Vadio dan Luna menikah paksa karena kekhawatiran orang tuanya masing-masing akan masa depan anaknya.
Setelah sah menikah, Luna menerima Dio sebagai suaminya dan melayani semua kebutuhan Dio, walaupun Dio selalu menolak kebaikan yang Luna berikan. Sikap arogan Dio sudah menjadi makanan sehari hari untuk Luna.
Berapa lama Luna bisa bertahan?
Apakah Vadio akan berubah dan mencintai Luna?
*Btw ini novel kedua aku ya guys!
yuk, lebih dekat dengan author, follow :
instagram : fareed_feeza
Tiktok : lilin28
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fareed Feeza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu lebih pantas
Malam hari di apartemen Vadio.
Luna sedang manyantap semangkuk ramen yang di belinya melalui jasa pengantar makanan online, cuaca di luar sedang hujan di tambah layar televisi yang super besar dan film yang Luna sukai, itu sudah membuat Luna bahagia.
*Suara pintu apartemen di buka lalu di tutup kembali
Luna tidak menyadari jika Vadio sudah pulang dan sedang melihat tingkah laku Luna dari belakang.
Ruangan yang sebelumnya hening dan sepi berubah total semenjak dia menikah dan membawa Luna pindah ke tempatnya.
"Aku gak mau besok pagi ruangan ini kotor dan berantakan, tolong kesadarannya." Ucap Vadio yang tiba tiba mengagetkan Luna.
"Iya." Sahut Luna sambil memandang Vadio yang masuk ke dalam kamarnya.
Luna melanjutkan aktivitasnya menonton film dan menyantap ramen.
Sedangkan di dalam kamar, Vadio membayangkan hangatnya ramen yang sedang Luna makan dengan cuaca yang mendukung.
Andai saja itu kamu sayang, aku pasti menjadi orang yang paling bahagia.
Dio masih saja berada dalam bayang bayang mendiang calon istrinya dulu, dia sebenarnya tidak sampa hati jika harus memperlakukan Luna dengan menyakiti perasaannya, Dio bukanlah lelaki yang seperti itu sebenarnya, keadaan lah yang membuatnya berubah menjadi pria yang arogan pada orang yang ada di sekitarnya, saat Mauryn tiada ... Dio seperti tidak mengizinkan keceriaan masuk dalam kehidupannya.
Suara film di luar kamar cukup keras terdengar ke dalam kamar Dio, sehingga pria itu memutuskan untuk menegur Luna yang di fikirnya sudah berlaku seenaknya.
"Luna!" Panggil Dio setengah berteriak.
Luna tidak mendengar panggilan suaminya itu, karena scene film yang sedang menegangkan.
"Luna!!!"
Dio geram bukan main, saat Luna terus memandang ke arah tv dengan mie yang masih menjuntai di bibirnya.
Pria itu berjalan cepat ke arah tv, lalu mengambil remote dan mematikannya.
"Eh kok di matiin? kenapa?" Ucap Luna keheranan.
"Kamu fikir cuman kamu aja yang punya pendengaran hah? Aku terganggu dengan semua aktivitas kamu disini, bukannya membantu tapi malah merugikan."
"Maaf." Ucap Luna tertunduk.
"Mulai sekarang, aku gak izinin kamu buat pake fasilitas tv. Inget itu !"
"Iya." Luna menyadari kesalahannya, jadi dia tidak ada niatan untuk beradu argument dengan suaminya.
"Dalam waktu 5 menit, seluruh ruangan ini harus sudah bersih."
"Tapi ini masih banyak makanannya Dio,"
"Aku sangat sangat tidak perduli. Ayo cepat bereskan!" Ucap Dio sambil meletakan kedua tangannya di pinggang.
Luna memindahkan semua makanannya ke dalam kamar, lalu kembali ke ruangan tv untuk membersihkan kotoran yang ada di atas meja.
Luna sudah selesai membersihkan semua yang sudah di kotori sewaktu menonton film tadi, wanita itu hendak masuk ke dalam kamarnya.
"Ingat !! belajar cara tahu diri menumpang di tempat orang, tolong gunakan etika kamu sebagai wanita yang katanya berpendidikan." Ucap Dio yang kembali masuk ke dalam kamarnya.
Sudah jelas perkataan dan tingkah lakunya yang sangat tidak beretika, Luna ... Apakah kamu bisa melalui ini?
***
Pagi hari,
"Dio, aku udah siapin bekal ... Aku sudah tau, pasti kamu mau sarapannya di kantor kan?" Ucap Luna yang memberikan satu tas bekal yang sudah berisi menu lengkap beserta buah nya.
Dio tersenyum lalu meraih tas yang Luna berikan , ini pertama kalinya Luna melihat suaminya itu tersenyum di hadapannya.
Luna ... Kamu hebat, sudah bisa mengalahkan sikap dingin Dio secepat ini. Ucap Luna bangga dalam hatinya.
"Terimakasih."
Dio berbalik badan lalu menginjak pedal tempat sampah yang ada di dapur, dengan cepat pria itu menjatuhkan tas bekal yang sudah Luna berikan.
Luna hanya bisa tercengang melihat tingkah laku Vadio, kenapa suaminya itu bisa Setega ini padanya. Sedangkan Vadio, pria itu menepuk kedua tangannya seperti sudah memegang sesuatu yang kotor.
"Teruslah menyiapkan bekal untukku, dengan senang hati aku akan menerimanya."
Kesalahan terbesarku hanya memasang volume tv terlalu kencang, apa dia harus Semarah ini? Batin Luna.
Dio melangkahkan kakinya keluar apartemen tanpa rasa bersalah sedikitpun pada Luna yang masih mematung di area dapur.
Tanpa Luna sadari beberapa tetes air mata jatuh di pipinya, membayangkan dirinya rela bangun sepagi mungkin untuk menyiapkan bekal yang beragam, tanpa memperdulikan dirinya yang harus bekerja juga.
Luna sedikit bingung, harus memakai cara apalagi untuk mengambil hati Vadio ...
Sekeras kerasnya batu, jika terus terkena tetesan air pasti akan hancur juga. Tapi hancurnya kapan, ya Tuhan ... Kalau dia terus bersikap seperti ini pertahananku bisa runtuh.
***
"Emang gak apa apa Tante?" Ucap Kinan yang sedang menemani Ervina berbelanja bahan bahan untuk memasak.
"Gak apa apa, kamu gak usah perduliin Luna, mereka itu gak saling cinta. Mereka nikah hanya untuk membahagiakan orang tuanya, Vadio sendiri yang bilang sama Tante. Mereka aja tidur pisah kamar kok... Jadi gak ada salahnya kamu terus berjuang mendapatkan hati anak Tante, kamu lebih pantas bersanding dengan Vadio."
"Ah tante bisa aja."
"Beneran Kinan, kenyataannya begitu."
"Ini kita datang tanpa izin sama Dio ke apartemennya gpp?"
"Tenang aja, Tante ada cara ... Sebentar lagi kan jam pulang kantor, nanti Tante suruh Vadio pulang lebih awal."
Pukul 17.00.
Ervina dan Kinan sudah berada di depan apartemen Vadio.
Vadio terpaksa pulang cepat, karna sedari tadi mama nya itu terus meminta password masuk apartemennya, Dio tidak mau memberikannya ... Karna pasti privasi nya akan terganggu jika Ervina tahu passwordnya.
"Tuh Vadio udah datang." Ucap Ervina pada Kinan yang sedari tadi rela menunggu lama di depan pintu.
"Mama apa apaan si, pekerjaan aku jadi tertunda hari ini." Protes Vadio sambil membuka pintu.
"Mama kan gak setiap hari ganggu kamu kayak gini, mama pengen di masakin grill sama kamu, dulu waktu masih kuliah kamu kan sering masakin mama."
Dio tidak menjawab, pria itu bergegas masuk ke dalam kamar untuk berganti pakaian santai.
Ervina dan Kinan sedang sibuk mengeluarkan barang belanjaan yang tadi di beli nya, tidak berselang lama Dio datang menghampiri, bukan karena peduli dengan keinginan mama nya itu ... tapi Dio ingin cepat mengakhiri aktivitas yang tidak dia sukai ini.
"Mama capek ... istirahat dulu ya." Ucap Ervina sambil mengedipkan sebelah matanya pada Kinan.
"Loh ini gimana?" Tanya Dio menunjuk bahan makanan.
"Kinan yang bantu, mama kamu udah berumur Dio ... Harus banyak istirahat." Ucap Ervina sambil duduk santai di sofa.
Kemana wanita itu, kok belum pulang juga sudah jam segini, padahal pose Kinan dan Dio sangatlah mesra. Gumam Ervina yang sengaja menunggu kedatangan Luna dan ingin melihat ekspresi menantunya itu.
Setelah beberapa menit, yang di tunggu akhirnya pulang juga.
Luna melihat Ervina yang sedang tersenyum manis kepadanya lalu menengok ke arah dapur, dimana Dio dan Kinan sedang memasak bersama. Dio dan Kinan tidak melihat Luna karena posisi mereka sedang fokus memasak.
Ervina menempelkan jari telunjuk di bibirnya, menggerakan mulutnya tanpa suara "Jangan berisik." Sambil menunjuk ke arah Dapur.
Luna melihat kedekatan Suaminya dengan Kinan yang sepertinya wanita itu sudah melewati batasan sebagai seorang teman.
Luna melewati ketiganya dengan perasaan kesal, karena mood nya sedari pagi sudah di buat hancur oleh Dio, pekerjaan yang menguras energi, dan terakhir di suguhi adegan yang tidak bermutu antara Dio dan Kinan.
*Brughhh
Pintu kamar Luna di tutup cukup kencang, sehingga menyadarkan Vadio dan Kinan yang sedari tadi sangat fokus pada grill nya.
Luna. Gumam Dio.
dan Asli yaaa.... udah suka sama ceritanya, jadi Makin.. makin.. dan makiiiinnn SUKAAAA 😆😆😆😍😍❤️❤️❤️