NovelToon NovelToon
It'S Always Been You

It'S Always Been You

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Romansa / Slice of Life
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: timio

"People come and go, but someone who is compatible and soul mates with you will stay"

Dengan atau tanpa persetujuanmu, waktu akan terus berjalan, sakit atau tidak, ayo selamatkan dirimu sendiri. Meski bukan Tania yang itu, aku harap menemukan Tania yang lain ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Joon Young Berubah

Sudah cukup senyum-senyumnya ya yeorobun, waktunya kita menangis ...

cuss...

Lesgohh..

Kajja....

🌼🌼

Sore ini cuaca agak mendung, agak membingungkan entah akan turun hujan atau hanya akan mendung sampai malam. Dokter Oppa kesayangan Tania, sedang dilema. Bahwasanya beberapa waktu lalu ia mendapat tawaran hebat dari Professor Johan. Ia ingin tapi berat untuk melaksanakannya.

"Dokter Jung ... !", teriak seseorang dari kejauhan. Itu Sony. Ia mengajak Sony untuk minum kopi di atap rumah sakit, dan pria dengan mata sipit itu pun datang. Sony hubungan yang netral antara kubu Joon Young ataupun Bryan.

"Apa dokter Brian baik-baik saja kemarin?", tanya Joon Young.

"Iya dok. Dia nggak kenapa-napa, Tapi kalau udah mabuk dia Memang agak gila." jawab Sony dengan tenang.

"Hah kok tahu?", paniknya tiba-tiba. Karena seingatnya Tania berusaha menyembunyikannya.

"I See Everything from the balcony.", jawab Joon Young sambil terkekeh kecil.

"Oh gitu ya. Maaf dokter Jung, Tania cuma berusaha jaga perasaan kamu aja."

"It's okay."

"Tadi Profesor Johan nyariin kamu."

"Apa profesor bilang perlunya apa?".

" Ngga tuh. Saya juga nggak berani nanya."

Akhirnya kedua dokter itu berbincang ringan sembari menyesap kopi mereka, benar yang Tania bilang bahwa Sony berbeda dengan kedua orang itu.

skip

Joon Young Diam Terpaku mendengar penjelasan lebih lanjut Profesor Johan. Bahwasanya kemarin ia menawarkan kepada Joon Young agar bersedia menjadi utusan, selain menjadi jembatan antara Emery Hospital dan sebuah rumah sakit besar di Korea yaitu Haesung Medical Center, ia juga bisa mendapatkan pengobatan yang lebih baik di sana.

"Joon, apa yang kamu takutkan? Kamu ke sana hanya untuk bekerja, kamu tidak main-main di sana. Pacarmu pasti paham dan dia pasti mendukung. Atau kamu ada rencana selingkuh di sana?", goda profesor.

"Ahh aniyo Prof." tolak Joon Young mentah-mentah.

"Jadi apa?".

"Saya juga tidak paham Prof. Berapa lama tugas itu?"

"Kurang lebih 2 tahun." Joon Young pun terdiam membeku mendengarnya, tiba-tiba saja otaknya berisik.

"Kamu bisa memikirkannya perlahan, pertimbangkan baik-baik Joon." seru Profesor Johan sambil menepuk bahu Joon Young.

Joon Young benar-benar bimbang. Banyak hal yang ia takutkan jika ia pergi, dan sangat disayangkan juga jika ia tidak pergi. Lalu ia memutuskan untuk mengulur waktu sedikit, dan melupakannya sejenak saja.

Toh, tidak apa kan?

Ia menghubungi Tania dan meminta untuk makan malam bersama.

📞"Taniaya, saranghae."

📞"Hmm, aku juga sayang."

Makan malam pun berjalan lancar, meski terlihat seperti biasanya Tania menangkap sinyal aneh dari Joon Young dan sekarang mereka dalam perjalanan pulang.

"Kamu ada masalah ya? Jangan bilang nggak, kamu nggak kayak biasanya." tuding Tania.

"Aku baik-baik aja sayang, nothing to worry."

"Atau kamu nyembunyiin sesuatu?".

Deg

"Nanti, aku akan kasih tahu kamu nanti." balas Joon Young berusaha tersenyum, meski Tania tahu betul senyum itu sangat terpaksa.

"Okay, aku nunggu ya, nunggu sampai Kamu siap cerita, dan kamu harus kasih tahu aku apapun itu." balas Tania mengusap-usap punggung tangan Joon Young.

Seettt... Joon Young tiba-tiba melipir, menghentikan Mobilnya di pinggir jalan, tiba-tiba melepas sabuk pengamannya dan mendaratkan ciuman di ranum Tania. Gadisnya itu membeku, Kenapa pacarnya selalu seperti ini? Tidak ada aba-aba sama sekali. Hal itu membuat jantungnya selalu berdebar.

Ia mendorong Joon Young perlahan dan menetapnya datar.

"Pasti ada sesuatu yang berat ya?", Tania kembali bertanya tapi tetap tidak dijawab kekasihnya itu. Joon Young hanya berusaha mendapatkan kenyamanannya sendiri, ia menyandarkan kepalanya di bahu kiri Tania dan menghela nafas.

Ia sudah berusaha bertanya berkali-kali tapi Joon Young tidak kunjung menjawab. Iya bukan tipe pemaksa yang harus tahu segalanya. Meski Joon Young pacarnya privasi tetaplah privasi.

"It's okay Joon Youngah." tambahnya.

Joon Young melingkarkan tangannya di pinggang Tania, dan mengeratkan pelukannya. Perlakuan manis yang selalu ia dapatkan dari gadis ini, yang sama sekali tidak pernah menganggapnya aneh, yang semakin membuatnya takut untuk membuat keputusan.

"I am not okay at all." batinnya.

🌼🌼

Sejak hari itu entah bagaimana sepasang kekasih itu tidak pernah lagi kelihatan bersama. Joon Young selalu membuat alasan bahwa dia sangat sibuk di rumah sakit, ia mulai sibuk operasi dan sesekali dia juga yang memimpin, tidak lagi menjadi asisten seperti sebelum-sebelumnya. Satu-satunya alasan yang sangat diterima Tania dan didukungnya.

Merasa lega meski Ia juga merasa diabaikan, tapi ia bersyukur pacarnya benar-benar sembuh menemukan dirinya sendiri. Dokter Jung Joon Young yang dulu, yang hebat, yang kompeten, yang bersinar. Bahkan kini mereka jarang bertukar pesan.

Mungkin karena ia juga lelah di abaikan seperti itu, Tania pun memilih diam, Joon Young juga tidak pernah lagi memanggilnya sayang. Ia tidak lagi mengirimi Joon Young pesan. Ia selalu berusaha berfikir positif bahwa Joon Young memang benar sesibuk itu. Hingga akhirnya kabar mengejutkan ia terima.

Air matanya pun jatuh tanpa permisi, apakah memang ini alasan utama Joon Young menjauh selama ini? Apakah kali ini ia ditinggalkan lagi. Tapi kenapa? Apa salah yang ia perbuat?

Sejak terang-terangan Joon Young tidak memperdulikannya lagi, Tania tidak menyerah begitu saja. Ia bahkan bertingkah seolah lupa ingatan, ia tetap memperlakukan Joon Young seperti biasa.

Tidak hanya sampai disitu, inilah batas terakhir kesabaran Tania, beberapa hari setelah ia menolak menjemput Tania karena hujan deras itu, Joon Young diantarkan Yona dalam keadaan mabuk ke apartemen studio Tania.

Jangan tanya se rusak apa perasaan gadis itu ketika pacarnya diantarkan wanita lain dalam kondisi acak-acakan. Bahkan bisa ia lihat ada bekas lipstik di pipi kiri Joon Young. Ia sempat merasa kakinya lemah sekali, bahkan telapaknya serasa tidak menyentuh bumi lagi.

"Makasih udah anterin Joon Young. Lain kali jangan antar ke gua lagi ya, bawa aja ke rumah lu." seru Tania datar.

Yona merasa ngeri, Tania kembali ke setelannya yang selalu mengintimidasi. "M-mmaaf Tan, tadi kita bener-bener mabok." cicit Yona.

"Bukan urusan gua." Brakk... Tania menutup pintu itu dengan kasar dan memapah Joon Young untuk tidur di kamarnya, sementara dirinya berusaha memejamkan matanya di sofa.

Sudah hampir subuh, ia bahkan tidak bisa memejamkan matanya sedikit pun. Ia masih fokus pada kecewa dan sakit hatinya. Ia yakin betul tidak melakukan kesalahan apapun, kenapa Joon Young berubah sejahat ini.

Dimana Joon Youngnya yang dulu? Kenapa ia malah dejavu? Apakah ia akan menyiramkan Jus alpukat lagi? Semalaman itu ia habiskan dengan sesegukan yang di tahan, ia berpindah ke balkon agar Joon Young tidak mendengarnya, meski mustahil juga pria itu bangun.

Pagi hari pun datang, Joon Young terbangun dengan suara percikan air di toilet. Ia sungguh terkejut mendapati dirinya tidak di apartemennya. Tapi ...

APARTEMEN TANIA

Ia berusaha mengingat apa yang terjadi, sungguh syaland, ia mengingat bertemu Yona di bar itu, dan gilanya karena tipsy, ia malah memeluk gadis itu, bahkan Yona menciumnya. Ia spontan bercermin karena ranjang Tania tepat berhadapan dengan meja rias.

Deg

Lipstik berwarna fuschia itu masih tercetak jelas disana. Ia benar-benar kalang kabut. Apakah Tania juga melihatnya? Buru-buru ia menghapus jejak itu.

Klek, pintu toilet di buka, keluarlah gadisnya. Bahkan ia tidak melihat kemana-mana, melirik pun tidak, ia sudah mengenakan pakaian kerjanya dari dalam toilet, menggulung rambutnya tinggi-tinggi, kemudian memasukkan beberapa kosmetik ke dalam tas kerjanya, bahkan ia tidak berdandan dari rumah.

Lalu ia pergi begitu saja, tidak berkata apapun, tidak menyapa, tidak melakukan apapun, bahkan melirik saja tidak. Detak jantung Joon Young sudah tidak karuan, tapi ia tetap tenang, dan melanjutkan tidurnya lagi.

.

.

.

Dokter Jung? But Why....?? 😣

.

.

.

Tbc ... 💜

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!