NovelToon NovelToon
Masa Yang Selalu Terkenang

Masa Yang Selalu Terkenang

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Keluarga / Romansa
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: lido kyungsoo

Kaluna namanya. Kata anak muda jaman sekarang, "Orang gila mana yang menjajakan dirinya & menjadi simpanan teman seangkatannya sendiri demi menopang biaya kuliah!" IYA, KALUNA SUDAH GILAAA. Si anak miskin yang mempunyai cita-cita tinggi dan menjadi wanita jahat a.k.a simpanan pemuas nafsu sang anak Taipan. Si wanita jahat yang menjadi simpanan dari teman seangkatannya yang telah mempunyai tunangan.

Brian Namanya. Lelaki tampan, mapan, kalangan taipan, dan dari keluarga berpendidikan. Berita buruknya, Kaluna berusaha sekuat tenaga untuk menahan perasaannya selama masa kontrak itu berlaku.

Bagaimanakah kelanjutan kisah mereka?
Kisah ini mampu membawa kalian bak merasakan rollercoaster. Senang, sedih, kecewa, tangis akan kalian rasakan.

Nantikan!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lido kyungsoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tatapan mata

Kaluna kecil adalah anak yang pendiam dan suka menyendiri. Teman-temannya tak ada yang mau berteman dengan anak dari seorang pemabuk yang sering membuat keributan dengan tetangga.

Ayahnya, setiap kali habis minum selalu saja tak bisa mengontrol dirinya dan membuat keonaran. Ibunya pun tak luput dari sasaran. Bertengkar dan kebisingan selalu ia dengar. Disaat anak seusianya sedang ceria-cerianya sibuk bermain, mengekspor hal-hal yang baru dan bahagia tentunya. Semua itu tak ia dapatkan, karena Ayahnya.

Ia malu setiap kali Ayahnya berbuat onar, tetangganya akan menatap sinis pada Ibunya dan berbisik-bisik setiap kali Ibunya lewat. Hal itu pun juga ia rasakan, teman-temannya suka mengolok-oloknya dan menertawainya. Tak mau berteman dengannya.

Pernah sekali sewaktu ia kecil, Ayah dan Ibunya ribut besar. Barang-barang terlempar dan suara Ibunya yang menangis kesakitan di ruang tamu. Kaluna kecil hanya mampu menangis ketakutan bersembunyi di sudut ruangan. Ia tak bisa apa-apa. Badannya akan merespon menggigil ketakutan setiap kali mendengar suara teriakan dan pekikan Ibunya.

Setelah itu Ayahnya pergi entah kemana. Menyisakan pecahan kaca dimana-mana dan kursi yang terbanting di lantai. Kaluna keluar kamar dan mendapati Ibunya terduduk tersedu dengan keadaan yang awut-awutan. Kaluna kecil berlari menghambur ke pelukan Ibunya ketakutan dan menangis disana.

"Bu, Ayah nggak sayang sama kita, ya?" Tanyanya sewaktu pulang sekolah yang sedang makan ditemani Ibunya. Hari ini Ibunya pulang cepat dan menjemput Kaluna sepulang sekolah.

"Husss, nggak boleh ngomong kayak gitu. Nggak ada orangtua yang nggak sayang sama anaknya, sayang."

"Kalau sayang kenapa suka marah-marah, Bu. Ayah juga nggak pernah, tuh, ajak Una jalan-jalan sama kayak teman-teman, Una yang lain." Adunya mengingat beberapa teman kelasnya ketika habis liburan sekolah menceritakan tentang kegiatan mereka yang diajak orangtuanya ke taman hiburan, tempat rekreasi bahkan ke rumah makan.

"Nanti Ibu temani, Una, ya, jalan-jalan." kata Ibunya mencoba memberi pengertian. "Memang, Una pengennya jalan-jalan kemana libur sekolah nanti?" Sambil ia tatap wajah manis anaknya.

"Mau ke taman safari, Bu. Una juga mau naik wahana terbang sama berputar!" ucapnya antusias. yang Kaluna maksud adalah wahana yang ada di pasar malam yang teman-temannya ceritakan.

Ibu tersenyum lembut melihat anaknya yang ternyata sudah sebesar ini. Hanya Kaluna harta berharganya, bahagianya dan harapannya. Diusapnya lembut rambut panjang anaknya serta tatapan hangat tak lepas ia berikan.

"Boleh. Apapun akan Ibu usahakan untuk anak cantik, Ibu. Anak Ibu ternyata udah sebesar ini, ya. Mana makin cantik lagi. Anaknya siapa sih?!" Sambil dicubitnya kedua pipi tembem anaknya.

Kaluna yang mendapatkan cubitan kecil Ibunya di pipi pun mengadu kesakitan.

🥀🥀🥀🥀🥀

Kaluna dan Tari sedang duduk di pinggir lapangan sambil mengerjakan kelanjutan proposalnya yang harus mereka kebut. Lulus cepat adalah tujuan mereka berdua. Walaupun harus jungkir balik untuk proses skripsi ini.

"Udah sampe bab berapa lo?" Tanya Tari sambil mengambil beberapa ciki dan memasukkannya ke dalam mulutnya.

"Udah mau masuk bab tiga, Tar. Ini juga gue keknya udah mau tipes ngerjainnya." keluhnya menatap Tari yang menatapnya kasihan. Pada sahabatnya sekaligus pada dirinya tentu saja.

Terus gimana kabar proposal, lo?" Tanyanya sambil mengambil ciki di depannya dan turut menikmati suasana sore itu.

"Pembimbing gue keknya mau bunuh gue, deh, Una." Keluhnya sambil terus memakan cikinya.

Kaluna meringis mendengarnya. Kaluna merasa kasihan juga pada sahabatnya. Pasalnya, pembimbing Tari memang terkenal sangat detail, selalu revisian dan ACC nya lama.

"Sabar. Kata si Vina, supaya bisa cepat ACC lo harus pinter-pinter muji, Bu Esmeralda. Sama lo harus rajin-rajin datang buat konsultasi." Sarannya mendengar beberapa unek-unek dari teman bimbingan sahabatnya yang beberapa kali bertemu dengannya. Walaupun berakhir curhat mengeluarkan unek-unek pertemuan dengan dosen pembimbing itu padanya.

"Harus se-sabar apa lagi gue, Unaaaa. Setiap kali habis konsultasi, kertas gue ibarat habis di coret-coret ama balita. Penuh banget coretannya." Sambil mengeluarkan lembaran proposalnya yang telah dikonsultasikan.

Kaluna membuka kertas demi kertas dan meringis penuh kasihan karena benar adanya. Setiap lembar penuh dengan coretan.

"Revisiannya totalitas banget, Ya Allah. setiap habis konsultasi berasa habis energi gue. Coretannya banyak mana pertanyaannya kayak dari pohon ke akar-akarnya!"

"Gue mau bilang sabar, tapi dengar curhat lo, gue juga kek kehabisan energi, njir." Dan mereka menertawai nasib mereka.

"Eh, ada si dakjal disana." Menunjuk dengan dagu pada Brian dan sahabat-sahabatnya yang sedang bermain basket di tengah lapangan. Lapangan mereka terdiri dari lapangan bola dan lapangan basket yang bersebelahan.

Kaluna memperhatikan arah tunjuk Tari. didepan sana ada Brian, Azka, Justin, Yusuf dan beberapa dari jurusan lain sedang bermain. Kaluna termenung sambil terus menyaksikan Brian yang selalu tampak mempesona. Daya tariknya mampu membuat beberapa atau hampir semua kaum hawa menatap penuh minat padanya.

Tidak bisa dipungkiri, dari ke empat bersahabat, Brianlah si prince charming, shining, shimmering, Splendid- kata anak jaman sekarang.

Saat sedang asyik memperhatikan, tak sengaja mata mereka bertemu. Brian menatap dengan mata elangnya. Namun hanya sepersekian detik karena Brian kembali asyik bermain dengan teman-temannya.

"Seandainya gue nggak tahu sisi buruk, Brian, gue pasti sama dengan temen-temen cewek yang lain yang akan tergila-gila sama ketampanannya."

"Benar" Kata Kaluna di dalam hati.

"Sayangnya, muka spek dewa hati kek dakjal!"

"Udah, nanti orangnya kesedak gara-gara lo gosipin terus, Tar." Kata Kaluna karena mereka sedang berada di pinggir lapangan dan ada beberapa mahasiswa dan mahasiswa yang turut duduk seperti mereka.

"Biarin, biar mampus sekalian!" Sambil tangannya ia remas-remas di depan dada sambil berapi-api menatap seakan mampu menusuk sosok tampan di depan sana.

Kaluna terkikik melihat ekspresi kesal Tari yang mana terlihat lucu di matanya. Tari itu sangat ceria dan blak-blakan. Akan sangat lucu jika dalam mode seperti ini.

Kaluna malah menyodorkannya air mineral dan langsung disambut oleh Tari.

"Makasih, Una." Dan amarah Tari seketika hilang setelah diberi air dingin oleh Kaluna. Untuk masalah merubah topik pembicaraan, Kalunalah ahlinya.

Terlihat di depan sana, Brian dan teman-temannya berjalan ke pinggir lapangan menyudahi permainan mereka. Terlihat mengelap keringat, mengibaskan bajunya dan ada juga yang duduk sambil minum air yang teman mereka bawa.

Kedatangan Cristhine mengalihkan atensi Brian yang sedang duduk di pinggir lapangan. Gadis manis itu terlihat berjalan menuju Sang lelaki sambil membawa air mineral di tangan kanannya. Brian menyambut dengan senyum merekah yang jarang lelaki itu tunjukkan pada yang lain. Membuat Kaluna mengalihkan padangan. Namun tanpa sengaja lagi-lagi tatapannya bertemu dengan Azka yang sedang duduk beberapa meter dari Brian.

🥀🥀🥀🥀🥀

Happy reading

Salam story from By_me

1
Fia
bagus tapi banyak typo nya
Sri Maya Sari
bahasanya santai tapi tidak lebay. cukup menguras emosi dan bikin penasaran. . lanjut thor
Ahmad Abid
lanjut thor...
Ahmad Abid
bagus ceritanya thor... ga lebay .. /Angry//Drool/
Ahmad Abid
Buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!