menjadi seorang bintang di tengah banyaknya bintang tidak lah mudah terlebih lagi jika cahaya yang kita pancarkan tidak seterang yang lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yasmin Dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Putus asa
Gracia sudah sampai di bandara Yogyakarta, rumahnya dari bandara cukup jauh dan akhirnya Gracia memutuskan naik ke taksi, tak peduli uang nya sudah habis yang penting sekarang ia sampai rumah dulu.
Gracia mengambil ponselnya lalu mengirim pesan singkat ke Tante nya.
...Tante Ira...
^^^Tante, aku udah di taksi menuju rumah^^^
^^^uang aku sudah habis banget, aku ga bawa^^^
^^^uang tadi^^^
gapapa Gre, nanti sampai sini
Tante bayar ya.
Gracia menghela nafasnya, dunia nya sangat berat sekarang, tidak punya uang, tidak punya rumah untuk mengadu bahkan tak punya semangat lagi untuk melakukan segala nya.
Gracia saat ini hanya ingin, pulang dan bertemu raga sang bunda, sudah itu saja untuk kedepannya entah lah kuat atau tidak ia jalani.
" mba kita sudah sampai," Gracia melihat rumah sang Tante dan bunda nya yang sudah ramai orang untuk melihat dan memberikan kata kata duka kepada keluarga.
" Pak saya ambil uang dulu ya," Gracia turun dan bertemu om nya, " Gre, " om nya menyambut gadis itu ke pelukannya, Gracia memeluknya lalu menangis, " Gre masuk gih,"
" om, Gre pinjem uang 50 RB aja, Gre ga punya uang sama sekali buat bayar taksi," om nya tersenyum lalu mengelus kepala gadis itu, " biar om yang bayar, kamu masuk aja ya didalam ada Tante Ira sama om Adi," Gracia pun masuk walaupun jalannya sudah kesulitan karena lemas.
om tadi itu adalah om Ayo dia adalah Kaka dari bunda nya Gracia, " Bunda," panggil Gracia saat melihat peti mati yang masih terbuka dan di sana sudah terlihat bunda begitu cantik dengan riasan di wajahnya.
" bunda, kenapa harus bunda duluan? Gre belum sukses bunda, Gre abis di pecat, Gre butuh bunda, maafin Gre ga bisa pulang, Gre malu ngomong ini sama bunda, Dunia jahat bunda, bunda tega ninggalin Gre sendiri?" Gracia memeluk peti sang bunda.
" Gre," Gracia melihat Tante Ira, adik dari bunda nya itu mengelus kepala nya, " Tante, makasih ya udah jagain bunda, " Tante Ira mengangguk, " bunda Arbel itu baik, dia juga kakak Tante jadi wajar tante jaga dia," Gracia tersenyum lalu melihat sang bunda.
" Bunda, Gre ga tahu setelah ini Gre bisa ga lanjutin hidup kaya kemarin dengan semangat yang kaya kemarin, Gre ga tahu setelah ini harus apa, Gre di pecat, Agensi ga adil sama Gre, Gre di caci maki sama manager Gre, mereka bilang Gre bodoh padahal bunda ga pernah bentak Gre, bunda ga pernah bilang Gre bodoh, bahkan mereka bilang mendingan gre mati aja biar ga usah kerja, " Tante Ira benar benar tidak menyangka bahwa ke ponakan nya di perlakukan seperti itu di Jakarta, selama ini Gracia selalu terlihat baik baik saja bahkan selalu bilang bahwa dia di Jakarta diperlukan sangat baik.
" hari ini Gre lagi lamar kerja terus tadi Gre nyanyi bunda di panggung walaupun bukan sebagai idol lagi, semua orang suka sama suara Gre, bunda juga kan suka sama suara Gre, Gre tadi semangat banget cari kerja biar bisa biayain pengobatan bunda terus, Gre bahkan bakalan kirimin tabungan Gre tapi ternyata bunda pergi ninggalin Gre," Gracia benar benar mencurahkan isi hati nya kepada raga sang bunda yang sudah tak berjiwa itu.
di Jakarta dia selalu menyimpan semuanya sendiri, ia menelannya sendiri karena tidak ada orang yang bisa menjadi tepat ceritanya, semua orang hanya menyudutkan nya.
" maaf ya Gre belum bisa tampil di panggung besar kaya bunda bilang, bunda pengen kan liat Gre tampil di panggung yang besar terus bunda juga pengen Gre kuliah, Gre lagi usaha Bun buat kuliah tapi biayanya belum cukup, yang Gre pengen bunda sembuh dan liat Gre masuk kuliah," Gracia tidak menangis sama sekali tetapi tatapannya Sangat menyedihkan.
" Setelah ini Gre harus apa ya Bun, " tanya Gracia dengan nada putus asa, dia tidak tahu harus apa lagi karena dunianya sudah hancur, dia sudah tidak sanggup lagi.
......................
