kepala nya, Diva menggeram karena merasa ini pasti ulah anak anak yang ingin menakuti diri nya. Malahan gadis ini berhenti tepat di bawah pohon mangga sambil berkacak pinggang, Mata nya menatap kesana kemari mencari orang yang sudah bermain main dengan nya.
"Keluar kau anjing! Kau pikir aku takut dengan ulah kalian." Teriak Diva sangat kesal.
Sama sekali tidak ada sahutan, Hanya angin yang menggoyang kan akar menjuntai itu. Diva mengambil batu yang agak besar dan melempar kan nya di pohon mangga itu, Sambil mulut nya mengumpat kasar.
"Berani kau mengusik ku lagi, Akan ku tebang pohon ini! Apa kau, Kuntilanak yang di takuti oleh orang orang sini? Jangan menguji ku kau kuntilanak sialan." Maki Diva.
Setelah puas mengumpat di pohon mangga itu, Diva bergegas masuk kedalam bangunan dan menaiki tangga menuju kamat nya yang di lantai tiga, Namun dia merasa seperti ada langkah yang mengikuti nya. Diva menoleh untuk memastikan apa kah ada orang yang menjahili nya, Tapi sama sekali tidak ada apa apa.
Wuuush.
Sekelebat angin menerpa Diva yang tadi sempat tercenung, Dia agak mempercepat langkah nya menuju kamar. Baru sekarang dia merasakan merinding, Namun sesuatu yang sangat kuat malah mencekal kaki nya yang sedang menapak tangga.
"Aaaakh!"
Diva menjerit karena tangan kurus kering berwarna hitam lah yang memegang kaki nya dengan erat, Lita sudah berusaha menarik kaki nya agar terlepas. Namun tidak bisa karena cengkeraman itu sangat kuat, Malah sekarang kepala dengan rambut putih beruban muncul dari pinggiran tangga.
"Ikut akuuuu...
"Jangan! Tolong, Siapa pun toloooong akuuu." Pekik Diva sangat ketakutan.
Namun terlambat karena kuntilanak rambut putih itu menyentak kaki Diva sehingga membuat nya terlempar kelantai bawah, Tubuh nya menghantam lantai sangat keras dan kepala nya pecah seketika, Tulang nya juga patah semua.