Mengejar Cinta CEO Dingin Sampai Mana?

Di perjalanan yang mereka berada di dalam mobil. Alam sejak tadi hanya diam saja dan past ingin cepat-cepat sampai karena tidak nyaman di samping Ayleen.

"Hmm, kamu mau ke rumah sakit mau ngapain?" tanya Ayleen sok akrab.

"Aku tidak harus memberitahu kepadamu," jawab Alam datar yang bersandar pada jok mobil dengan memejamkan mata berusaha untuk tenang.

"Apa yang salah jika memberitahu. Apa itu akan membuatmu miskin," sahut Ayleen dengan sewot.

"Lalu apa jika aku menjawab akan membuat mu kaya?" tanya Alam membalikkan kata-kata itu.

"Cobalah jawab siapa tahu aku langsung kaya," sahut Ayleen dengan santai.

Alam terdiam yang berusaha untuk tidak mempedulikan Ayleen.

"Kamu periksa kesehatan ya?" tebak Ayleen.

"Jika iya apa itu berurusan denganmu?" tanya Alam.

"Ya tidak apa-apa, bagus saja jika kamu periksa kesehatan. Karena memang seorang pekerja keras itu harus sering-sering periksa kesehatan. Jangan hanya bekerja saja, kesehatan juga menjadi no 1," jawab Ayleen. Alam tidak merespon dan diam saja.

"Hmmm, siapa Dokter yang akan kamu temui?" tanya Ayleen.

"Dokter Gibran! Kenapa kamu mengenal Dia?" tanya Alam.

"Ya aku mengenal beliau!" jawab Ayleen dengan singkat.

"Sok kenal!" desis Dellon yang sejak tadi menyetir dan bolak-balik mata Dellon melihat kaca spion.

"Kamu itu menyetir saja dengan baik. Kamu tidak di ajak," kesal Ayleen. Dellon hanya bisa menahan kekesalan. Alam aja bisa kalah debat dan apalagi dia.

"Apa makanan kesukaan kamu?" tanya Ayleen. Kali ini Alam tidak menjawab yang sama saja akan membuat mulut Ayleen tidak akan berhenti berbicara.

"Kamu suka olahraga?" tanya Ayleen lagi.

"Biasanya orang bertubuh bagus seperti kamu sangat menyukai olahraga?"

"Olah raga apa yang kamu sukai dan hobi apa yang kamu sukai?" tanya Ayleen lagi.

"Apa kamu tidak bisa diam?" tanya Alam menekan suara yang sudah mulai kesal.

"Mulut diciptakan untuk berbicara dan tidak boleh disia-siakan hanya untuk berdiam saja," jawab Ayleen dengan santai.

"Ayolah!!! kamu berbicara kepadaku dan jawab pertanyaanku, masa iya kita berdua di dalam mobil dekat-dekatan dan tidak ada obrolan, itu sangat kaku," ucap Zeva.

Alam menghela nafas yang terlihat kesabaran itu telah diuji.

"Kamu apa tidak ingin bercerita atau mengatakan__"

"Apa yang kau inginkan sebenarnya?" tanya Alam dengan suara serak yang sekarang sudah menghadap wanita yang sejak tadi mengoceh terus. Jarak mereka yang terlihat sangat dekat.

"Kau sejak awal terlalu banyak bicara. Kau membuat kita seolah saling mengenal satu sama lain, kau selalu ingin dekat dengan ku. Katakan apa maumu?" tanya Alam sekali lagi dengan wajah serius.

"Aku mau jadi pacarmu!" jawab Ayleen berterus terang.

Chitttttt.

Tiba-tiba Dellon langsung merem mendadak yang dia sendiri juga kaget mendengar jawaban Ayleen. Hampir saja kepala Ayleen dan Alam terbentur jok yang di depan mereka.

"Maaf tuan!" sahut Dellon yang merasa bersalah dengan nafas tidak beraturan.

Alam kembali melihat ke arah Ayleen yang terlihat santai setelah mengungkapkan perasaan itu.

"Apa kau bilang?" tanya Alam yang ingin mendengar sekali lagi.

"Aku ingin menjadi pacarmu," jawab Ayleen dengan tegas.

"Kau sungguh tidak masuk akal!" ucap Alam merasa frustasi.

"Apa yang tidak masuk akal, kau baru saja bertanya apa yang aku inginkan dan aku sudah menjawab. Jika Aku ingin menjadi pacarmu dan aku juga tidak mungkin mengejarmu dengan melakukan banyak hal jika tidak ada tujuan yang menjadi target ku," lanjut Ayleen yang memang sangat berani mengungkapkan perasaan kepada sang atasan.

"Apa kau gila?" tanya Alam

"Kenapa harus gila. Apa seorang karyawan tidak boleh menyukai atasannya. Aku menyukai pria yang single dan tidak memiliki siapa-siapa, itu bukan sebuah dosa. Apa cinta harus memandang status sosial?" tanya Ayleen balik dengan wajah yang tampak serius.

"Hah!"Alam mendengus dan kembali pada posisi duduk yang menjauh dari Ayleen.

"Kau tidak perlu menyukaiku dan aku juga tidak mungkin pacaran denganmu!" tegas Alam.

"Kau menolakku?" tanya Ayleen dengan dahi mengkerut.

"Menurut anda!" bukan Alam yang menjawab tetapi Dellon yang pasti sejak tadi sudah gemes dengan keberanian Ayleen dan tingkat kepercayaan diri yang tinggi.

"Heh! aku tidak menyatakan perasaan kepadamu dan kau sebaiknya jangan ikut-ikutan, kamu nyetir lah dengan becus agar tidak mencelakai orang lain," tegas Ayleen gimana menceramahi Dellon.

"Dasar wanita sinting sekarang malah menceramahi ku dan menganggap aku menyetir tidak benar. Dia juga terlalu percaya diri dengan mengatakan perasaan sembarangan. Apa dia pikir dia akan di terima," gerutu Dellon dengan penuh kekesalan di dalam hati.

"Kau dengarkan aku, kau berhenti mengejarku, aku tidak menyukaimu dan aku tidak mau berpacaran denganmu!" tegas Alam yang menolak mentah-mentah.

"Alasannya apa tuan?" tanya Ayleen yang ternyata sangat santai dan tidak sakit hati dan malah masih sangat berusaha.

"Aku tidak ingin memiliki hubungan apa-apa dengan siapapun. Aku sangat sibuk dengan semua pekerjaanku dan aku tidak ingin memiliki kekasih," jawab Alam .

"Tapi aku menyukaimu," sahut Ayleen sedikit memaksa.

"Tapi aku tidak!" tegas Alam dengan penuh penekanan.

"Kau sebaiknya bekerja dengan baik dan jaga sikap mu. Karena aku adalah atasan!" tegas Alam yang kembali menoleh ke arah Ayleen.

"Baiklah! tidak masalah kamu akan menolakku, tapi kamu tidak punya hak untuk menyuruhku berhenti mengejarmu. Yang melakukan semua itu adalah tubuhku dari atas dan sampai bawah dan tidak ada yang bisa melarangku dan termasuk kamu. Aku bekerja secara profesional di kantor. Tetapi urusan hati itu menjadi urusanku ada juga kamu tidak bisa mengaitkan dengan pekerjaan," tegas Ayleen yang tetap terlihat tenang dan bahkan kembali menantang Alam.

"Apa kau bilang, kau masih ingin mengejarku?" tanya Alam.

"Iya. Aku terbiasa harus mendapatkan apa yang aku mau. Jadi aku tidak akan berhenti mengejarmu yang penting kau sudah tahu, jika aku menyukaimu," jawab Ayleen dengan tersenyum yang justru semakin semangat.

Alam sampai tidak bisa berkata apa-apa dengan wanita aneh di sebelahnya itu. Dia sudah menolak mentah-mentah sudah memberi peringatan ternyata tidak mempan dan malah semakin ingin melakukan hal gila.

********

Kediaman Alam

Alam membaringkan tubuh di atas ranjang dengan Alam yang memejamkan mata.

"Aku ingin kamu menjadi pacarku!" Alam membuka mata yang tiba-tiba teringat perkataan dari Ayleen.

Alam langsung duduk dengan menghela nafas. Alam menyibak selimut. Lalu mengambil air yang disediakan di dalam kamar, menuang ke dalam gelas lalu meneguk air putih itu.

"Benar-benar wanita aneh. Dia hanya membuang waktu saja jika masih tetap ingin mengejar ku," ucap Alam yang terlihat begitu frustasi. Seharusnya hal itu tidak menjadi beban bagi Alam. Karena bukan hal yang aneh bagi Alam jika ada seorang wanita yang mengejar dia.

Selama ini juga banyak yang mengejar Alam, bahkan wanita yang tidak biasa yang berusaha untuk menaklukkan hati Alam, dari wanita model, ada juga yang kaya raya dengan profesi yang berbeda-beda.

Mungkin bagi Alam Ayleen berbeda. Karena Ayleen dari kalangan wanita biasa yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan tidak jaim sama sekali yang langsung to the point.

Alam menarik nafas perlahan kedepan dan membuang nafas perlahan kedepan, walau tidak mencoba untuk memikirkan hal itu tetapi tetap saja Alam kepikiran tentang hal tersebut.

Bersambung