Takdir sungguh begitu menyesakkan bagi diriku . Takdir membuat hidup ku berubah total . Kamu datang membawa kebahagiaan atau luka aku pun tidak tau itu . Tapi saat kehadiran mu , semua nya berubah . Bahagia, hanya di awal nya saja , hingga luka itu datang seiring berjalan nya dengan waktu . . Tapi ini semua bukan salah mu, tapi ini semua salah ku , yang terlalu terburu-buru menilai sesuatu . Bahkan aku tidak pernah peduli dengan nasihat orang . Waktu itu aku terbuai dengan cinta manis mu . . Ini Kisah ku, kisah Khairunnisa yang mengalami kepahitan setelah aku menikah . . Note : cinta itu tidak selama nya indah , jika kamu mencintai seseorang bukan karena Allah , melainkan karena nafsu dunia mu, tapi cinta itu akan berkali-kali indah , jika kamu mencintai seseorang karena Allah . Karya asli ... No plagiat . . Di larang keras meniru . .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 20
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikum salam . "
"Ya ampun , masuk-masuk bude . Maaf ya saya tidak menyambut kedatangan anda tadi . " Ibu nya Nisa langsung membuka pintu yang terbuat dari kayu itu lebar-lebar , lalu mempersilahkan bude Sira masuk ke dalam rumah .
Bude Sira tersenyum, lalu segera bangkit dan mengambil beberapa bungkusan yang memang tadi di siapkan di rumah untuk kedua orang tua Nisa .
"Maaf , saya tidak bawa apa-apa" bude Sira menyerahkan nya pada ibu nya Nisa , membuat ibu nya Nisa terkejut bukan main .
"Ini repot sekali ya ampun . Ayo silahkan masuk, dan duduk . Saya akan buatkan minuman , pasti haus ya kan. "
Bude Sira mengangguk kan kepala nya , lalu masuk dan duduk di kursi rotan yang ada di dalam rumah itu .
Rumah yang tampak lebih luas bagi bude Sira saat terakhir kalinya dirinya datang ke rumah ini .
Di sana juga sudah ada kursi rotan, televisi , dan lemari, sebelum nya tidak ada . Karena waktu itu mereka datang duduk beralaskan tikar dan rumah nya juga terkesan kecil .
"Ibuk " Desi dan Tiar langsung menyalami ibu nya Nisa saat masuk ke dalam rumah itu .
Ibu nya Nisa tersenyum, dan terkejut saat melihat keberadaan Tiar
"Loh nak Tiar ?"
Tiar mengulas senyuman nya . "Apa kabar ibuk ? Sudah lama ya tidak bertemu . Ibuk sehat kan ?" Sapa Tiar ramah .
Ibu nya Nisa tersenyum, sungguh jika boleh mengatakan hal jujur , dirinya lebih menyukai Tiar di bandingkan Doni . Pria itu memiliki karakter yang sangat berbeda .
Tapi mau bagaimana lagi, Nisa lebih memilih Doni ketimbang Tiar , dirinya juga tidak bisa memaksa anak nya. Jika Nisa mencintai Doni, biarkan saja . Yang terpenting anak nya bahagia .
"Alhamdulillah nak ,ibuk baik-baik saja . Sudah lama sekali kamu tidak main kemari ya . Bapak selalu tanyakin kamu . Kata nya kangen mau ngajakin kamu main catur . " Seru ibu nya Nisa antusias . Ya sedekat itu memang hubungan mereka dulu . Tiar selalu di ajak main catur oleh bapak nya Nisa .
Tiar terkekeh, jika mengingat hal itu rasa nya rindu sekali . "Maaf ya buk, setahun lalu aku pergi ke Kalimantan merantau . " Sahut Tiar dan membuat ibu nya Nisa mengangguk kan kepala nya .
"Lalu ?" Ibu nya Nisa melirik bude Sira dan juga seorang gadis yang sudah duduk di samping wanita itu .
"Dia ibuk saya buk . Maaf baru pertama kali membawa ibuk saya kemari . Mungkin ibuk saya yang sudah kemari duluan . Tapi bukan untuk saya . " Ucap Tiar .
Ibu nya Nisa tersenyum,tangan nya menepuk bahu Tiar , "mungkin belum jodoh ya . Ya sudah ayo duduk ." Ucap ibu nya Nisa . Agak terkejut sih saat mengetahui jika Tiar itu adalah anak dari bude Sira , hal itu berarti Tiar adalah sepupu dari Doni. Tetapi ibu nya Nisa tidak mau pusing memikirkan hal tersebut , dirinya harus menjamu tamu nya yang datang jauh-jauh.
Sedangkan Desi mengerut kan kening nya saat melihat interaksi Abang nya dengan ibu nya Nisa , dirinya sungguh sangat penasaran, kenapa mereka saling mengenal, terlebih dari kata-kata nya mereka juga sangat dekat .
Tapi Desi tidak berani bertanya dulu, biarkan saja nanti , pikir Desi saat sudah pulang, .
Ibu nya Nisa celingukan saat melihat tidak ada keberadaan menantu nya . "Loh Doni nya kemana ?" Tanya ibu nya Nisa saat melihat tidak ada Doni ikut ke rumah nya .
Mereka semua nya saling tatap, bingung harus menjawab apa , hingga Nisa datang sambil membawakan nampan berisi ceret dan beberapa gelas lalu meletakkan nya di atas meja yang ada di sana .
Nisa juga terkejut bukan main saat melihat perubahan di dalam rumah nya itu, sungguh di dalam rumah nya sangat berbeda dari setahun yang lalu , barang-barang juga banyak di sana . Dapur nya juga banyak sekali barang-barang .
Terlebih mendapati dapur yang sudah lebih baik, kemarin dinding nya kayu lapuk, saat ini sudah berganti dengan bata . Apa lagi melihat dapur nya yang luas , serta ada kamar mandi di dalam nya. Sejenak jika melihat dari luar , rumah nya tetap sama seperti dulu, tapi saat masuk sangat berbeda.
Nisa bahagia, itu tanda nya kedua orang tua nya keadaan nya baik-baik saja .
"Nis , suami kamu mana ? Kok enggak ada ?" Tanya ibu nya Nisa , dirinya sungguh penasaran bukan main, apa lagi yang datang tidak ada mertua Nisa , malah bude beserta anak - anak nya .
Nisa meremat tangan nya kuat , sungguh dirinya bingung harus bagaimana menjelaskan nya pada sang ibu, takut ibunya syok .
"Buk ...."
"Nis, ada apa nak ? Apa yang terjadi . Dan satu lagi , ibuk sungguh kecewa dengan Doni . Beberapa bulan setelah menikah , ibuk rindu sekali dengan mu nak , namun kamu dan Doni tidak pernah datang mengunjungi ibuk . " Menghembuskan nafas nya kasar , sang ibuk langsung mendekat ke arah Nisa , lalu menuntun nya ke kursi rotan yang ada di sana . Mereka berdua duduk .
"Nis , ibuk dan bapak pergi mencari alamat rumah mertua kamu . Eh tapi saat kami sampai di desa yang di sebutkan oleh Doni, kami berkeliling desa itu dan tidak ada yang nama nya Mirna maupun Doni di sana . "
Deg !!
Mereka semua terkejut mendengar perkataan dari ibu nya Nisa .
"Maaf buk, tapi kamu juga tinggal di desa yang sama seperti Doni . Ibuk enggak bertanya nama saya ? " Tanya bude Sira .
Ibu nya Nisa langsung menoleh ke arah bude Sira . "Sudah bude . Tapi sama sekali tidak ada . "
"Apa nama Desa nya ?"
"Desa Sumber Ayu "
"Ya ampun !!"
Semua nya langsung terkejut saat mendengar itu, sungguh bagi mereka Doni sangat kelewatan sekali , desa Sumber Ayu letaknya sangat jauh dari desa Talakan. Desa Sumber Ayu juga hampir mendekati kota .
"Kami tinggal di desa Talakan " ucap bude Sira .
"Astaghfirullah " ibu nya Nisa mengelus dada nya , sungguh dirinya tidak menyangka jika di bohongi oleh Doni menantu nya sendiri .
Mereka memang tidak tau letak desa keluarga Doni, dan sewaktu Doni hendak membawa Nisa , ibu dan bapak nya Nisa bertanya pada Doni dimana letak desa nya Doni . Namun siapa sangka Doni malah mengatakan kebohongan .
"Buk, saya kan sudah pernah katakan , kalau saya berasal dari desa Talakan . " Ucap Tiar .
"Ya ampun nak Tiar , ibuk mana kepikiran kamu . Ibuk juga enggak tau kalau kamu sepupuan sama Doni . " Sahut ibu nya Nisa .
Lalu ibu nya Nisa menoleh ke arah Nisa . "Dimana suami kamu nak ? Ibuk pengen tanya sama dia , kenapa dia tega sekali membohongi bapak dan ibuk mu . Bapak dan ibuk sampe letih berkeliling desa itu mencari rumah mertua mu . "
Nisa meremat kuat tangan nya .
jual diri kamu 🤭
setelah 🤰 ditelantarkan Joko gemblung
nyohok Lo
keluarga toxic keluarga semleng 🤦
ayo kakak" yg baik 👍 dipencet
bakal menyedihkan melebihi apa yg Nisa rasakan
Joko edan