NovelToon NovelToon
MULAN, JIWA YANG TERLAHIR KEMBALI

MULAN, JIWA YANG TERLAHIR KEMBALI

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Time Travel / Anak Genius / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita / Menjadi Pengusaha
Popularitas:119.1k
Nilai: 5
Nama Author: indah_sakabian

CERITA FIKSI

*****

Mulan Benji, seorang wanita dewasa berusia 28 tahun, yang berprofesi sebagai agen intelejen swasta.
Tiba-tiba kehilangan kesadaran, ketika sedang menjalankan misi sebagai sugar baby.

Ketika membuka matanya kembali, Mulan tidak tau harus menangis atau tertawa.
Karena jiwanya kini telah berada di tubuh seorang gadis berusia 18 tahun.

Yang ternyata sedang 'HAMIL'.

Apa yang akan di lakukan Mulan, dengan makhluk sebesar 'kacang polong' yang ada di dalam perutnya????

Yuk ikuti kisah Mulan...!!

*****

(ASLI) Karya @indah_sakabian, hanya di Noveltoon.
[Penulis sudah berusaha keras menuangkan imajinasinya menjadi sebuah tulisan.
Maaf bila nanti ada kesamaan nama tokoh, atau nama suatu tempat yang di gunakan dalam cerita ini.🙏]

Mohon dukungannya ya, kakak pembaca sekalian.😊🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah_sakabian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. Hadiah

Setelah hari itu, Nyonya Abraham sering datang ke sekolahan. Supaya bisa bertemu dan mengambil hati cucunya.

Sesekali, Malik juga akan menyempatkan waktunya untuk mengunjungi sekolahan, tempat belajar Han kecil.

Kali ini mereka tidak datang dengan tangan kosong. Mereka sering membawa banyak alat tulis, mainan, bahkan produk makanan yang di sukai anak-anak. Untuk dibagikan kepada teman-teman Han kecil, dan anak-anak lainnya.

Namun sayang, Han kecil sangat sulit untuk ditemui. Pria kecil itu memiliki seribu macam alasan dan cara, untuk menolak bertemu dengan mereka.

Jadi Malik dan keluarga Abraham yang lainnya, hanya bisa melihat Han kecil dari luar pintu.

Bahkan pria kecil itu tidak mau menerima barang ataupun makanan yang dibawa Malik maupun Nyonya Abraham.

"Tidak mau. Aku sudah bosan dengan makanan itu." ucap Han kecil, ketika nyonya Abraham membagikan makanan.

"Aku sudah punya semua mainan itu, di rumah." tolak Han kecil, saat nyonya Abraham membagikan mainan.

Han kecil menatap mainan-mainan di hadapannya dengan tatapan malas dan tidak menunjukan rasa tertarik sama sekali. Karena dia memang sudah memiliki semua mainan itu. Dari siapa lagi kalau bukan dari Mulan, sang mama tercinta. Ada juga yang di dapatkan dari Haris, Ayah bohongannya.

"Alat tulis dan buku ku masih banyak." Han kecil kembali menolak, saat ada pembagian alat tulis, dari kluarga Abraham.

"Ya Tuhan... Aku belum pernah menghadapi situasi sulit seperti ini."

Nyonya Abraham tidak tau harus menangis atau tertawa, ketika cucu laki-lakinya terus menolak barang darinya. Padahal dia menyiapkan semua itu, hanya semata-mata agar Han kecil mau menerimanya.

Dalam angan-angannya. Jika dia membagikan hadiah itu kepada semua murid, Han kecil pasti mau menerimanya juga.

Namun lagi-lagi nyonya Abraham harus terbangun dari mimpi indahnya. Semua rencana dan usahanya, belum ada yang membuahkan hasil. Han kecil seperti belut, sangat licin dan sulit di tangkap.

"Kemarin aku dan mama, sudah membeli tas dan sepatu baru." Tolak Han kecil, saat Malik memberikan sepasang sepatu dan tas baru untuknya.

"Tidak apa-apa, ini hadiah kecil dari papa." ucap Malik, dengan menyembunyikan rasa frustasinya.

Sudah hampir seminggu tapi dia dan keluarganya, masih belum bisa mendapatkan tempat di sudut hati Han kecil.

Kalau mendekati anaknya saja sudah sesulit ini, apalagi jika mendekati mamanya.

"Ini model baru, belum ada di pasaran. Papa mendapatkan ini khusus untukmu. Terimalah." Malik kembali mencoba membujuk Han kecil, supaya mau menerima barang pemberiannya.

Malik tidak bodoh, kali ini dia membawakan hadiah yang belum tersedia di pasaran. Agar Han kecil tidak beralasan sudah memiliki barang yang serupa.

Sebenarnya, Han kecil memiliki sedikit rasa ketertarikan pada sepatu baru yang dibawakan Malik. Tapi dia masih enggan menerimanya.

"Atau mau papa bawakan warna lain lagi?" tanya Malik sedikit bersemangat, setelah melihat kilatan ketertarikan di mata Han kecil.

"Tidak perlu. Sepatu ku masih banyak." ucap Han kecil, kemudian mendekati pak Dar yang sudah menunggunya di samping mobil.

Ya, Malik menemui Han kecil di jam pulang sekolah. Karena dia tahu, hari ini bukan Mulan yang menjemputnya.

"Kakek Dar, ayo pulang." ucap Han kecil pada pak Dar.

"Baik. Ayo pulang." ucap pak Dar, kemudian membukakan pintu untuk Han kecil.

Malik menggunakan kesempatan itu, untuk memasukkan bungkusan berisi tas dan sepatu yang dibawanya.

Pak Dar menjadi canggung dan bimbang. Haruskah dia mengembalikan barang itu, atau membiarkannya. Bagaimana kalau nyonya Mulan marah, karena barang itu di terima dan di bawa pulang. Tapi kalau mau di kembalikan, itu bukan hak nya.

"Aduuhhh..." pak Dar jadi garuk-garuk kepala. Entah karena bingung, atau karena belum keramas.

"Aku tidak mau..." ucap Han kecil, ingin mengembalikan bungkusan.

"Besok papa akan membawakan tiga warna lain untukmu." ucap Malik, tanpa mau mendengar jawaban Han kecil.

Kini wajah tampak sumringah penuh kebanggaan, karena berhasil memberikan barangnya untuk Han kecil. Ya, meskipun dengan paksaan.

Setelah menutup pintu mobil untuk tuan kecilnya, pak Dar berbalik, dan menatap Malik.

"Mari Tuan." ucap pak sopan, dengan sedikit menundukkan kepalanya, kemudian masuk ke kursi pengemudi.

"Silakan." ucap Malik singkat, sambil membalas anggukan kepala pak Dar.

Dia harus bersikap ramah pada orang-orang yang berhubungan dengan Mulan dan anaknya, agar nanti mereka bisa membantunya. Dan tidak mempersulit urusannya di kemudian hari.

Di dalam mobil, Han kecil mengulum senyumnya, saat melirik dua paperbag yang ikut duduk manis di kursi penumpang. Entah karena orang yang memberikannya, atau karena isi di dalamnya.

"Itu tadi papanya den Han, ya?" tanya pak Dar, membuka obrolan dengan Han kecil.

Dia sebenarnya sudah tau, kalau pria yang menyebut dirinya 'papa' tadi, adalah papa kandung Han kecil.

"Ngakuanaya sih gitu." jawab Han kecil, yang belum mau mengakui papanya.

Mendengar jawaban majikan kecilnya, Pak Dar kemudian mengganti topik pembicaraan. Tidak ingin terlalu ikut campur, dalam urusan kehidupan majikannya.

Sampai di rumah, Han kecil ingin langsung menemui dan bercerita pada mamanya. Tapi sayangnya dia harus menahannya dulu, karena Mulan tidak ada di rumah.

"Nyonya belum pulang, tuan kecil. Katanya nanti Maghrib, baru sampai rumah." jelas bi Ratih, saat membantu mengambilkan baju ganti untuk Han kecil.

Jadi, setelah berganti pakaian dan makan camilan, yang di siapkan bi Ratih. Han kecil mengendarai sepeda roda duanya, menuju halaman belakang. Untuk bermain bersama paman Doni.

...----------------...

Hari ini Mulan, mengunjungi butik yang baru di buka. Butiknya ini menyediakan gaun pernikahan, dan juga gaun untuk acara-acara formal, maupun non formal. Pokoknya, usaha yang di geluti Mulan saat ini, masih di bidang perkainan dan pakaian.

Karena banyaknya permintaan konsumen, supaya toko-toko pakaiannya membuka cabang di dalam mall. Maka hari ini Mulan di temani Adipati, akan memilih dan membeli rukonya.

Entah kebetulan atau bagaimana, pemilik mall tiba-tiba datang, setelah Mulan menandatangani pembelian/sewa ruko.

Sialnya, orang itu benar-benar William. Pria yang ingin berebut pabrik tekstil dengannya, Minggu lalu.

Pantas saja Mulan merasa ada yang aneh dengan pihak mall. Mereka langsung menunjukan tempat-tempat strategis padanya. Ternyata semua ini sudah di rencanakan pria itu.

"Maaf nona. Kali ini saya kurang teliti." ucap Adipati dengan nada menyesal. Saat ini mereka berdua tengah berjalan menuju salah satu restoran yang ada di dalam mall, untuk makan siang.

"Sudahlah tidak apa." jawab Mulan tenang. Walaupun sebenarnya dia sedikit kesal.

Ini juga salahnya, karena tidak mencari lebih banyak informasi. Tapi pria itu memang cukup licik, karena dia juga menutupi identitasnya.

"Bagaimana kalau saya bergabung, untuk makan siang bersama nona Mulan." suara William tiba-tiba terdengar di belakang Mulan dan Adipati, yang baru saja mendudukkan bok*ong nya di kursi.

"Dasar murahan...."

...----------------...

Terimakasih kakak-kakak, atas dukungan dan hadiah-hadiahnya...

1
Lailatul Aida
jangan sedih thor semangat terus memang kita harus melalui berbagai perjuangan
Dewiendahsetiowati
semangat terus berkarya thor dan jangan patah semangat
Nurwana
penasaran siapa bapak anaknya Mulan.
Khun Tee
mas malikkk ommo 😍😍
MashMellow🍭
sambung lagi cerita nya thor
MashMellow🍭
suka2 nak ambil ank org, dah tu hasil rogol,babi punya nyonya Abraham
🤣🤣🤣
jangan marah thor, saya marah kat nyonya Abraham
MashMellow🍭
Ambil suamiku Mulan🤣🤣🤣
MashMellow🍭
saya suka yang ada ruang dimensi🤭🤣🤣🤣
Ddyat37 Del*
kenapa hartanya yg kau pandang 🤦🤔🤔
Mary 1283
semangat thor aku suka citer author kerna walau di masih di zaman modern ada ruang dimensi jadi semangat ya!!!!kerna aku merasa citer masih tergantung belum selesai lagi..
Mary 1283
jangan di sebut dukun thor kerna imaginasi dukun itu membakar kemenyan entah itu apa kek....lebih baik kalau di sebut spiritual gitu,kerna aku suka baca citer tentang time travel,reinkarnasi atau transmigrasi gitu loh...lagian ini di gunung kunlun di tiongkok kuno sebutan spiritual atau kultivasi era dulu
Mary 1283
aduhhh sapa ya????🤔🤔apakah keluarga kandung mulan
Mary 1283
han kecil mempunyai indra ke enam...
Naraa 🌻
Plotwist tidak terduga
Tryanika Ayumelya
lanjut thor
Diah Susanti
rejekinya si kacang polong
Diah Susanti
menurutku gk masalah, namanya juga cerita fiksi. kam gk merugikan orang didunia nyata 😁😁😁😁
N'Dön Jùañ Shakespeare
😁😁😁 ya ampun da lain anakmu ya enggak mirip kamu 😁😁
N'Dön Jùañ Shakespeare
😁😁😁 kok aku malah ngakak ya pas bab ini 😁😁😁
beybi T.Halim
ceritanya digantung???🤔🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!