Ini tentang patah hati. Tentang sakitnya dikhianati. Tentang kepercayaan yang telah mati. Tentang penghianatan yang tak bisa ditoleransi. Namun bertahan demi buah hati. Agar hidupnya terjamin nanti.
Rosmiati atau yang dipanggil Ross, seorang wanita beranak dua. Usianya 31 tahun dan dia harus menyaksikan pernikahan suaminya yang kedua kali setelah selingkuhan dari suaminya mengandung benih yang suaminya tanam. Rasa sakit hati. Rasa dikhianati begitu membellengu hati Ross.
Andre Winata, 40 tahun. Duda beranak dua, dia ditinggal istrinya meninggal lima tahun silam. Dia seorang pemilik perusahaan dan juga Ayah dari dua orang anak.
Bagaimana kah dia bertahan? Apakah dia memilih pergi? Atau tetap tinggal dengan rasa sakit? Sementara anak-anak nya butuh kasih sayang dan figure seorang Ayah?
Yukkkk simak kisah perjuangannya.
Ini bukan sekedar halu nya author aja yang gaeesss sebagai besar cerita ini author angkat dari kisah nyata.
Jangan lupa like komen, vote nya buat author.
Teri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FitrianiYuriKwon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anak siapa?
Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Jantung Ross bagai tersayat mendengar ucapan mertuanya. Kenapa mertuanya ini sangat membencinya dari dulu??
Ross merasakan perutnya terasa dikocok
"Huweekkkkkkkkkk".
Segera wanita itu menuju wastafel. Perutnya sangat mual, dia juga tidak mampi mencium bau yang begitu menyengat hidungnya.
Ross menghidupkan kran air untuk membersihkan mulutnya.
"Apa benar kata Pak Andre kalau aku hamil?". Gumam Ross.
Ross segera menuju kamarnya. Dia mengambil taspack didalam laci meja kamarnya. Dia memang selalu membeli benda itu dulu. Herdianto yang sangat menginginkan anak perempuan, membuat Ross nekat untuk hamil lagi. Namun sayang waktu itu Tuhan belum berkehendak dia hamil
Ross segera masuk kekamar mandi dan segera melakukan testpack pada urine nya.
Ross menunggu beberapa menit. Jantung nya berdebar kencang. Jika benar dia hamil, tapi bagaimana dengan nasib anaknya nanti jika harus lahir tanpa Ayah. Sedangkan suaminya sama sekali tidak mau menatapnya.
Ross kembali ke kamar mandi. Dia mengambil benda itu.
Ross menutup mulut tak percaya, ketika melihat dua garis merah tercetak jelas disana.
"Ak-aku hamil?". Gumamnya tak percaya. Jika dulu dia sangat ingin hamil, maka berbeda dengan sekarang.
"Bagaimana bisa?"..
Ross mengingat kembali memang satu bulan ini dia terlambat datang haid. Apalagi masalah yang menyerang rumah tangannya, membuat dia tidak memperhatikan siklus datang bulannya.
Ross menangis didalam kamar mandi. Tangisnya ditahan takut terdengar oleh Jacky dan Jackson.
"Tidak. Aku tidak boleh hamil. Bagaimana nasib anakku nanti hiks hiks". Wanita itu menangis dalam diam.
.
.
.
.
Herdianto, Ligina, dan Hilda menatap Ross dengan penuh selidik. Tidak sengaja Ligina menemukan hasil testpack Ross dikamar mandinya. Langsung saja Ibu Mertua nya itu memanggil Herdianto untuk pulang kerumah membahas semua ini.
"Beneran kamu hamil Ross?". Tanya Herdianto penuh selidik. Dia menyentuh Ross beberapa bulan yang lalu, kenapa baru hamil sekarang? Apa itu bukan anaknya?
"I-iya Mas". Jawab Ross menunduk.
"Anak siapa itu Ross?? Gak mungkin anak Herdi kan? Selama ini dia tidak pernah pulang, bagaimana kau bisa hamil?". Ligina menatap Ross dengan jijik "Apa itu anak laki-laki yang nganterin kamu semalam?".
Deg
Ross menggeleng "Tidak Bu. Ini anaknya Mas Herdi". Jawab Ross.
"Gimana bisa anaknya Mas Herdi? Mas Herdi aja jarang pulang ke rumah". Sambung Hilda "Alah, Ross kamu jujur aja. Kamu selingkuh kan?". Tuding Hilda.
Ross menggeleng "Gak Mbak. Ini benar-benar anaknya Mas Herdi. Aku gak selingkuh". Ross membela diri.
"Stoppp drama kamu Ross". Hardik Herdi "Sekarang, cepat bilang anak siapa itu? Itu pasti bukan anak aku kan?". Herdianto menarik tangan Ross dengan kasar.
"Lepasin Mas. Ini benar-benar anak kamu Mas. Aku gak pernah selingkuh". Ucap Ross dengan air mata yang berderai.
"Kamu pembohong".
Herdianto menarik tangan Ross masuk kedalam kamar mandi.
"Cepat kamu minum obat ini. Dan gugurkan bayi itu. Aku gak sudah punya anak tiri". Herdianto memberikan sebotol kecil cairan.
Ross menggeleng "Aku gak mau Mas. Aku gak mau, ini benar-benar anak kamu Mas. Aku mohon jangan bunuh dia". Tolak Ross sambil menggeleng dengan air mata.
"Kalau itu benar-benar anakku. Sekarang kamu bunuh dia".
Ross menggeleng dengan keras "Gak Mas. Dia gak berdosa Mas. Aku gak mau bunuh dia". Ross menangis dengan hebat sambil melindungi perutnya.
"Tapi aku mau dia mati. Aku gak sudi punya anak seperti dia". Sentak Herdianto "Aku gak sudi lagi nyentuh kamu Ross. Aku gak sudi, gimana bisa kamu hamil kalau aku gak pernah nyentuh kamu sama sekali. Cepat bilang sama aku, anak siapa itu?". Herdianto
mencengangkan dagu Ross dengan kasar hingga menimbulkan bekas kemerahan didagu wanita itu.
Ross meringgis kesakitan sambil berusaha melindungi perutnya. Tidak, dia tidak akan membunuh bayi yang belum berbentuk itu. Ross tidak pernah disentuh pria lain selain suaminya jadi ini anak suaminya.
"Cepat minum".
Herdianto mencengkeram dagu Ross dan menuangkan cairan itu kedalam mulut Ross. Ross menggeleng tidak mau namun tenaga nya kalah kuat oleh suaminya.
Bersambung.....
mn ada wanita kyk kamu, bodohnya gak ketulungan, mikiri anak, ank jiwanya ms bisa di bentuk, lama² dia paham, kl pun drndam sm ayahnya biarin, kan ayahnya yg cari penyakit