Di khianati dan dijebak oleh saudara tirinya, hingga diusir oleh ibu kandungnya sendiri karena dianggap telah mencoreng nama baik keluarga besar Sanjaya.
Hamil dan melahirkan tanpa didampingi keluarganya. Aurora berhasil membesarkan putri semata wayangnya, bekerja sebagai pengasuh cucu keluarga kaya tak membuatnya gengsi dan putus asa.
Pertemuan Aurora dengan Almer cucu laki-laki keluarga Gilbert membuatnya merasakan ikatan batin antara ibu dan anak bukan hanya itu saja Aurora harus terlibat dengan permasalahan anak majikannya Anggara Gilbert, CEO tampan tak tersentuh yang menolak segala cara perjodohan orang tuanya.
Bagaimana perasaan Aurora saat tahu Anggara lah sosok pria yang menidurinya malam itu ? Bagaimana dengan Anggara saat mengetahui jika Aurora lah sosok wanita yang dirinya cari selama ini ? Apakah Anggara akan bertanggung jawab atas kejadian malam itu ? Jangan lupa untuk mampir !
follow ig : dlbtstae_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jaga pintunya !
Di ruang tengah depan kamar, dua anak laki-laki sedang merebahkan diri di lantai yang hanya beralaskan tikar. “Malam-malam aku cendiliiii, tanpa cintamu lagi huwo huwoooo !!! “
“Ehhhh, cualamu cemplengnaaaa !! Mending nda ucah nyanyiii ! Ee Abang, dipanggil bunda mandi !! “ pekik seorang bocah perempuan yang masih mengenakan handuk kecil menutupi tubuh polosnya.
Almer yang mendengar panggilan bundanya segera bergegas membawa handuknya untuk mandi, sedangkan Reza dia sudah mandi dan mengenakan pakaian Arisha sebagai pakaian gantinya.
Reza menolak untuk diantar pulang, dia lebih senang berada di keluarga Aurora ketimbang keluarganya sendiri. Tak tahukah Reza jika keluarganya tengah mencari dirinya bahkan sudah melaporkan ke pihak berwajib.
“Cana pakai pakaianmu dulu, cebelum lalat hinggap ! “ celetuk Reza tanpa melihat Arisha, dia memilih tengkurap memainkan ponselnya yang baru selesai dicas.
Untung ipad milik Almer chargernya sama jika tidak dia akan merasa bosan tidak memainkan ponselnya. Namun, kesenangannya surut saat melihat panggilan video whatsapp masuk ke ponselnya.
“Hiiiiii, opa telpon ! Matiiin ! Matiin datanaaaa !! “ pekik Reza panik.
Dia menggeser wallpaper nya dan mencari data seluler dan menekannya hingga berubah menjadi warna abu-abu.
Arisha yang baru selesai berganti pakaian dibuat bingung dengan tingkah Reza yang sedang panik. Dia mengangkat bahunya dan berjalan menuju depan televisi.
Tangan gembulnya meraih remote televisi, lalu mencolok televisi dan mulai menyalakannya. Bocah itu mulai mencari channel kesukaannya hingga menemukan film si botak kembar nakal.
Reza meletakkan ponselnya dan bergabung dengan Arisha yang sedang menonton. Keduanya sangat fokus menonton film tersebut tanpa mendengar panggilan Aurora yang mengajak mereka makan malam.
“Adekkkkk !! Di ajak makan iniii !! Makan duluuuu !! “ tegur Almer yang kini sedang menggosok pelan rambutnya yang masih basah.
“Iyaaa bental, masih lucu kali ini looo !! “ rengek Arisha, sesekali dia tertawa saat salah satu bocah kembar itu mengalami ketakutan.
“Makanya, nda ucah belani cama angca !! “ pekik Reza puas.
“Ayo, makan dulu. Lanjut nontonnya habis makan ya ! “ tegur Aurora yang sudah berdiri di batas dapur dan ruang depan.
“Iya bunda ! “ jawab Arisha lesu, dia takut jika tidak menurut bundanya akan menjualnya.
Reza, bocah itu sudah kacir mengikuti Almer dari belakang sementara Arisha dia sedang mematikan tv sebelum akhirnya menyusul.
Disisi lain seorang pria tengah marah saat nomor cucunya tiba-tiba tidak aktif dan GPSnya tidak bisa dilacak. Pria itu menatap marah putra dan menantunya, apalagi saat menantunya pulang membawa banyak barang belanjaannya ditangan.
“Kalian nggak mikir anak kalian hilang apa !?! “.
Rexo menatap malas papanya, dia masih terlihat lemas dan baru kembali ke rumah. Lea dia tidak peduli, baginya tidak penting ada dan tidak ada Reza dia tetap memikirkan penampilan dan belanja kebutuhannya.
“Mungkin Reza dirumah mama, pa. Biasanya juga begitu, “ sahut Lea kesal.
“Sudahlah pa, Lea malas berdebat. Ocehan papa tidak membuat Reza pulang ! “ ketusnya dan meninggalkan meja makan.
“Beraninya kamu seperti itu dengan mertuamu, Lea !! “
Lea membalikkan tubuhnya saat berada di anak tangga, dia terkejut saat melihat Rosa yang datang dengan wajah marahnya.
“Mama ?! “
“Bagus ya kamu, pulang ke rumah bawa barang belanjaan. Tanpa tahu anak kemana ! “
“Mama, bukannya Reza ke rumah mama ? “ tanya Lea pelan.
“Kalau Reza ada ditempat mama, mertua kamu nggak akan semarah itu ! “ bentak Rosa marah.
Sungguh dia sangat marah dengan keteledoran putrinya. Ini kali pertamanya Rosa memarahi putri sambungnya. Lea yang dibentak tak terima, dia mengatakan kata kasar yang membuat Rosa men4mp4rnya.
“Mama keterlaluan !!! “
“Mama kayak gini itu karenamu !! Kamu membuat cucu mama hilang !! “
Pertengkaran keduanya membuat Deon dan Rexo menyusul keluar. Rexo yang melihat mertuanya datang hendak menenangkannya namun mertuanya itu justru memarahinya juga.
“Tenang, Rosa ! Aku sudah memberikan laporan kepada polisi, kita tunggu laporan dari mereka… “ ujar Deon menenangkan besannya.
Rosa menatap Deon, begitu juga Deon. Lea tak peduli dia membalikkan tubuhnya dan bergegas naik ke lantai dua berbeda dengan Rexo dia menanyakan kabar mertuanya dan menanyakan dimana mertua laki-lakinya.
“Papa kemana mah ? “ tanya Rexo kepada Rosa.
“Di rumah, di ajak kesini nggak mau ! “ begitulah jawabannya setiap ditanya mengapa suaminya tidak ikut ke rumah.
Rexo mengangguk, dia ijin untuk menyusul istrinya ke kamar meninggalkan kedua orang dewasa di ruang tengah. Rosa dan Deon mengijinkan Rexo menyusul istrinya sedangkan keduanya duduk sambil mengobrol.
Sesampainya di kamar, ternyata Lea kembali menanyakan suaminya yang dari kemarin tidak pulang dan baru pulang sekarang membuatnya harus tidur sendiri.
“Kemana saja kamu ? Pagi-pagi sudah nggak ada, pulang juga nggak ! Kemana kamu ! “
“Apa sih, kamu juga biasa nggak nyariin ! Tumben banget peduli ! “ balas Rexo kesal.
“Heh, aku ini istrimu wajar nanya kamu dimana ?! “
“Istri tapi nggak pernah mengurus kebutuhan suami. Itu maksudmu ?! “ sentak Rexo menatap tajam istrinya yang selalu berlebihan tanpa memikirkan apakah dia pernah berbuat salah atau tidak.
Lea tak terima dia terus membantah tuduhan suaminya, hingga keduanya bertengkar. Namun, tiba-tiba saja Lea mengatakan hal yang membuat Rexo gugup.
“Oh ya, kemarin malam waktu aku bilang temanku masuk penjara sama kamu tiba-tiba temanku besoknya bebas dan aku tanya sama petugas katanya seorang pria yang membebaskannya dengan jaminan. Apa itu kamu ? “ tuduh Lea tiba-tiba membuat Rexo gugup.
“A–apaan sih kamu ! Ke–kenal dengan te–temanmu saja aku tidak.. “ elak Rexo.
Lea menatap tajam suaminya, dia curiga jika suaminyalah yang membebaskan temannya. Jika bukan suaminya siapa lagi karena Rexo lah orang yang dia ceritakan pada saat itu.
“Jangan menuduh aku ! Kamu ada bukti nggak ? “
“Aku memang nggak ada bukti, tapi tetap kamu yang aku curigai.. “ seru Lea.
Rexo yang malas berdebat dengan istrinya memilih untuk membersihkan diri, semakin dibiarkan istrinya tidak akan selesai dengan tuduhannya itu.
“Mas !! Aku belum selesai ngomong loh !! “ pekik Lea kesal.
Pintu ditutup dengan kasar membuat Lea terlonjak kaget. Dia mengelus dadanya, dan menghela nafas kasar. Tidak ada pikirannya tentang kemana putranya pergi, ia memilih merebahkan diri dan pergi tidur.
Sedangkan ditempat lain, dua orang dewasa tengah mengobrol di taman belakang. Tampak sangat akrab, sesekali keduanya terlibat candaan yang menyentuh fisik.
“Haha, kenapa tidak dari dulu kita bersama.. kalau seperti ini kan, kita hidup bersama dan bahagia ! “ ujar pria itu membelai wajah wanita disebelahnya.
“Benar, padahal kita sangat cocok.. “ timpalnya tersenyum.
Lama-lama wajah keduanya kembali mendekat hingga pertabrakan dua dinding hangat saling menyentuh dan berpautan.
*
*
*
*
*
“Hiii, Lisa sedang apa kamu ? “ tegur Reza heran dia berjalan mendekati Arisha yang tengah memperhatikan sesuatu.
“Husss diamlah, jangan belisik… kedengal bunda nda jadi nanti ! “ bisik Arisha yang masih menempelkan wajah dikaca jendela.
“Kau lagi liat apa sih ! “
Lagi-lagi Arisha menegurnya, membuat Reza turut kesal dan ikut menempelkan wajahnya di balik gorden.
Saat tahu apa yang sedang di lihat Arisha, bocah itu langsung menarik wajahnya dan mendekatkan bibirnya ke telinga Arisha.
“Janan bilang kau mau kelual diam-diam untuk jajan ya ? “ tebak Reza mengintimidasi Arisha.
Arisha yang dituduh tidak terima, “ Heeee asal nuduh. Kalau nda mau pelgi sana ! “ usirnya kesal.
“Risha ! Reza ! “ panggil Aurora dari dalam kamar.
“Ya bundaaa, cebentalllll lagi ! “ balas Arisha sedikit panik.
“Cudahlah, kau pelgi cana bial aku jaga pintu ! “ seru Reza kepada Arisha.
“Benel ya jaga pintu, awas aja kau tinggalin pintu ini. Nda akan ku bagi ! “ seru Arisha bergegas ke depan rumah untuk membeli jajan dengan cepat keburu bundanya menyadari jika dirinya keluar.
“Iya benel kok, “ kata Reza pelan.
“Sepelti lagi ng3p3t. Leja jaga l1l1n, Lisa jadi B4bonn4… “
