Seorang wanita cantik membawa setangkai bunga mawar merah. Sepulang dari bekerja menyempatkan diri untuk membeli bunga, sebagai hiasan di kamarnya.
Namun, melihat seorang pria selesai membelikan bunga dan masuk kedalam mobil.
Bunga di tangannya itu, langsung jatuh ke aspal dan di tabrak orang-orang lewat. calon suaminya itu, tengah bersama dengan seorang wanita yang dikenalnya.
Bunga yang sudah hancur, seperti hatinya saat ini.Akan tetapi,dia mengambil bunga sudah tidak layak lagi. Langkah kakinya terus berjalan menempuh hujan, bercampur dengan air matanya.
Mampukah melupakan semuanya itu? Apakah dia bisa menyimpan semuanya, menganggap tidak melihat apapun?Yuk kepoin ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.7
Kebetulan sekali,kedua kakaknya Romi datang kerumah ibunya untuk merayakan syukuran. Dimana salah satu kakaknya Romi, sudah melahirkan seorang anak.
"Romi!Romi!". Kakak pertamanya yang baru datang dari supermarket, langsung mencari adiknya itu.
"Citra,ada apa?". Tanya bu Dwi, mendekati anak sulungnya.
"Kak Citra, kenapa datang-datang langsung teriak-teriak gak jelas?". Tanya Lala-anak ke-dua bu Dwi.
"Mana Romi,bu,La?Aku ingin bertanya kepadanya itu,apa benar hubungan dia dan Mawar berakhir?". Kata Citra, membuat bu Dwi dan Lala melonjak terkejut mendengarnya.
"Apa! Mana mungkin Citra, hubungan mereka berakhir. Ibu, tidak percaya sepenuhnya dengan omongan mu". Bu Dwi, menggeleng pelan.
"Iya,kak.Mana mungkin juga,Romi menyia-nyiakan Mawar yang sempurna bagiku". Lala, tersenyum kecil.
"Aku belanja di supermarket mencari-cari bahan bikin kue buat acara syukuran anakmu,La. Kebetulan sekali, Mawar yang menjaganya dan aku mengajaknya juga. Tapi, Mawar menolak karena hubungan mereka sudah putus. Tau apa masalahnya? Romi, selingkuh dengan wanita lain!". Ucap Citra,sejak dulu suka dengan Mawar dan mendukung hubungan mereka.
"Apa! Romi, selingkuh?". Pekik bu Dwi, terduduk lemas.
"Astaga! Romi! Romi!". Giliran Lala, memanggil adik bungsunya itu.
Romi, menatap ke arah langit-langit kamarnya. Mendengar pintu kamar di gedor-gedor dari luar,dia beranjak pergi dan membukakan pintu.
"Aduuhh... Apa-apaan ini,mbak? Pelan-pelan dong, mbak. Nanti jatuh kita berdua,terus terguling-guling sampai bawah". Kata Romi, telinganya sudah di jewer kakaknya itu.
Tak hanya itu,Romi di seret kakaknya-Citra sampai ke ruang tamu.
"Ada apa,kak? Main jewer aja,kaya anak kecil". Kata Romi, lumayan sakit karena kakaknya.
"Jawab pertanyaan ibu, Romi! Apa benar hubungan kamu dan Mawar sudah putus? Jawab!". Teriak bu Dwi, menatap tajam ke arah anaknya.
"Terus,apa benar kamu selingkuh? Mawar,yang memergoki kamu di kafe!". Sambung Citra, ikut-ikutan.
Gawat ini,kalau ketahuan siapa selingkuhan aku. Pasti ibu sama kakakku marah karena tidak terima mendapatkan wanita jauh lebih baik Mawar.Batin Romi, mengangguk pelan.
"Romi!Romi!Apa kurangnya, Mawar? Ibu, sampai pangling melihatnya mempunyai kesempurnaan. Sudah cantik, mandiri,pintar,punya rumah sendiri,baik. Pokoknya banyak lagi,masih kamu sia-siakan wanita seperti itu? Ibu, sampai keheranan dengan sikap mu ini. Sekarang siapa selingkuhan kamu itu,Romi?". Tanya Bu Dwi, menyentuh tangan anaknya.
"Katakan Romi,kalau benar kamu selingkuh dengan wanita lain. Aku harap nih,kamu mendapatkan wanita segala-galanya di atas Mawar. Jangan sampai sifatnya kaya Sinta, sepupunya Mawar penuh kekurangan!". Sambung Citra, tau tentang Sinta siapa.
"Benar, amit-amit kalau sama Sinta! Sudah tidak punya tinggal juga, benalu lagi". Lala, bergidik geli jadinya.
"Iya,ibu tidak setuju kalau wanitanya seperti Sinta". Kata bu Dwi, menggeleng kepalanya.
Sudah aku duga ini, ibu gak bakalan setuju dengan hubungan antara aku dan Sinta. Apa yang dikatakan kakak ku, memang benar juga. Aku kenapa jadi nyesal sih, setelah kehilangan Mawar dan sadar dia wanita sempurna. Mawar,gak bakalan mau balikan lagi. Mendingan aku cari target baru,jauh segala-galanya.Batin Romi,mengusap wajahnya dengan kasar. "Iya,aku memang selingkuh dengan wanita lain. Tapi,bukan berarti sama Sinta. Nantilah aku memperkenalkan dia, sekarang waktunya belum aman".
"Syukurlah,kalau bukan wanita itu. Ibu, bakalan malu bertemu dengan Mawar. Semoga saja,Mawar tidak marah sama ibu". Kata bu Dwi,merasa kehilangan calon menantu yang baik.
"Aku sudah mengundang Mawar, semoga bisa datang acara syukuran Jum'at nanti. Kamu ini, bisa-bisanya selingkuh dengan wanita lain". Kata Citra,mendelik tajam ke arah adiknya.
"Sebenarnya aku cuman bosan dengan Mawar,iseng mau selingkuh jangan sampai ketahuan. Eee..Malah ketahuan deh,mana kehilangan Mawar juga". Romi, terduduk lemas di sofa.
"Usahakan dong, bujuk dia dan luluhkan hatinya. Siapa tahu, Mawar mau balikan sama kamu". Kata Lala, membuat adiknya tercengang mendengar.
Gimana caranya aku membujuk, Mawar? Sedangkan aku masih berhubungan dengan Sinta, sepupunya dan jelas tidak mau luluh. Kecuali,aku memutuskan hubungan dengan Sinta lebih dulu.Batin Romi, memijit pelipisnya.
*******************************************
Malam harinya,Mawar tengah menguping pembicaraan bibi dan anak-anaknya. Langkah berhenti,mau keluar mencari makanan. Sudah lama sekali, tidak makan bakso di tempat langganannya.
"Kamu kenapa sih,bisa jatuh dari motor? Mana motornya masuk bengkel lagi, pasti mengeluarkan biaya!". Sinta, memarahi adiknya.
"Yah... Namanya juga musibah,kak.300 ribu doang, perhitungan banget sama adiknya". Bastian, memasukkan uang ke sakunya.
"Kalau di jalan itu,jangan ngebut pake motornya dan beruntung kamu tidak kenapa-kenapa. Kasian kakakmu,sudah payah cari uang dan kamu menyia-nyiakannya. Mawar, tidak mau ngasih uang kepada ibu dan tidak bisa membantu kakakmu. Biasanya nih,ada sisanya dari uang bulanan. Sekarang tidak ada lagi, boro-boro uang bulanan beli garam pake uang kakakmu. Mawar itu, benar-benar nyebelin!". Kata bi Leha,makan malam penuh dengan drama.
Oh...Sisa uang bulanan ku biasanya masuk kedalam kantong,bukan beli keperluan lainnya. Benar-benar keterlaluan bibi,suka berbohong kepada ku ini.Batin Mawar, mengepalkan tangannya. Bodo amat dengan mereka,lalu pergi meninggalkan rumah.
Hanya beberapa menit saja, Mawar sudah sampai di tempat bakso langganannya. Tempat duduk penuh sekali, matanya tertuju di sebelah pria yang tengah menikmati bakso. Mau tidak mau, Mawar duduk di sebelahnya
Deg!
"Maaf,boleh duduk di sini?". Tanya Mawar,meminta izin lebih dulu.
"Hmmm... Silahkan, mbak". Jawab pria itu, sedikit menggeser posisi duduknya.
"Bang Jasper". Mawar, terkejut rupanya pria ini adalah Jasper.
"Oh...Kamu! Duduklah,kirain siapa?". Jasper, menggeleng pelan.
Jantungnya Mawar, berdegup kencang ketika duduk dekatnya. Dia menjadi salah tingkah, menunggu pesanannya tak kunjung datang mungkin antrian panjang.
"Su-suka bakso juga,bang?". Tanya Mawar,membuka percakapan mereka.
Jasper, tiba-tiba menoleh ke arahnya langsung. "Kebetulan suka aja, biasanya gak". Jawabnya.
"Ee..Bisa begitu,bang? Aneh jadinya,hehehe...!". Mawar, tersenyum baksonya sudah datang.Tidak lupa memotret bakso dan sengaja membuat status.
Aku pastikan bi Leha dan anak-anaknya kejang-kejang. Aku makan bakso di luar, sedangkan mereka makan telor kocok dan nasi. Sesekali deh, aku menguji kesabaran mereka.Batin Mawar, tersenyum kecil.
"Untuk apa kamu makanan foto-foto begitu? Apa lagi di buat status WhatsApp, seharusnya tidak bagus dan tidak ada berfaedah". Jasper, menyunggingkan senyumnya.
"Yah...Aku biasanya tidak begini,tapi mau gimana lagi? Aku cuman mau memberikan pelajaran kepada seseorang,bang. Jangan salah paham dong, semuanya aku privasi cuman seseorang yang dituju gak". Kekehnya Mawar, tersenyum sumringah.
"Oh...Aku pergi dulu". Jasper, beranjak berdiri dari duduknya dan berjalan menuju ke penjual bakso. "Sama punya wanita itu,berapa bayarannya?".
Mawar, tidak tahu sama sekali kalau baksonya sudah di bayar. Jasper, tersenyum kecil meninggalkan tempat tersebut.
