Semua KARENA Kamu

Tepat dipukul sepuluh pagi menjelang siang, Okan dan Esra baru membuka mata. Kegiatan mandi bersama, menjadi penghias goresan tinta warna bahagia mereka dalam lembaran kisah panjang rumah tangga yang baru dimulai.

"I love you..!" ucap Okan memeluk tubuh polos sang istri yang sedang berdiri didepan kaca besar kamar mandi.

Esra tersenyum, mengusap surai suaminya perlahan lalu memberi kecupan dikepala Okan yang bertumpu dipundaknya.

"Aku sayang banget sama kakak." balasan dari Esra.

Okan ikut tersenyum, memandang wajah ayu sang istri kemudian memberi kecupan dibibir ranum Esra.

"Ronde pertama dihari ini." ucap Okan sebelum akhirnya mencumbu setiap jengkal tubuh sang istri.

Auman merdu kenikmatan menggema memenuhi ruangan dingin itu. Esra lagi lagi dibuat melayang enak oleh suaminya. Tidak diragukan lagi, jika sang suami adalah ahli dalam memuaskan hasrat.

Sembilan puluh menit berlalu, sesi mandi bersama sembari bergulat menuntaskan hasrat dengan berbagai gaya selesai juga. Sekarang giliran bagi mereka untuk mengisi tenaga dengan sarapan sekaligus makan siang.

"Sakit banget ya..?" tanya Okan yang melihat Esra bergerak tak nyaman dikursinya.

"Enggak, cuma perih aja."

"Maaf ya cantik..?" ucap Okan merasa bersalah.

Padahal ini bukan kali pertama baginya, bahkan ia sering menjadi orang pertama untuk para wanita teman ranjangnya dulu. Tapi entah kenapa untuk yang sekarang ia amat merasa bersalah, padahal dulu ia tidak perduli. Mau sakit atau tidak, Okan tidak akan pernah mau tahu.

"Kenapa minta maaf..? bukannya memang harus begini kalau pertama kali..?"

"Iya tapi karena aku kamu jadi ngerasain sakit gitu."

"Mau sekarang atau besok, aku tetap akan merasakan ini kak..! mau sama kakak atau yang lain juga sama aja rasa sakitnya. Kita suami istri, sudah seharusnya begini, dan aku bahagia." ucap Esra tersenyum.

"Mau spa enggak..? biar hilang capek dan sakitnya." tawar Okan.

"Sebentar..!" jawab Esra kemudian berdiri menghampiri kaca lalu membuka handuk kimononya.

Okan terkekeh "tenang cantik, aku enggak meninggalkan bekas ruam. Kamu tetap menjadi putri salju bukan siluman harimau. Aku enggak suka kaya begitu, malu aku juga kalau sampai orang lain melihat. Cukup kita aja yang merasakan gimana enaknya, orang lain enggak perlu tau."

Wajah Esra langsung bersemu rona malu seraya terkekeh juga "oke, aku mau spa kalau gitu."

Okan langsung meraih ponselnya, menghubungi manager hotel agar menyiapkan fasilitas spa dengan terapis terbaik untuk sang istri.

Mereka kembali menikmati makanan, lalu bersiap dan pergi kearea spa yang memang menjadi salah satu fasilitas yang tersedia dihotel tersebut. Hotel mewah berbintang milik keluarga mereka.

Dua jam waktu yang dihabiskan pengantin baru itu ditempat spa. Setelahnya mereka langsung kembali keKafe & Resto karena semua keluarga dan sahabat sudah meninggalkan hotel itu dari jam sepuluh tadi.

Bukan hanya Okan dan Esra saja yang berbahagia hari ini, Windi juga sedang merasakan hal yang sama. Setelah menjadi pendamping pengantin bersama Riko, tadi wanita itu dijemput dari hotel oleh Riko. Dan siapa sangka, kekasihnya itu membawanya kerumah untuk bertemu calon mertua.

"Selamat siang om, tante..!" sapa Windi sopan memberi ciuman dipunggung tangan orang tua Riko.

"Selamat siang..!" balasan ramah didapat Windi.

Obrolan ringan saling memperkenalkan diri pun mewarnai, sampai akhirnya obrolan serius terjadi.

"Kamu bekerja atau kuliah..?" tanya mama.

"Saya kuliah semester akhir tante, dan saya juga ada usaha kecil kecilan, toko bunga."

"Berapa bersaudara..?" tanya mama lagi.

"Dua bersaudara tante, saya memiliki adik." jawab Windi lancar, walau sebenarnya ia amat gugup.

"Orang tua kerja apa..?"

"Orang tua saya sudah tidak saya perbolehkan bekerja tante, tadinya ayah saya hanya tukang ojeg, sementara ibu buruh cuci. Keluarga kami keluarga sangat biasa tante, om. Jauh dari kata sederhana, untuk rumah saja kami belum lama ini punya itu juga hanya KPR dan masih menyicil."

Papa dan mama Riko saling melempar pandangan, sementara Riko langsung menggenggam tangan Windi seraya memberikan senyum terbaiknya.

"Kamu bagaimana bisa punya toko bunga..?" tanya papa.

"Awalnya saya kerja ditoko bunga, dan sahabat saya yang memberikan saya modal untuk membuka usaha itu. Kebetulan saya memang suka merangkai bunga juga membuat kerajinan."

"Sahabat..? memberikan modal cuma cuma, laki laki atau perempuan..?"

"Laki laki dan perempuan, tapi yang memberikan modal sahabat lelaki saya. Keluarganya juga tau tante, sahabat saya baru menikah kemarin, Riko kenal karena kami menjadi pendamping bersama."

Kedua netra orang tua Rika menyipit, menatap Windi dan snag putra.

"Bukanya kemarin kamu datang dipernikahannya keluarga Abimana dan Pamungkas Riko..?"

"Iya itu sahabatnya Windi ma..! anak anak Abimana dan Pamungkas semua sahabat Windi, malah Windi udah dianggap anak sama keluarga itu." jawab Riko jujur.

Sejenak orang tua Riko terdiam, menelisik wajah Windi seksama.

"Kamu mencintai Riko atas dasar apa..? karena apa..?" tanya mama.

Windi tersenyum "atas dasar karena Riko juga mencintai saya, dan karena Riko bisa menerima saya apa adanya, khususnya keadaan keluarga saya. Riko lelaki yang baik, dan saya yakin semua kebaikan dan kelebihan yang dimiliki Riko adalah hasil didikan yang baik pula dari orang tua yang baik juga."

Windi tersenyum menatap Riko sesaat.

"Keluarga baik dengan hati yang baik, itu sudah cukup menjadi alasan bagi saya untuk mencintai Riko. Selebihnya untuk harta, serta nama besar itu hanya bonus dan juga keberuntungan yang Tuhan titipkan untuk keluarga Riko dan saya juga beruntung karena bisa ikut merasakannya jika Tuhan mengizinkan."

Papa dan mama Riko langsung tersenyum lebar, mereka amat puas akan jawaban dari kekasih putranya itu.

Papa Riko menghela nafas lega "kapan kamu dan keluargamu siap menerima kedatangan kami..?"

"Papa...!" seru Riko bahagia.

"Kenapa..? kamu enggak mau melamar pacarmu..?" tanya papa.

"Mau lah pa, mau banget." jawab Riko bangkit dari duduknya, menghampiri kedua orang tua lalu memeluk mereka.

"Makasih pa, ma, makasih." ucap Riko bahagia bercampur haru.