Nadira adalah anak tunggal kaya raya yang sudah tidak memiliki ibu, ia tinggal bersama ayahnya.
Hidup Nadira sangat sepi untung saja ia memiliki sahabat bernama Tania. Nadira lebih sering tinggal di rumah Tania.
Tidak ada yang menyangka kalau Nadira menyukai Kakak sahabat nya itu.
Seiiring berjalan nya waktu mereka memiliki hubungan, namun hubungan terlarang itu tidak berlangsung lama, semuanya terbongkar sehingga semua keluarga mengetahui nya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syakira edianwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 23 : Merindukan Nadira
Agam tidak tenang dari tadi malam, ia bahkan tidak bisa tidur karena memikirkan Nadira.
"Ada apa dengan pak Agam?" tanya sekertaris nya.
Agam menggeleng kan kepala nya. Namun tiba-tiba ada telpon masuk ke telepon kantor.
"Halo, selamat siang?" jawab Agam.
"Apa kami berbicara dengan Pak Agam?" tanya wanita di balik telpon tersebut.
"Ya benar, saya Agam. Kalau boleh tau ini dari mana?" tanya Agam.
"Maaf sebelumnya saya lancang," pembicaraan di lanjut setelah Agam tau itu dari pihak rumah sakit yang menangani Nadira.
Kabar gembira bagi Agam karena anak nya sudah lahir dan juga Nadira sehat.
Agam segera ke rumah sakit. Pak Roby dan juga Agam secara bersamaan sampai di rumah sakit.
Agam mencari Nadira sebelum mencari anak nya, namun ia bingung karena di kamar yang di sebut oleh dokter kosong di kamar mandi juga tidak ada.
Agam mengingat perjanjian nya sebelumnya, kalau Nadira tidak ingin mengurus anak itu.
Agam panik ia segera melaporkan ke polisi. Seluruh keluarga Agam dan juga Nadira tau kehilangan Nadira.
Agam sampai lupa kalau anak nya sudah lahir karena mengkhawatirkan Nadira.
Ia kembali ke rumah sakit melihat anak nya. Di sana sudah ada Farah, bunda Jihan dan juga pak Abas.
"Dia sangat mirip dengan mu," ucap Bunda kepada Agam.
Agam menatap wajah bayi yang tidur di box bayi itu.
Air mata Agam keluar untuk pertama kalinya. Ia menggendong bayi itu di pelukannya.
"Bagaimana keberadaan Nadira sudah di temukan?" tanya bunda Jihan. Agam menggeleng kan kepala nya.
Bunda Jihan memeluk Agam. Maafin bunda yah nak, bunda seharusnya menerima semuanya, sekarang Nadira pergi meninggalkan kita," ucap bunda Jihan menyesali semua nya.
Farah tidak kuat melihat Suaminya memeluk anak dari wanita lain. Akhirnya dia keluar.
Tidak lama-lama di rumah sakit, anak Agam sudah bisa di bawa pulang.
Sementara sudah tiga hari tidak ada kabar dari Nadira sama sekali.
Bahkan pihak kepolisian kebingungan karena tidak ada jejak sama sekali.
Seperti nya Nadira sudah lama menyiapkan semuanya sehingga benar-benar tidak bisa di temukan.
Tidak terasa waktu berjalan sangat cepat.
Kini Gana sudah berusia satu tahun.
Nenek nya mengasuh Gana dengan baik, sementara Agam fokus bekerja seperti biasanya.
Gana tumbuh jadi anak yang aktif, tidak rewel dan juga sangat bijak, kini ia sudah bisa berjalan.
Kebetulan Agam libur, ia selalu menyempatkan untuk membawa Gana jalan-jalan berdua.
"Ke taman dan mall pasti Gana bosan, kemana yah aku bawa dia," batin Agam.
Agam terdiam sejenak, lagi-lagi ia harus mengingat Nadira yang hilang entah kemana.
Akhirnya Agam membawa Gana ke rumah mereka bersama. Tempat Gana di kandung oleh Nadira.
Sesampainya di sana. Rumah itu masih sama bentuk nya, hanya saja bunga-bunga yang di tanami oleh Nadira dulu waktu hamil sudah sangat layu.
Sudah tidak ada yang mengurus, halaman yang selalu bersih kini sudah sangat kotor.
Agam masuk ke dalam. "Nadira... Kamu di mana? Lihat lah anak kita sudah besar, ia sungguh aktif ramah dan juga manis seperti kamu," batin Agam.
Agam menggendong Gana menunjuk foto besar Nadira dan Agam di dinding.
Agam tidak bisa melupakan semua hal yang ia lakukan bersama Nadira di rumah itu.
"Mamah... Mamah..." Agam selalu mengajari dan mengenalkan Gana kepada foto Nadira.
"Ekhem-ekhem!!!" tiba-tiba Bunda berdiri di depan pintu rumah membuat Agam kaget.
"Bunda kok bisa di sini?" tanya Agam.
"Sudah berapa kali bunda bilang, jangan membawa Gana ke sini, percuma saja kamu membuat nya mengenal ibu nya, Nadira tidak akan pernah kembali," ucap Bunda.
Agam menghela nafas panjang. Ia duduk di sofa sambil merenung.
"Sudahlah nak, fokus dengan kehidupan mu sekarang, fokus dengan Gana dan istri mu," ucap Bunda.
"Apa menurut Bunda, Nadira tidak akan kembali lagi?" tanya Agam.
Bunda Jihan tidak tau harus menjawab apa, karena dia tidak bisa memastikan hanya saja ia tidak bisa membiarkan putra nya hanya memikirkan itu.
Setelah cukup lama di sana akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.
"Bunda, malam ini aku keluar, aku titip Gana yah," kata Agam.
Bunda mengangguk. Di malam hari nya Agam datang ke Club Rio.
"Humm setelah beberapa lama akhirnya kau datang lagi ke sini!" ucap Rio.
Agam mengangguk ia bersalaman dengan Rio dan beberapa teman nya di sana.
Namun Rio melihat Agam seperti kurang bersemangat, ia meminta teman-teman nya untuk pindah.
"Ada apa lagi bro? Sekarang yang kau mau sudah ada," ucap Rio.
"Istri ada, anak ada, keluarga mu juga sudah memaafkan kesalahan yang kau perbuat," ucap Rio.
Agam menggeleng kan kepala nya. "Aku sangat merindukan Nadira, aku tidak bisa menahan nya. Aku mengkhawatirkan nya," ucap Agam.
"Percayalah, ia juga pasti sudah bahagia, kamu juga harus bahagia di sini," kata Rio.
Agam minum beberapa gelas, namun tidak sengaja ia melihat ke bawah ia seperti melihat istrinya.
Agam memperjelas lagi dan benar saja istrinya sedang berduaan dengan laki-laki lain.
"Mau kemana bro?" Rio menahan Agam. "Tidak bisa di biarkan, Farah mengkhianati ku," ucap Agam.
"Jangan lupa dengan perbuatan mu sebelumnya, dan satu tahun ini apa kamu pernah memperdulikan dia?" tanya Rio.
"Wajar lah dia mencat pelampiasan seperti yang kau lakukan sebelumnya," ucap Rio.
Namun Agam tidak terima, ia turun dan menghajar Pria itu.
Farah sangat kaget. "Apa-apaan ini mas?" tanya Farah.
"Justru aku yang harus bertanya, apa yang kamu lakukan?" tanya Agam.
Farah menatap Agam. "Siapa laki-laki ini?" tanya Agam.
"Dia kekasih ku," jawab Farah.
"Kekasih? Aku masih suami mu!" ucap Agam.
"Suami? Aku memang masih istri mas Agam, tapi aku tau perasaan kamu bukan untuk ku lagi. Aku tidak bisa sama kamu lagi mas, aku mau kita pisah," ucap Farah dan pergi bersama Pria itu.
Rio menarik Agam dari sana. "Aarrgghh!!!! Semuanya sudah berantakan!" Agam sangat emosi.
"Sudah lah Bro, apa yang harus kau marah kan?" tanya Rio.
"Aku tau kamu marah bukan karena cemburu, hanya karena malu dan tidak terima di bohongi," ucap Rio.
"Yang di katakan istri mu benar, siapapun bisa melihat kalau kau sudah tidak memiliki perasaan kepada Farah."
"Tapi tetap saja dia masih istri ku," ucap Agam.
"Apa yang harus kau sesali? Farah bukan wanita baik-baik, dia bergonta-ganti pasangan di belakang mu, kau jelas-jelas tau dia seperti apa," ucap Rio.
"Bersenang-senanglah malam ini, aku akan meminta anggota ku untuk menemani mu," ucap Rio.
