Ketika Mantan Kembali

Ariel sendiri nampak santai ketika wartawan menemuinya sehabis acara kampanye yang ia langsungkan barusan. Ariel yang memang sudah menduga kasus perceraiannya dengan Berlian akan menjadi viral pun memang sudah mempersiapkan diri.

"Pokoknya saya di sini tak ingin menjelekkan siapa pun."

Itulah kalimat yang terlontar dari mulutnya ketika ditanya oleh wartawan mengenai kasus viral yang melibatkan dirinya. Ariel hanya tersenyum ketika wartawan ingin mengulik lebih dalam lagi dengan apa yang sebenarnya terjadi pada rumah tangganya dengan Berlian selama ini namun wartawan sama sekali tak mendapatkan apa yang mereka inginkan. Sementara di dalam mobilnya nampak Ariel membaca komentar netizen yang sudah mulai menyerang Berlian dengan kata-kata kasar dan tak pantas akibat kelakuan perselingkuhannya.

"Rasakan kamu, siapa suruh memancing drama terlebih dahulu? Bahkan ini baru saja permulaan, tunggu permainan berikutnya."

Ariel mengatakan itu dengan tenang, ia memang tak akan membiarkan siapa pun mengusik kehidupannya atau mencari gara-gara. Kalau orang itu nekat berurusan dengannya maka Ariel pastikan ia akan mendapatkan masalah yang tak kalah panjangnya dengan drama murahan yang sengaja diciptakan oleh Berlian untuk menarik simpati publik dan menghancurkan reputasinya.

"Mama?"

Ariel nampak terkejut dengan kehadiran Mayra di rumahnya saat ini sementara sang mama tersenyum menyambut kedatangan putranya di rumah. Mayra dengan dibantu oleh asisten rumah tangga menyiapkan hidangan makan malam untuk Ariel.

"Kamu mandi dan ganti pakaian, setelah itu mari kita makan."

Ariel menganggukan kepalanya dan ia gegas pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri dan berganti pakaian sebelum akhirnya ia ke meja makan yang mana di sana sudah ada Mayra yang menunggunya.

"Mama senang dan bersyukur sekali karena tak lama lagi kamu akan terbebas dari wanita menjijikan itu."

"Aku juga senang Ma, aku tak pernah menyangka kalau Berlian akan bersikap seperti itu. Aku selama ini tak pernah mencari masalah dengannya namun dia duluan yang memulai semua ini namun dia bertindak seolah dia menjadi korban di sini. Apakah itu tidak konyol namanya?"

****

Tasya terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Wikka barusan, ia jadi penasaran apa saja yang sudah Desta katakan pada Wikka selama putrinya ini menginap di rumah pria tersebut.

"Apa saja yang om Desta katakan padamu?"

"Om Desta tak mengatakan apa pun, om Desta hanya mengatakan ketika papa datang menjemput untuk pulang karena mama pasti merindukanku."

Tasya nampak tersentuh dengan apa yang dikatakan oleh Desta itu lewat Wikka namun ia tak menunjukan hal tersebut di depan Wikka.

"Jadi bagaimana, Ma? Aku boleh memanggil om Desta dengan ayah kan?"

"Wikka ...."

"Jadi Mama tak mengizinkan aku memanggil ayah pada om Desta?"

"Bukan seperti itu hanya saja nanti Mama akan bicarakan ini dengan papa."

"Kenapa memangnya?"

"Kamu tahu kan kalau papa sangat menyayangimu?"

Wikka menganggukan kepalanya dan kemudian Tasya memberikan penjelasan pada Wikka bahwa mungkin saja Kevin merasa tak nyaman kalau mendengar Wikka menyebut ayah pada Desta yang mana tentu saja Wikka langsung bertanya lebih lanjut mengenai hal tersebut.

"Memangnya kenapa, Ma? Apakah papa tak suka pada om Desta?"

"Bukan seperti itu sayang."

Wikka nampak kecewa dan sedih, anak itu memutuskan untuk pergi ke kamarnya dan membuat Tasya menjadi sedih melihat sang putri yang seperti ini.

****

Desta masih bersedih dengan kepergian sang ibu namun saat ini bukan itu yang menjadi fokus utamanya melainkan Kevin yang sudah menuduhnya yang bukan-bukan. Tentu saja Desta sama sekali tak bisa menerima begitu saja ketika Kevin menuduhnya yang bukan-bukan.

"Aku memang menyayangi Wikka karena dia anakku namun aku tak pernah mengajarkan dia membenci papa dan mamanya."

Desta nampak menghela napasnya panjang, selepas acara pengajian malam ini ia langsung memutuskan untuk tidur di kamarnya dan ketika besok pagi ia bangun sudah ada sarapan di meja makan yang disiapkan oleh kakak iparnya yang menginap bersama kakaknya di rumah ini.

"Bagaimana tidurmu semalam?" tanya kakak Desta yang bernama Ipang ketika mereka di meja makan.

"Begitulah, aku bisa tidur kok hanya saja beberapa kali aku terbangun."

Selepas itu tak ada obrolan yang terjadi di meja makan sampai setelah makan, Ipang kemudian bertanya pada Desta mengenai apa yang akan adiknya ini lakukan ke depan.

"Apa maksudmu?"

"Apakah kamu akan memperjuangkan Wikka?"

Desta mengatakan bahwa ia belum memikirkan soal itu, saat ini Wikka bahagia tinggal bersama dengan Tasya dan Kevin. Kevin sendiri juga terlihat tulus menyayangi dan menerima Wikka sebagai putrinya terlepas statusnya yang bukan anak kandung pria itu.

"Wikka saat ini sudah tinggal di tempat yang baik. Untuk apa aku mengusiknya? Aku tak mau menjadi ayah yang buruk bagi putriku sendiri."

"Bagaimana dengan Tasya? Kamu sudah menjelaskan semuanya padanya?"

"Tentu saja sudah namun sepertinya dia masih gamang."

****

Tasya mendatangi rumah keluarganya untuk bertemu dengan sang papa. Ia datang seorang diri dan tadi sudah meminta mbak Nia menjaga putrinya di rumah karena ia tak mau Wikka mendengar perdebatan yang mungkin akan terjadi di antara dirinya dan sang papa.

"Tasya, kenapa tak bilang kalau mau datang?" ujar Mayra bahagia ketika Tasya datang ke rumah.

"Apakah kalau aku datang harus memberikan pemberitahuan dulu?"

"Tentu saja tidak, hanya saja kalau kamu memberitahu Mama setidaknya Mama bisa siapkan makanan kesukaan kamu."

"Aku sudah sarapan di rumah kok barusan, aku ingin bertemu papa."

"Papamu ada di ruangan kerjanya."

"Kalau begitu aku pergi ke sana."

Tasya melangkahkan kakinya menuju ruangan kerja sang ayah yang mana sebelum ia masuk ke dalam tentu saja ia mengetuk pintu ruangan tersebut sebelum melangkahkan kaki masuk ke dalam.

"Tasya, apa yang kamu lakukan di sini?"

"Boleh aku duduk dulu?"

"Tentu saja."

Maka kemudian Tasya mendudukan dirinya di sofa yang ada di ruangan kerja papanya ini. Walau hari libur seperti ini namun papanya yang gila kerja ini tetap akan melakukan pekerjaan kantor walau di rumah.

"Jadi ada apa, Nak?" tanya Andri penasaran dengan apa yang hendak dikatakan oleh putrinya saat ini.

"Bisakah tolong Papa jujur padaku mengenai apa yang sudah Papa lakukan pada Desta selama ini."

****

Di rumah karena hari libur Kevin bermain dengan Wikka dan Brandon di rumah sementara Tasya pergi ke rumah orang tuanya untuk membicarakan sesuatu. Jujur saja Kevin penasaran dengan apa yang hendak dibicarakan oleh Tasya dengan orang tuanya namun ia tak bisa pergi begitu saja mencari tahu karena Tasya akan curiga dan pada akhirnya membuat pertengkaran lebih besar lagi padahal baru beberapa waktu yang lalu mereka berbaikan.

"Papa, ada sesuatu yang mau aku tanyakan," ujar Wikka.

"Ada apa sayang?"

"Bolehkah aku memanggil om Desta dengan sebutan ayah? Bukankah dia adalah ayahku?"