SHE IS VERY DANGEROUS
Hembusan angin dingin mulai terasa, ketika sesosok perempuan berwajah pucat membuka jendela kamarnya.
Ia menatap tajam sang rembulan yg bersinar di gelapnya langit malam. Dengan senyum miring yg terbit di ujung bibirnya, ia menggumamkan sesuatu.
"Karena kau telah merelakan tubuhmu menjadi milikku, maka akan ku balaskan setiap luka dan semua sakit hati yg kau rasakan." gumam perempuan tersebut.
"Auryn Magenta, hiduplah dengan tenang di surga dan lihatlah bagaimana Li Yunna, seorang kultivator juga ahli racun dari semesta yg berbeda, beraksi." lanjutnya menyeringai.
Cekrek
Suara pintu terbuka terdengar, namun hal itu tidak membuat Yunna yg berada dalam tubuh Auryn tergerak.
Terlihat seorang pria gagah berpakaian ala CEO datang dengan gagahnya, kemudian berjalan mendekati sang wanita yg masih termenung, memandangi langit malam.
"Kau baru saja sadar, tapi sudah membuat masalah! Apa kau tahu jika angin malam tidak baik untuk pasien? Cepat tutup jendela itu, dan duduklah! Ada yg ingin ku bicarakan denganmu." ucap pria yg baru saja datang itu dengan nada kesalnya.
Auryn hanya meliriknya sebentar, sebelum ia menutup jendela lalu mendudukkan dirinya di sofa dekat ranjang.
Sang pria mengernyit heran, melihat tingkah aneh dari wanita yg akan menjadi mantan istrinya. Akan tetapi segera ia abaikan.
Tujuannya kemari bukanlah untuk memperhatikan tingkah laku wanita tersebut, melainkan untuk menyuruhnya menandatangani surat perceraian yg telah ia buat.
"Aku tak ingin berkata banyak lagi, cepat tanda tangani surat perceraian itu dan pergi dari hidupku! Sebulan lagi aku akan menikahi kekasihku, dan aku ingin sebelum acara ini dilaksanakan, kita sudah bercerai." ucap sang pria sembari melemparkan map berisi beberapa berkas perceraian.
Wanita itu melirik sekilas berkas yg dilemparkan pria di hadapannya. Tidak ada rasa takut ataupun khawatir yg raut wajahnya tampilkan seperti biasa, namun hanya senyum meremehkan.
"Apa keuntungan yg akan ku dapat, jika aku bercerai dengan mu? Hmm?" tanya Auryn akhirnya membuka mulut.
Namun apa yg dikatakan wanita itu malah membuat sang pria mengernyit heran.
Auryn yg ia kenal adalah seorang gadis udik dari desa yg alm kakeknya jodohkan dengannya. Ketika berhadapan dengannya pun, wanita itu hanya akan menundukkan kepalanya tanpa berani membalas tatapan atau ucapannya.
Tidak sekalipun ia akan melawan atau membantah perkataannya kecuali pasal perceraian.
Ia dengan keras kepala menolak untuk menandatangani surat perceraian yg telah dirinya buat. Hingga wanita itu berlari ke makam sang kakek untuk mencurahkan kegusarannya.
Akan tetapi tepat di pertengahan jalan, wanita tersebut mengalami insiden dan akhirnya jatuh koma.
Sudah 1 minggu semenjak kecelakaan itu terjadi hingga akhirnya wanita itu tersadar. Namun ada yg terasa janggal di hati sang pria saat memperhatikan tingkah aneh dari wanita tersebut.
Dia yg akan ketakutan ketika dirinya menatap tajam, malah membicarakan keuntungan?
Apakah kecelakaan itu dapat mengubah kepribadiannya?
"Jika kau tidak bisa memberikan keuntungan yg layak untuk ku, maka lupakan perceraian kita." ucap Auryn lagi dengan nada dinginnya.
"Ekhem, apa yg kau inginkan?" tanya pria itu serius setelah sebelumnya berdeham sebentar.
Dirinya mengabaikan kejanggalan yg ia rasakan terhadap wanita di hadapannya. Yg terpenting sekarang adalah menyelesaikan perceraian ini.
"Bukan apa, tapi Be.Ra.Pa! Berapa banyak hal yg siap kau korbankan untuk perceraian kita?" tukas Auryn tenang, mengangkat sebelah alisnya sambil menaikan sudut bibirnya.
Senyum kecil penuh kelicikan terbit dari bibir kering itu. Sayangnya, sang calon mantan suami tidak terlalu memperhatikannya.
Ia lebih terfokus pada apa yg calon mantan istrinya katakan. Sebenarnya apa yg wanita itu inginkan?
Uang, Rumah Mewah, Perhiasan? Apa?
"Jangan bertele-tele! Katakan saja padaku, berapa banyak yg kau inginkan?" geram sang pria.
"Baiklah, baiklah, jangan marah! Apa kau tidak tahu jika emosi tidak baik untuk kesehatan jantung? Kulit wajah mu juga akan lebih cepat memiliki kerutan. Kau pasti tidak ingin di panggil kakek sebelum waktunya bukan?" ucap Auryn terkekeh santai.
"Auryn..." panggil sang calon mantan sambil menekankan namanya.
"Oke-Oke! Kau benar-benar tidak bisa diajak bercanda sedikit saja ya?" balas Auryn mendengus.
"Aku sibuk! Cepat katakan syarat mu untuk bisa bercerai dengan ku! Aku sudah muak berada disini." ucap pria itu.
"Begitupun dengan ku." gumam Auryn.
Bau obat-obatan ini sangat berbeda dengan ramuan herbal ataupun pil yg sering dirinya buat.
Namun auryn masih bisa memakluminya. Bagaimana pun, ia sudah tak asing dengan bau menyengat seperti ini.
"Aku hanya punya 2 permintaan." ucap auryn sembari mengangkat tangan kanannya, kemudian menekuk 3 jari dan menunjukan 2 jarinya.
"Yg pertama adalah saham sebesar 25% dari perusahaan WILLIAM GROUP milikmu. Dan yg kedua, aku ingin beberapa aset yg keluargamu miliki. Tentu saja harga dari aset itu tidak boleh kurang dari 50 juta US dollar." ucap Auryn enteng.
Mendengar apa yg dikatakan wanita itu, sang calon mantan suaminya itu tiba-tiba saja berdiri.
Ia memelototi Auryn dan menampar keras meja yg memisahkan tempat duduk dirinya serta wanita itu.
"APA KAU SUDAH GILA? KAU SADAR DENGAN APA YG KAU MINTA? SEJAK KAPAN KAU BERUBAH MENJADI MATERIALISTIS SEPERTI INI?" teriak sang pria.
Dengan nafas yg terengah-engah, pria itu terus saja menatap Auryn yg terlihat biasa saja. Wanita itu bahkan membalas tatapan tajamnya dengan senyum manis.
Segera Auryn pun beranjak dari kursi dan berjalan menuju dispenser yg memang disediakan pihak rumah sakit.
Bagaimanapun, kamar yg ditempatinya masihlah ruangan VIP. Sudah pasti kenyamanan pasien menjadi prioritas rumah sakit.
Setelahnya, Auryn pun berbalik dan menyerahkan air putih itu kepada sang calon mantan suami.
"Tidak perlu berteriak seperti itu. Aku tidak tuli dan ini juga rumah sakit. Kau tidak membaca peraturan di aula depan? 'dilarang berisik'." ucap auryn sambil menutup bibirnya dengan telunjuk.
"Minumlah! Aku yakin tenggorokanmu pasti memerlukan air ini." lanjutnya sambil meletakkan gelas berisi air tersebut di meja.
Pria itu mengabaikan semua yg dikatakan Auryn. Dirinya malah memandang intens wanita dihadapannya dengan tatapan menyelidik.
"Sebenarnya apa yg kau rencanakan? Kau pikir dengan permintaan tidak masuk akal-mu ini, aku akan membatalkan perceraian? Tidak akan!" ucap sang pria.
"Sebaiknya segera tanda tangani surat cerai ini, sebelum aku bertambah marah!" lanjutnya sembari melemparkan berkas pengadilan kehadapan Auryn.
"Damian William, kau pikir aku bercanda dengan permintaan ku? TIDAK!" ucap Auryn dingin.
"Apa kau lupa surat perjanjian pra nikah kita? Disitu tertulis, jika kau dengan sengaja meminta cerai padaku tanpa ada alasan yg jelas, maka aku akan mendapatkan 15% saham mu." lanjutnya.
"Aku hanya meminta 10% tambahan sebagai biaya hidupku dimasa depan setelah kau tidak lagi menafkahi diriku. Apa yg salah dengan permintaan ini? Kau kaya, begitupun dengan keluarga mu! Aku hanya meminta sedikit lebih banyak, dan kau langsung menunjukan amarahmu dihadapan ku yg masih seorang pasien?" lanjut auryn lagi.
"Sedikit katamu? 25% saham yg kau minta saja sudah seharga ratusan juta dollar! Dan kau bilang itu sedikit? Kau bahkan meminta aset keluarga sebesar 50 juta us dollar!" tanya Damian yg menatap calon mantan istrinya tak percaya.
"Lalu? Bukankah itu sedikit bagi keluarga William? Ayolah, jangan munafik." ucap Auryn enteng sambil memutar bola matanya malas.
"Auryn, kau..." ucap Damian sambil menunjuk wanita itu dengan telunjuknya.
"Jangan menunjukku, Damian!" seru Auryn dingin.
Wanita itu berdiri dengan aura dominasi yg kental. Dengan perlahan ia berjalan mendekati calon mantan suaminya tersebut, hingga Auryn berhadapan face to face dengan lawan bicaranya.
Kedua mata tajam tersebut saling bertatapan, seolah tidak ada yg mau mengalah. Sampai dimana Auryn yg pertama mengalihkan pandangannya.
Ia pun mendekatkan bibirnya ke telinga Damian, membuat pria itu berdiri kaku. Selama pernikahan mereka berdua berjalan, tidak ada interaksi berlebih diantara keduanya.
Bahkan yg lebih mencengangkan, Auryn masihlah perawan!
Tapi lupakan masalah itu sekarang. Masih banyak hal yg harus ahli racun itu pikirkan. Terutama balas dendam-nya.
Hembusan nafas Auryn, terasa menggelitik di leher jenjang damian. Dan suara penuh dominasi pun terdengar di telinganya.
"Aku tidak suka, jika ada seseorang yg menunjukku. Jika kau masih ingin perceraian ini terjadi, berhenti membuang-buang waktu dan turuti permintaan ku. Fiuh" bisik auryn disertai tiupan angin.
.
.
.
TO BE CONTINUE.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Pekan Baru
keren nih cerita, aku suka wanita yg kuat dan tidak mudah diintimidasi.
2024-11-20
0
ira rodi
menarik....
2024-10-03
0
Marianty Poerba
menarikkkk
2024-09-13
0