Pelabuhan Cinta Triple R

“Sudah pasti dia mengetahui sesuatu, karena itulah mereka juga mengejarnya. Namun, kita tidak bisa menanyakan tentang ini padanya atau kita akan membuatnya kembali teringat dengan kejadian malam itu. Lebih baik kita mencoba mencari informasi dari Leonard yang menangani keempat anak buah Dimitri yang berhasil kita tangkap sebelumnya,” ujar Rayden yang telah memikirkan semuanya secara hati-hati dan sebisa mungkin tidak melibatkan Olivia di dalam rencananya.

“Lebih baik sekarang kita kembali ke rumah sakit untuk mengetahui apa yang dilakukan bajingan kelamin itu pada Dr. Olivia. Sepertinya Shea, Zhea dan Kay datang di saat waktu yang sangat tepat,” lanjut Rayden yang ingin lebih memastikan apakah benar dugaannya bahwa para bajingan itu mengincar Olivia karena rahasia mereka atau karena sebab dan tujuan lain.

“Benar, kita harus mendengar dari anak-anak itu apa yang terjadi,” imbuh Jaydon yang sependapat dengan Tuannya.

...****************...

Sedangkan Arshan sendiri, kini tengah mengobati lukanya disebuah apartemen mewah dengan meminta salah satu rekan kerja di rumah sakit. Bukan hanya Arshan dan rekannya saja yang berada di ruangan tersebut, tetapi masih ada dua pria lain yang mengenakan setelan jas mewah menatap marah ke arahnya.

“Aish, sudah aku peringatkan berulang kali, bukan? Sebaiknya kau jangan mendekati Olivia lagi, karena keluarga Xavier tengah menjaganya super ketat. Sekarang kau rasakan sendiri ‘kan akibatnya,” ujar rekan kerja Arshan yang bernama Renand Alfonso, dia juga merupakan seorang dokter di rumah sakit tersebut.

“Aku sudah memastikan para penjaga di sana tidak bisa menggangguku, tapi siapa sangka tiga bocah menyebalkan itu datang dan merusak semua rencanaku. Apalagi ketiganya memiliki kemampuan yang luar biasa, hingga aku berulang kali hampir mati.” Arshan menggeram kesal karena semua rencananya untuk membawa pergi Olivia telah gagal karena ketiga bocah dari keluarga Xavier itu.

“Tuan, kami sudah memastikan mereka telah kembali ke rumah sakit dan mulai menyelidiki orang-orang kita. Untuk sementara kita masih aman, tapi ….” Deniz Antoni, orang kepercayaan Karl sekaligus asisten pribadinya menyampaikan informasi yang dia dapatkan dari anak buahnya.

“Cukup! Aku sudah mengerti situasi, tetap awasi pergerakan mereka dan aku akan pastikan dia tidak bertindak gegabah lagi setelah ini,” ujar Karl yang tahu mengapa orang kepercayaannya itu tidak melanjutkan perkataannya.

Karl pun berjalan mendekati Arshan yang masih di obati oleh Renand. Bisa dikatakan bahwa Karl, Arshan dan Renand adalah teman masa kecil yang tubuh bersama dan masih saling berhubungan baik sampai sekarang. Mereka juga anak-anak yang terlibat dalam penculikan dan pembunuhan yang di lakukan pada Rayna.

Plak ….

Sebuah tamparan yang sangat keras Karl layangkan dan mendarat tepat di wajah Arshan. Dengan penuh kemarahan Karl kembali mendaratkan sebuah tamparan di pipi yang satunya seraya berkata, “Apakah kau ingin membuat kita semua mati, Hah?”

“Seharusnya kau berhenti setelah bisa menikmati dokter yang menjadi pujaanmu itu. Kenapa kau malah menimbulkan masalah yang lebih besar lagi dengan berurusan dengan keluarga itu. Kita masih beruntung karena masih hidup sampai sekarang setelah keterlibatan kita dalam penculikan dan pembunuhan Rayna saat itu. Jadi, berhentilah membuat masalah mulai sekarang,” cecarnya penuh kemarahan dan menegaskan pad Arshan untuk berhenti terobsesi pada Olivia.

“Dengar, aku tidak akan berhenti sebelum memiliki Olivia sepenuhnya. Jika kau tidak membantuku mendapatkannya, maka aku akan menyeret kalian berdua mati bersamaku.” Bukannya takut, Arshan malah kembali mengancam Karl dan Renand.

“Sial, kenapa kau membuat semuanya menjadi lebih rumit hanya karena seorang wanita,” umpat Renand karena dia tetap dilibatkan meski tidak ikut campur dalam kejadian kali ini, “Jika kau ingin mati di tangan keluarga Xavier, maka lakukan saja sendiri jangan pernah libatkan aku lagi. Hidupku sudah tenang sekarang, karena mereka tidak menyelidiki lebih jauh atas kematian Rayna dan hanya menjadi Evan dan anak buahnya saja yang menjadi pelakunya,” imbuhnya.

“Kalian pikir aku akan membiarkan kalian begitu saja, jika aku mati maka kalian berdua juga harus ikut mati bersamaku,” balas Arshan yang semakin menyulut emosi Karl dan Renand.

“Bajingan sialan! Jika tahu kau akan semakin gila seperti ini, lebih baik kai biarkan saja kau ditangkap dan mati ditangan mereka tadi,” umpat Renand yang menekan luka punggung Arshan cukup kuat untuk melampiaskan kemarahannya.

Namun, bukannya merasakan kesakitan Arshan malah menyeringai seraya tersenyum penuh arti. Lalu Arshan berkata, “Jika aku tadi di tangkap dan dibunuh oleh mereka, maka sudah dipastikan saat ini kalian telah menjadi target buruan selanjutnya.”

“Bahkan semua itu sudah terjadi karena kebodohanmu itu, Sialan!” sentak Karl yang sangat geram karena dirinya kini juga ikut terancam.

“Kalau begitu bantu aku menculik dan membawa pergi Olivia sejauh mungkin, maka aku tidak akan lagi mengganggu kalian untuk seterusnya. Aku hanya menginginkan Olivia, setelah itu terserah kalian mau melakukan apapun,” ujar Arshan yang dengan tidak tahu malunya mengatakan obsesinya.

“Lupakan saja wanita itu dan bermainlah dengan wanita lain—”

“Tidak! Aku hanya menginginkan Olivia, entah kalian membantuku atau tidak aku akan tetap membawa Olivia pergi. Dan jika terjadi sesuatu padaku dalam prosesnya, maka aku tidak akan segan menyeret kalian berdua,” ancam Arshan yang hanya menginginkan Olivia menjadi miliknya.

“Dia benar-benar sudah gila! Berhadapan dengan keluarga Xavier, sama saja berhadapan dengan para malaikat maut.” Renand sudah kehilangan kata-katanya sekarang dengan sikap obsesi Arshan pada Olivia yang akan menimbulkan dampak buruk bagi kelangsungan hidup mereka bertiga.

“Sebelum itu terjadi, maka aku sendiri yang akan membunuhmu, Arshan! Jadi, jangan membuat kemarahanku semakin meledak lebih dari ini. Berhentilah menginginkan wanita itu dan sebagai gantinya aku akan memberikan ratusan wanita yang lebih cantik dan menarik darinya,” ujar Karl yang berusaha bertransaksi dengan Arshan.

“Sudah aku tegaskan berulang kali bahwa aku hanya menginginkan, Olivia! Bantu aku mendapatkannya, maka setelah itu aku tidak akan mengganggu ketenangan kalian lagi.” Namun, Arshan tetapi bersikeras hanya ingin mendapatkan Olivia-nya.

“Brengsek! Kau benar-benar ingin menguji kesabaranku, Hah?” geram Karl yang mulai kehilangan kendali emosinya, dia mencengkram wajah Arshan dengan kuat.

“Jika aku mati, maka kaian berdua juga akan mati bersamaku! Atau dapatkan Olivia untukku dan aku akan mengembalikan ketenangan kalian berdua.” Arshan tetap pada keinginannya seraya menyeringai penuh arti yang langsung di sadari oleh Karl bahwa Arshan telah menyiapkan rencana lain jika dia berani membunuhnya saat ini.

“Lakukan saja yang aku minta! Bukankah menculik seseorang tidak begitu sulit untuk dilakukan oleh anak buahmu itu,” sambungnya yang menatap Deniz yang tengah berdiri tidak jauh dari mereka.

Bersambung, ....