Tidak ingin menikah dengan pria yang usianya hampir dua kali lipat dengan usianya, Lisnawati atau gadis yang akrab di sapa Lilis memilih melarikan diri dari kampung halamannya. dan siapa sangka di saat tengah melarikan diri ke kota ia justru tertabrak mobil yang dikendarai oleh seorang pemuda kota yang tengah patah hati akibat ditinggal menikah oleh sang kekasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam pengantin.
Kurang dari empat puluh menit kemudian Lilis keluar dari kamar mandi dengan sebuah bathrobe yang membalut tubuh polosnya. Ia berusaha bersikap seakan tidak terjadi apa-apa sebelumnya.
"Mas nggak mau mandi???." tanya Lilis memecah keheningan.
"Mau, kalau di mandiin sama kamu."
"Haaaahhhhh?????." susah payah Lilis berusaha bersikap biasa saja tapi ucapan Shaka justru kembali mengingatkan Lilis pada kejadian yang terjadi diantara mereka beberapa saat yang lalu, hingga gadis itu menganga dibuatnya.
"Mas hanya bercanda." Sambil berlalu Shaka menyentuh dagu Lilis dengan telunjuknya. Pria itu membawa senyuman di bibirnya hingga ke kamar mandi.
Lilis memutar lehernya memandangi tubuh Shaka sampai menghilang di balik pintu kamar mandi. "Kalau mas Shaka terus bersikap seperti ini, sepertinya sebentar lagi aku akan menyandang status mantan perawan." gumam Lilis, di susul dengan hembusan napas bebas di udara.
Perhatian Lilis teralihkan di saat ponsel Shaka menimbulkan suara getaran, pertanda seseorang diseberang sana tengah melakukan panggilan. satu kali, dua kali hingga tiga kali panggilan, sampai layar ponsel tersebut berubah menghitam pertanda panggilan berakhir, Lilis tetap pada pendiriannya untuk tidak kepo. Tetapi di saat ke empat kalinya benda pipih tersebut menimbulkan suara getaran, alam bawah sadarnya membawa langkah Lilis mendekat ke arah nakas di mana ponsel Shaka tengah berada.
Dari jarak yang cukup dekat, Lilis dapat menyaksikan dengan jelas nama mantan kekasih suaminya tersebut tertera di layar ponsel Shaka. "Lestari..." gumam Lilis saat membaca nama pemanggil di ponsel suaminya. "Ternyata mas Shaka masih menyimpan nomor ponsel mantan kekasihnya itu." kali ini Lilis hanya bergumam dalam hati.
"ceklek." suara pintu kamar mandi terbuka mengalihkan atensi Lilis ke sumber suara, dan ponsel milik Shaka masih saja bergetar.
"Siapa yang telepon???." tanya Shaka yang baru saja melangkah keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.
"Lestari." Jawab Lilis apa adanya.
"Mau apa dia telepon?? Terus, kenapa nggak di angkat???."
"Nggak enak, itukan privasi nya mas Shaka." jawaban Lilis berhasil menciptakan kerutan halus di kening Shaka. "Privasi???." ulang pria itu seraya melanjutkan langkah mendekat ke arah berdirinya sang istri. "Di dalam hubungan suami-istri tidak ada yang namanya privasi. Apapun yang menyangkut kehidupan suami, istri berhak tau dan begitu pun sebaliknya." ujar Shaka dihadapan lilis, sebelum sesaat kemudian mengulurkan tangannya untuk meraih ponselnya yang layarnya telah berubah hitam.
Shaka memeriksa benda pipih tersebut dan betapa terkejutnya Shaka melihat begitu banyak panggilan tak terjawab dari mantan kekasihnya, Tari. tanpa banyak berkomentar, Shaka memblokir nomor tersebut dari ponselnya sehingga kedepannya pemilik nomor tidak akan bisa lagi menghubunginya. setelahnya, Shaka kembali meletakkan ponselnya di tempat semula.
Sedangkan Lilis, gadis itu jadi bertanya-tanya apa alasan Shaka sampai memblokir nomor Tari dari ponselnya. "Apa mas Shaka tidak ingin wanita itu mengganggu kebersamaan kami, atau justru tidak ingin aku sampai mendengar percakapan mereka ???." batin Lilis. Perasaan gadis itu berubah gundah.
"Salah satu tips untuk meluluhkan hati suami adalah memenuhi kebutuhan biologisnya".Di sela kegundahan hatinya tiba-tiba Lilis teringat akan sebuah artikel yang pernah lewat di beranda ponselnya.
"Apa salahnya mencoba!!!! Setidaknya aku sudah berusaha menjadi istri yang baik, untuk selanjutnya biarlah Tuhan yang akan mengatur segalanya!!."
"Daripada menjadi janda diusia muda tanpa melakukan usaha apapun, lebih baik jalani apa yang ada di depan mata sembari berusaha. ayo semangat Lilis....ayo mulai usahamu untuk meluluhkan hati suami kamu, buat sampai mas Shaka jatuh hati sama kamu dan berhenti memikirkan mantan kekasihnya itu!!!!." lanjut batin Lilis bersemangat.
Dengan mengerakkan semua keberanian yang ada di dalam dirinya, Lilis mulai mengayunkan langkah mendekati Shaka. Lilis menjatuhkan bobotnya di meja rias atau lebih tepatnya di hadapan Shaka, kemudian mengambil alih handuk kecil di tangan pria itu. meski jantungnya berdebar tak menentu, namun Lilis tetap berusaha menampilkan senyum manis di hadapan Shaka yang saat itu menatapnya bingung.
"Hei....kamu ngapain???." Shaka menarik sudut bibirnya menyadari tindakan Lilis.
"Bantuin mas ngeringin rambut lah, masa mau joging." selorohan Lilis justru semakin membuat senyum di bibir Shaka berkembang dengan sempurna.
"Kalau itu mas juga tau, tapi_." Shaka sengaja tak meneruskan kalimatnya, pria itu justru menatap penampilan Lilis dari ujung kaki hingga ujung rambut. Ya, posisi Lilis yang kini menjatuhkan bobotnya di meja rias terlihat begitu sen_sual di mata Shaka, apalagi bathrobe yang melekat pada tubuh gadis itu sedikit tersingkap di bagian bawahnya.
Di saat Shaka terus berusaha sekuat jiwa dan raga meredam sesuatu yang bergejolak dalam diri ketika bayangan apa yang terjadi di antara dirinya dan Lilis beberapa saat yang lalu terus menari-nari di benak dan pikirannya, kini tindakan Lilis justru kembali memancing has_rat dalam dirinya.
"Emh..." belum sempat Lilis melontarkan kalimat apapun, mulutnya sudah lebih dulu dibungkam Shaka dengan sebuah ciu_man yang begitu lembut sehingga spontan Lilis meletakkan kedua tangannya pada dada bidang Shaka yang tidak terhalang sehelai benang pun.
Di satu sisi lilis ingin meluluhkan hati sang suami dengan tips dewasa, tapi di sisi lain ia tak sanggup mengontrol degup jantungnya. padahal Shaka baru menciu_mnya saja, bagaimana jika pria itu menginginkan haknya malam ini???? Memikirkan itu saja jantung Lilis seperti mau melompat dari rongganya. Saking cepatnya irama degup jantung Lilis, Shaka bahkan dapat mendengarnya.
Shaka sampai menahan senyumnya agar tidak pecah dihadapan gadis itu, tidak habis pikir dengan tindakan istrinya itu. baru juga berciu_man tubuh rampingnya sudah gemetar dan irama jantung gadis itu pun sudah bertalu-talu, tetapi sok-sok an ingin menggoda.
Shaka menyentuh hidung mancung Lilis. "Untuk malam ini cukup sampai di sini dulu, kita lanjutkan di malam berikutnya. Kan nggak lucu kalau kamu sampai pingsan karena gemetar, di malam pertama kita." akhirnya pecah juga senyum di bibir Shaka. pria itu membawa tubuh sang istri ke dalam pelukannya, dan reaksi tubuh Lilis tak menolak.
Setelah Shaka mengurai pelukannya Lilis berujar dengan wajah tertunduk."Maaf ya mas karena aku masih belum berpengalaman." Shaka tersenyum gemas mendengar jawaban polos istrinya itu.
"Nggak masalah, mas bisa mengerti." jawaban Shaka berhasil membuat Lilis menengadahkan kepalanya menatap manik mata hitam milik Shaka.
"Sebaiknya sekarang kita istirahat, sudah jam satu." lanjut kata Shaka setelah melirik ke arah jarum jam yang menggantung di dinding kamar hotel.
Lilis mengangguk mengiyakan.
Malam itu tak banyak yang terjadi di antara sepasang pengantin baru tersebut. Mungkin karena kelelahan sehingga tak butuh waktu lama Lilis dan Shaka akhirnya terlelap di atas tempat tidur yang sama, dengan berbagi selimut.
Sayang sayangku jangan lupa like, koment, vote, give and subscribe ya.... biar mommy makin semangat lagi up nya 😘 🥰 🥰 🙏 😘 🥰
