Kisah masa lalu Ayahnya juga Bundanya terlalu membekas hingga Intan tak bisa percaya pada Cinta dan kesetiaan.
Baginya Kesetiaan adalah hal yang langka yang sudah hilang di muka bumi.
Keputusannya untuk menikah hanya untuk menyelamatkan perusahaan dan menghibur orang tuanya saja.
Jodohpun sama-sama mempertemukan dirinya dengan orang yang sama-sama tak mempercayai Cinta.
Bagaimanakah kisah selanjutnya?
Akan kah Dia mempercayai Cinta dan Kesetiaan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sepakat
Intan sudah selesai makan, waktunya dirinya pulang dan kembali bersikap seolah-olah baik-baik saja di hadapan semua orang. waktunya bagi dirinya kembali ke rumah Bundanya dan bertemu adik-adik nya.
Intan membayar semua makanan lalu berjalan keluar warung lesehan itu, namun saat sampai di sana sekali lagi dirinya mendapati ban mobil belakangnya kempes, Intan merasa sedikit janggal teringat kasus ban mobil kempes semua karena ulah seseorang. Namun terlalu mustahil bila beneran si arogan itu yang melakukannya, masa iya laki-laki itu mengikuti dirinya hingga kemari.
Intan bertanya pada beberapa pelanggan dimana bengkel terdekat namun pelanggan itu sama-sama tidak taunya. Intan pun duduk dan berfikir langkah apa yang akan dia tempuh, namun belum lama berpikir dirinya melihat sebuah mobil masuk, mobil yang dia kenali sebagai mobil dari orang yang tadi sempat mengajak nya untuk bertemu.
Lelaki itu turun dari mobilnya lalu menghampiri dirinya, Intan langsung tidak bisa jika berpikir positif, dirinya langsung berprasangka jika ini ada hubungannya dengan kedatangan laki-laki di hadapannya ini.
"Owh... Astaga... Astaghfirullah... kamu lagi... " Kata Intan sembari melipat tangannya di depan dada.
Reihan tersenyum mengejek sekaligus lega karena setidaknya gadis kutub di hadapannya belum berhasil pergi dari sini, usahanya untuk berjumpa membuahkan hasil, namun untuk kesepakatannya dia masih belum yakin.
"Selamat siang... Nona Intan... " Sapa Reihan.
"Siang, jadi? yang terjadi pada mobilku ulah kamu lagi?? " Tanya Intan dingin.
"Astagaa, Kamu baru saja lihat, saya baru datang... bagaimana bisa langsung menuduhku??? " Reihan berpura-pura melas, membuat Intan menatap nya malas.
"Ckkk... Kamu benar-benar tidak kreatif, selain merusak motor atau mobil orang sepertinya tidak ada. " Kata Intan lalu duduk di kursi yang ada di belakangnya, Reihan menggaruk kepalanya yang tidak gatal tangan satunya mengepal, merasa ejekan Intan terasa menyebalkan.
"Sembari menunggu montir datang, silahkan duduk, apa yang akan kamu bicarakan..? " Ucap Intan berusaha tenang dan sabar.
Reihan ingin, jika dulu dia gagal karena ancaman yang di berikan, dirinya ingin main halus sekarang dan jangan sampai gagal.
"Maaf soal semua yang aku lakukan padamu... Tapi aku ingin meminta bantuanmu... " Kata Reihan menekan egonya.
Intan mengernyit, heran ternyata bisa si arogan ini bisa meminta maaf dan berkata jauh lebih baik tidak seperti biasanya.
"Aku masih ingin menawarkan kerjasama mengenai pernikahan itu, Aku tau kamu orang yang tidak percaya dengan cinta begitupun dengan aku... Aku tau, kau tidak suka lelaki yang tidak setia, maka aku pun juga, aku juga tidak menyukai wanita yang tidak setia... Kita memiliki sudut pandang yang hampir sama di pernikahan... " Kata Reihan panjang lebar yang hanya di dengarkan oleh Intan.
"Aku ingin kita menikah, meski kita tidak saling mencintai... Anggap saja kita menjalin kerjasama seumur hidup... Aku tak menginginkan perceraian jadi kita buat kesepakatan yang tidak akan kita langgar... " Kata Reihan lagi.
"Sayangnya pernikahan itu bukan permainan Tuan Reihan... " Jawab Intan lalu memandang ke depan.
"Aku tau... Makanya aku tidak mau main-main dan mengajakmu menikah untuk seterusnya tak akan ada perceraian... " Kata Reihan membuat Intan membisu dan berfikir di tempatnya.
"Aku tau kamu di kejar-kejaran lamaran orang, yang belum tentu kamu tau karakter nya... Bukan kan lebih baik aku yang sudah kau kenal... " Tutur Reihan.
"Kau tak lebih baik dari orang itu Tuan Reihan... Aku bahkan muak dengan sikap arogan mu... " Jawab Intan menyudutkan sekaligus meremehkan pandangan Reihan tentang orang lain yang melamarnya.
Reihan mengepalkan tangan, jiwa arogan nya sudah mulai tampak dan tidak terima dengan jawaban yang Intan tujukan padanya, namun dia tahan agar tidak gagal kembali.
Reihan terdiam begitu pun Intan mereka larut pada pemikiran mereka masing-masing. Intan berpikir apakah perlu dirinya menerima tawaran dari laki-laki di sampingnya ini, namun jika di pikirkan dirinya bisa mengambil keuntungan dengan memanfaatkan pernikahan ini. Keuntungan pertama bundanya tidak akan bertanya-tanya lagi dan dan tidak akan bersedih lagi, perkara pernikahannya bahagia apa tidak itu di pikir belakangan. Keuntungan yang ke dua dia bisa mempertahankan perusahaan, bahkan dia bisa mengajukan syarat jika saham yang di pegang lelaki itu menjadi miliknya semua. Keuntungan yang ketiga karyawannya yang ribuan tidak akan mengalami PHK dan perusahaanya kembali maju lagi.
Sementara Reihan juga sedang melamun memikirkan keuntungan, keuntungan yang bakal dia capai seandainya Intan juga menerimanya, di benak nya sudah tertata apa saja peraturan yang akan dibuat dalam pernikahan itu.
"Ok... Aku ada syarat untukmu, kalau aku mau menerima kesepakatan itu..." Kata Intan mengejutkan Reihan yang tengah melamun.
"Sungguh?? Apa Itu??? " Tanya Reihan masih setengah tidak percaya.
"Yang pertama kau harus sungguh-sungguh berperan sebagai suami di depan semua orang. Yang kedua Aku minta saham mu yang ada di perusahaan ku di alihkan sebagai saham ku semua. Yang ketiga kau wajib menjadi investor utama yang selalu mensupport perusahaan ku. Yang Ke empat aku paling benci ketidaksetiaan meski aku tidak percaya adanya cinta, namun jika kau tidak setia dengan pernikahan dan terbukti ada pihak ke tiga di antara kita maka semua hotel dan asset lain milikmu akan menjadi milikku semua.... Bagaimana...??? " Kata Intan dia yakin Reihan akan kesulitan memutuskan untuk menerima.
"Ok... kalau begitu aku juga akan mengajukan syarat. Apa kamu juga siap??? " Kata Reihan membuat Intan terkejut secepat itu Reihan menerimanya seolah tanpa berpikir.
"Apa dulu...?? " Sahut Intan sedikit ragu.
"Ok... Yang pertama Kau pun juga harus berperan sebagai istriku tidak hanya di depan semua orang, namun juga di hadapanku, meskipun tidak ada cinta kau wajib berperan seutuhnya. Yang ke tiga kau tidak boleh pernah menolak ku, kau wajib melayani ku dan melahirkan keturunanku, jika kau tidak bisa melahirkan penerus ku maka keinginanmu untuk memintaku setia batal, Aku berhak menikah lagi dan kau tidak boleh meminta cerai, jika itu terjadi maka semua perusahan dan aset atas namamu akan menjadi milikku... bagaimana??? mudahkan?? Kau punya syarat 4 dan aku hanya mengajukan 2??? " Kata Reihan sambil tersenyum tipis, namun syarat yang di ajukan Reihan terasa berat bagi Intan, semua membuat dirinya benar-benar terkekang di pernikahan, apa lagi harus melayani dengan tubuh, itu sama seperti menjual tubuhnya sendiri, ada lagi harus melahirkan keturunan jika tidak persyaratan ke 4 miliknya batal, ini terasa amat berat bagi Intan dan yang paling parah jika dia ingin cerai maka semua aset atas namanya jadi milik pria arogan itu.
"Kau diam saja... Kau keberatan??? " Tanya Reihan.
"Ckkk Aku merasa seperti menjual diri... Kenapa harus melayani yang terpenting pandangan orang seolah kita menikah kan?? " Kata Intan protes.
"Hahaha Kalau kau berpikir pernikahan menjual tubuh dengan melayani suami berarti Bundamu apakah selama ini juga begitu?? Intinya kita harus berkomitmen untuk saling memberi dan menjaga dengan pernikahan ini, jika tak ingin aku menikah lagi maka lahir kan anak-anak untukku, mudahkan... " Kata Reihan, Intan tertegun Ah iya, bundanya sudah menikah dua kali dan memiliki 5 anak, picik sekali dirinya jika berpikir bundanya seolah menjual tubuh hanya untuk melahirkan dia dan adik-adik nya.
"Baiklah... Buatkan surat perjanjian itu, jangan di kurangi dan aku minta lamar lah aku sebagai mana seorang laki-laki yang melamar kepada kedua orang tuanya, jangan sampai terlihat kita melakukan perjanjian ini... " Kata Intan membuat Reihan menganggukkan kepalanya.
"Ok... Segera... " Kata Reihan puas dan mantab usahanya hari ini membuahkan hasil.
Mereka berbincang cukup lama, namun montir tak segera tiba, hingga Reihan meminta Anak buahnya untuk mengurus mobil Intan, sedang Intan di antar pulang ke rumah orang tuanya.
***
Mohon koreksinya jika masih ada Typo... terimakasih... ☺