Siapa sangka malam pertama yang seharusnya indah bagi pasangan yang baru saja menikah justru menjadi malam yang sangat mengerikan sekaligus menyakitkan karena suaminya tak sengaja terbunuh dalam perkelahian menyelamatkan dirinya.
Apa motif pembunuhan yang sebenarnya,siapa yang membunuh dan bagaimana nasib istrinya itu?
Ikuti kisah selengkapnyaa karna akan ada ketegangan,air mata,cinta dan juga dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atha Diyuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 30
Sepanjang hari pikiran dan hati Natan kacau balau namun sampai sekarang Natan masih tidak tau apa penyebabnya.
Jam 17.30 Natan memutuskan untuk pulang dan menutup bengkel,disusul dengan Ardi dan Fandi mereka juga ikut pulang.
" Tan gue liat semenjak tuh pelanggan yang nanyain mobil lu ko jadi banyak diem.Apa yang Lo pikirin sebenarnya.Inget kue serabinya Azra?" Tanya Fandi.
" Emang Azra jualan serabi?Sejak kapan,ko Lo gak bilang-bilang sih Tan!" celoteh Ardi.
" Diem lu bego!" sungut Fandi.
" Aelah gak asik Lo!" ucap Ardi tak kalah kesal.
Sementara yang ditanya justru tetap diam tak bergeming.
" Apa mungkin mereka itu polisi,bagaimana jika iya.Bagaimana dengan Azra jika tau semua ini." batin Natan.
Otaknya terus berkecamuk,ia terus saja memikirkan segala sesuatu yang kemungkinan bisa terjadi.
Tapi apapun itu tekatnya sudah bulat dia akan menerima segala konsekwensinya.
" Woy Tan! Ko malah diem si?" seru Fandi melihat Natan yang tanpa respon.
" Fan,gue cabut ya!" Ucap Natan membuat Fandi dan Ardi menghela nafas panjang.
Kurang dari 25 menit Natan sudah sampai dikontrakannya.Dengan langkah gontai ia turun dari sepeda motornya dan masuk kedalam rumah.
" Assalamualaikum za Abang pulang." ucap Natan kala ia membuka pintu namun tak melihat sosok istrinya.
Biasanya Azra menyambutnya didepan pintu namun entah kenapa hari ini Azra tak terlihat batang hidungnya.
" Zaa!" Panggil Natan karna tak menemukan istrinya didalam kamar.
Ceklek
" Abang!"
Greeep
Natan terkejut karna dengan spontan Azra memeluknya.Hatinya merasa senang sekaligus hawatir karna tubuh Azra bergetar hebat menandakan jika wanita itu tengah ketakutan.
" Heii kamu kenapa hum?"
" Ma-maaf bang!" Azra melepaskan pelukannya dan menundukkan wajahnya.
Diraihnya tangan Azra,namun lagi-lagi Natan dikejutkan dengan tangan Azra yang sudah sedingin es.
" Kamu kenapa?" Natan meraih dagu Azra, membingkai wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"Za!"
Greep
Melihat Azra yang diam Natan lantas membawanya kepelukannya.
" Ekhem, ekhem!"
Suara deheman Jamila membuat suami istri yang tengah saling memeluk itu melerai pelukannya.
" Kalau mau mesra-mesraan mbok ya tutup pintu jadi para jennes gak ngiri gitu Lo.Apa mau diulang biar sekalian mba ikut peluk-pelukan." Sloroh Jamilah karna memang posisi Natan dan Azra berdiri tepat didepan pintu.
Pluk
" Ish mba ini!" Sungut Azra sembari menampik tang Jamila yang sudah terulur.
" Bang,seprtinya Abang harus lebih waspada tadi..."
Mengalirlah cerita Jamila tentang kejadian yang menimpa Azra hingga kedatangan kembali dua orang tersebut yang mengintai rumah Azra hingga membuat Azra mengungsi dirumah Jamila sebelum Natan pulang.
" Oh jadi itu yang membuatmu takut! Tenang saja,Abang tidak akan membiarkan satu orangpun yang akan menyakiti kamu." ucap Natan dengan lembut Agra tak membuat Azra semakin takut.
" Brengsek,siapa yang sudah berani mengusikku.Jika sampai terjadi sesuatu dengan wanitaku apa lagi sampai menyentuhnya maka tangannya akan ku patahkan dia!"batin Natan.
" Sudah-sudah,terimakasih ya mba atas pertolongan mba.Em,besok mba bakal aku belikan speker yang lebih besar biar kalau senam lebih mantep!" Janji Natan membuat Jamila bersorak.
Adzan Maghrib berkumandang,Jamila memutuskan pergi setelah memberitahu Natan tentang kejadian yang menimpa istrinya.
Natan gegas pergi kekamar mandi untuk menyegarkan badannya.Natan mengganti pakaiannya dengan pakaian solat dan dia mengajak Azra untuk menunaikan ibadah wajib umat muslim.
Setelah salam seprti biasa Azra mencium punggung tangan Natan dengan takzim.
Mereka berdua kemudian memanjatkan doa, bermunajat kepada Sang Pemilik Kehidupan.
Tok tok tok
Suara pintu terdengar tak biasa membuat Natan dan Azra segera bangkit tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu.
Ceklek
" Selamat malam!" Sapa dua orang yang wajahnya tak asing bagi Natan.
" Sudah ku duga,Tuhan mungkin ini sudah waktunya.Jika mungkin nanti aku divonis bersalah dan dihukum untuk kurun waktu yang lama atau bahkan hukuman mati aku siap.Tolong jaga Azra untukku Tuhan." Batin Natan.
" Selamat malam,jadi anda benar-benar polisi." Ucap Natan sopan dengan seulas senyum diwajahnya.
" Mari ikut kami kekantor karna dua rekan anda sudah berada disana.Tolong bersikap kooperatif dengan tidak membuat kami harus memaksa dengan cara lain." Ucap seseorang yang mengaku sebagai guru olahraga dibengkelnya tadi siang.
Dua orang tersebut datang kembali namun kali ini bukan mengaku sebagai satpam ataupun guru olahraga seprti yang mereka katakan sewaktu dibengkel.
Mereka datang lengkap dengan seragam dinasnya dan borgol ditangannya.
" Siapa yang datang bang kenapa tidak disuruh ma..."
Ucapan Azra terhenti kala melihat dua orang anggota polisi yang berdiri didepan suaminya dengan membawa borgol dan selembar kertas.
" Baik tunggu dulu,biar saya ganti pakaian dulu." Ucap Natan dengan santai.
" Bang,kenapa ada polisi bang.Katakan apa yang sudah Abang lakukan,kenapa sampai mereka mau membawa Abang,bang katakan bang!" Azra mencecar Natan dengan berbagai pertanyaan namun Natan seprtinya enggan untuk menjelaskan.
Natan tetap masuk kamar dan mengganti pakaiannya.
Setelah ia selesai mengganti pakaian kemudian Natan menghampiri istrinya.
Natan meraih tangan Azra dan menggenggamnya erat.
" Bang ada apa sebenarnya?" Tanya Azra masih kekeh ingin tau.
"Za,liat mata Abang!" ucap Natan yang langsung dituruti oleh Azra.
Dengan malu-malu Azra menatap wajah suaminya.
" Dengar baik-baik za, sebelum Abang minta maaf jika Abang akan pergi meninggalkan kamu untuk waktu yang Abang sendri tidak tau akan seberapa lama.Sehari,seminggu,sebulan,setahun atau bahkan seumur hidup Abang.Tapi disini Abang mau mengatakan,Abang minta maaf sebesar besarnya sama kamu.Appapun yang kamu akan ketahui nanti Abang harap kamu jangan pernah meminta Abang talak kamu seblum 100 hari.Kamu jaga diri baik-baik telfon bi Mun dan kembalilah kerumah kamu,rumah mas Abrar.Disana akan jauh lebih tenang dan aman.Jika kamu merasa kesepian ajak mba Jamilah atau siapapun untuk menemani kamu.Abang pamit,jaga diri kamu baik-baik,jaga kesehatan kamu." Ucap Natan dengan mata yang sudah berlinang air mata.
Entah mengapa melihat hal itu Azra ingin sekali memeluk suaminya.Tapi rasa bingung dan juga penasaran Azra tak bisa ia hilangkan begitu saja.
Cup
Natan mencium kening Azra dan menahannya sedikit lebih lama disana.Azra hanya bisa diam dengan apa yang Natan lakukan.Ada perasaan berat dan ingin menahan kepergian Natan namun entah mengapa sangat sulit untuk diucapkan.
" Mari pak!" ucap Natan menyerahkan diri tanpa banyak bertanya lagi.
" Bang!" panggil Azra membuat langkah Natan terhenti.
Natan menoleh kebelakang dan tersenyum pada istrinya.
" Semua akan baik-baik saja za." ucapnya lagi kemudian Natan berjalan menuju mobil tahanan yang terparkir dihalaman rumahnya.
" Masuk!" Titah polisi.
" Za!" Panggil Natan karna dia tau Azra mengikuti dari belakang.
" Iya bang!"
" Jangan pernah membenci Abang!" Ucapnya sebelum ia masuk kedalam mobil dan pergi meninggalkan Azra yang mematung.
Suasana kontrakan mendadak riuh ramai karna semua orang menyaksikan Natan yang digelandang oleh dua orang anggota kepolisian.
Bahkan tiga janda itupun sampai syok dengan apa yang baru saja mereka lihat.
lebih baik kamu cari dulu kebenarannya jangan asal tuduh aja
𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚖𝚎𝚑𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚛𝚓𝚊 𝚋𝚎𝚗𝚐𝚔𝚎𝚕 𝚉𝚊, 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚐𝚊𝚔 𝚝𝚊𝚑𝚞 𝚜𝚒𝚊𝚙𝚊 𝚗𝚊𝚝𝚊𝚗
aku jadi penasaran Thor bagaimana nasib bang Natan dan dkk