NovelToon NovelToon
Lebih Dari Dia

Lebih Dari Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Kravei

Leo Evano mencintai Bianca Anulika di hari pertama dia menatapnya. Namun, Bianca memiliki pria yang dia cintai bernama Gavin.
Padahal Gavin tidak mencintai Bianca sebaik yang dia harapkan, tapi Bianca bersikeras ingin setia terhadapnya.
“Sampai dia membuatmu menangis, aku bersumpah aku akan merebutmu darinya. Saat itu, aku tidak akan takut kau benci. Aku akan melakukan apa pun untuk menyeretmu keluar dari rumahnya.” Itu adalah apa yang Leo tanamkan dalam hati dan hari itu pun datang. Leo memantapkan diri, membuktikan dia bisa memperlakukan Bianca lebih dari pria yang dia cintai. Berharap bahwa Bianca akan segera mencintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kravei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bukan Rahasia

Gavin berakhir duduk sendirian di meja bartender di salah satu club yang sering dia datangi bersama Leo. Dia sesegukan disela-sela menelan seloki alhokol. Wajah pria itu berantakan, dipenuhi air mata yang telah mengering. Belum pernah Gavin terlihat sangat menyedihkan, wajahnya memerah dan bawah matanya bengkak. Dia seharusnya pulang dan menenangkan diri, tapi alhokol melintasi otaknya. Hari ini adalah rekor minuman terbanyak memasuki tenggorokannya dan Gavin masih ingin minum lebih banyak lagi untuk menenangkan pikiran.

Setiap kali air mata menetes, Gavin meneguk alhokol yang lain. Pria itu mabuk dan akan segera pingsan bila tak dihentikan. Sekali lagi Gavin terisak. Dia siap meneguk alkohol tapi muncul seorang pria menghentikannya.

Gavin spontan menoleh, menatap siapa manusia itu menggunakan mata yang tidak bisa melihat secara jernih. "Kau ... Ian?" tebak Gavin. Selain Leo, Ian adalah satu-satunya orang yang mendatangi tempat ini bersama mereka.

Pria berambut kecoklatan itu mengelus tengkuk dan menggerutu malas-malasan. Dia duduk di sebelah Gavin sebelum berbicara, "aku tahu kau tak baik-baik saja, aku tak berniat bertanya kenapa."

"Aku merasa seperti duniaku tidak ada lagi matahari," racau Gavin di sela-sela segukan. "Aku benar-benar berantakkan … Bianca ..., aku melihat Bianca bersama Leo. Selama ini mereka berselingkuh di belakangku."

"Dari sebelum menikah atau setelah? Kalian baru tiga bulan menikah. Itu menyedihkan." Respon Ian tak acuh. Mungkin terkesan tidak peduli tapi sebenarnya dia hanya tidak suka ikut campur hal yang bukan urusannya. Bahkan bila salah seorang temannya bunuh diri dengan menggantung diri di depan matanya, Ian hanya akan berkata, 'Oh' dan move on.

"Aku tidak tahu!" Suara Gavin menguat di akhir kalimat. Dia meneguk minuman yang lain sebelum mengoceh, "kami berteman baik. Aku benar-benar tidak pernah memikirkannya. Aku hanya tidak bisa mempercayai mataku."

Ian menilai penampilan Gavin menggunakan pandangan mengkritik. Mata Gavin hampir tidak bisa terbuka tapi bisa-bisanya dia tahu gelas mana yang harus diraih. "Sedari awal kalian tahu kalian tak cocok. Kau tahu betul Bianca bersamamu hanya karena dia tak punya alasan untuk meninggalkanmu. Sebut dia baik atau menyedihkan, seharusnya kau tidak bersikeras ingin menikahinya karena takut kehilangannya. Kau bahkan tidak pernah ingat hari ulang tahunnya atau tanggal jadian kalian. Kau hanya takut dia meninggalkanmu."

"Aku ... benar-benar mencintainya," ungkap Gavin, lirih. "Aku hanya ... bukan pria ... romantis."

Bianca kedinginan. Akhirnya tiba di rumah setelah satu setengah jam di jalan raya menggunakan motor. Dia sedikit menggigil, meski begitu mengabaikannya untuk buru-buru memasuki rumah. " Gavin!" panggilnya sembari mendobrak pintu masuk. Pintu tidak terkunci tapi tidak ada siapa pun di dalam.

"Gavin?" Bianca mencari di setiap sudut rumah petak itu, tapi tidak berhasil menemukan suaminya. Dia melakukan panggilan telepon sebanyak sepuluh kali dan semua berakhir dengan tidak diangkat. "Di mana dia?" Perempuan itu menggepal tangan dan mengigit kuku jari sembari berpikir keras.

"Di mana biasa dia pergi …?" Bianca berpikir sangat keras tapi tidak berhasil memikirkan satu tempat pun. Namun, besar niatnya untuk mencari sang suami. Jadi, Bianca berencana pergi ke mana pun. Dia beranjak meninggalkan rumah, langkahnya dihentikan oleh mobil hitam yang memasuki pekarangan rumah yang terkesan kecil.

"Gavin …" Buru-buru Bianca menghampiri, dengan melupakan alas kakinya di depan pintu masuk. Dia tiba di samping mobil di saat bersamaan Gavin beranjak keluar. "Gavin, kau baik-baik saja?" Bianca bertanya karena mencemaskan penampilan Gavin yang kacau, mabuk, sampai tidak bisa berdiri dengan benar. Entah bagaimana caranya, Bianca lega suaminya tiba di rumah dengan selamat.

"Gavin, kau mabuk?" Bianca menyentuh lengan Gavin untuk membantu, tapi malah ditepis kasar olehnya. Itu adalah sikap paling kasar yang Gavin tunjukkan selama bertahun-tahun mereka bersama. Bianca terlalu terkejut sampai tidak bisa banyak bereaksi.

Gavin berusaha mengendalikan tubuhnya agar tidak gemetaran. Dia ingin tetap tenang tapi sorot mata yang terluka dan terbakar tidak bisa berbohong. "Dua bulan lalu ketika kita bertengkar. Kau bilang padaku kau menginap di hotel. Kau berbohong padaku," kata pria itu, berhasil menyentak Bianca dan menyebabkannya gelagapan.

"Apa maksudmu?" Bianca berusaha mengalihkan pembicaraan. Bukan karena merasa ketahuan tapi dia mencemaskan keadaan Gavin. "Ayo masuk, Gavin. Kita bicarakan hal itu nanti." Bianca menyentuh lengan Gavin dan lagi-lagi ditepis olehnya.

"Aku berniat meneleponmu untuk memastikan hal itu," kata Gavin. Besar harapannya bahwa semua yang dia dengar tidak benar, tapi ekpresi wajah Bianca sama sekali tak menyakinkan. "Kau benar-benar berada di rumahnya hari itu? Semalaman dan seharian? Apa itu pertama kalinya kalian selingkuh?”

“Gavi —“

“Jawab aku!” pekik Gavin, sukses menyentak Bianca dan menyebabkan jantungnya berdetak kencang. “Kau sebaiknya tidak berbohong karena aku akan bertanya langsung pada Leo. Kau … benar-benar bersamanya malam itu?”

Beginikah rasanya dicekik? Bianca tak bisa bernafas dengan benar. Mau berbohong atau mengelak pun tidak berani meski niatnya baik yaitu tidak memperkeruh suasana. Mau tidak mau Bianca mengaku, "kau benar. Hari itu aku pergi ke rumah Leo karena aku tidak tahu ke mana aku harus pergi. Aku sangat marah padamu, tapi aku bersumpah tidak ada yang—“

“Keparat, Bianca!!!” jerit Gavin, suaranya terdengar menyakitkan hingga berhasil menyayat hati Bianca. “Sial … sial …!” Gavin terisak, air matanya membuat mata Bianca pun ikut berair. “Aku memberimu waktu untuk menenangkan diri dan kau menggunakannya untuk tidur bersama pria lain?”

“Aku tidak pernah—“ Bianca dijeda oleh Gavin yang menendang dan memukul pintu mobil. “Tolong berhenti! Kau menyakiti dirimu.” Bianca menarik lengan Gavin tapi terus ditepis olehnya. “Biar aku menjelaskan.” Bianca menggelap air mata yang membasahi pipi. Dia siap kapan pun berbicara tapi Gavin tidak mau mendengarkan.

“Kau pulang dan berlagak bodoh untuk menipuku. Seharusnya kau memberitahu aku bila benar-benar tidak ada yang terjadi, tapi kau merahasiakannya dan kau ingin aku percaya padamu?” Sejauh Gavin mengenal Bianca, seperti itulah sikapnya. Dia selalu menceritakan apa pun tanpa Gavin harus bertanya lebih dulu dan tiba-tiba saja dia tidak mengatakan apa pun. Bagaimana bisa Gavin percaya bahwa tidak ada yang dia sembunyikan?

“Aku—“

“Aku tidak mau mendengarkan apa pun, Bianca!” Lagi-lagi Gavin menyela, kepalanya serasa seperti akan meledak memikirkan semua yang terjadi. “Aku bahkan tak sudi melihatmu lagi!” Dia beranjak memasuki rumah.

“Gavin, tolong dengarkan aku!” Bianca segera menyusul tapi Gavin mendorongnya sebelum sempat melewati pintu masuk.

“Kau sangat senang bersamanya? Pergi ke sana! Aku tidak akan menahanmu,” usirnya sebelum menutup pintu dengan cara dibanting.

“Gavin!” Bianca mengedor dan memutar knob pintu, tapi Gavin menguncinya dari dalam. “Aku bukan tidak mau memberitahumu.” Bibir Bianca gemetaran, air matanya tak berhenti mengalir. “Aku mencoba memberitahumu tapi kau tidak ingin membahasnya. Bagaimana aku berani memberitahumu bila kau marah setiap kali aku mencoba membahas kejadian hari itu?”

Tidak ada respon membuat Bianca mengedor pintu lebih kencang. “Tolong buka pintunya, Gavin!”

1
Jennifer Alexander
thorr semangat thorr aku di sini menunggu kelanjutan ceritanya /Drool//Smirk/
Kravei: Thank uuu🥰🥰🫶
total 1 replies
Masdi Masdi
sebenarnya AQ merasa Gavin GX cinta hanya merasa terbiasa aja jdi GX mau kehilangan. kalo Leo itu cinta Krn sebegitu terluka nya pun dia berusaha keras untuk tetap bertahan dgn hati tentunya tidak baik² saja untung nya GX sampai gila. di pertahankan pun selamanya Bianca tx akan pernah bahagia.
Kravei: Hihi wajib nantikan flashback di mana Leo galau parah karena Bianca mau persiapan nikah xixi
total 1 replies
Masdi Masdi
hai,,,salam kenal kak... rajin² update ya kak,agar kita GX lupa alur ceritanya.... sampai disini cerita nya bagus banget. AQ suka.🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Kravei: Siap, Kak … bakalan ditambah babnya kalau makin ramai
Makasih karena sudah meninggalkan komentar🥰<3
total 1 replies
Jennifer Alexander
thorr lanjutin ya ceritanya..ada aku di sini yg selalu menunggu kelanjutannya.. ceritamu bagus...kalo episode nya lebih banyak pasti lebih banyak yg baca /Smirk/
Kravei: Hihi makasih banyak, Kak🥰 nanti kalau makin rame, babnya ditambah juga yaaa <3
total 1 replies
Jennifer Alexander
lanjutkan thorr aku menunggu karyamu /Applaud//Kiss/
Jennifer Alexander
lanjut Thor aku sukaaa bangettt
Jannah Sakinah
Semangat Thor nulisnya. rajin update ya. hehehe
Bening Hijau
ikut event dong cerita ini bagus banget
Bening Hijau
sama q juga pecinta second lead
Bening Hijau
bagus banget alur nya
Bening Hijau
bagus banget
Kravei
Hi, salam kenal, Kak🥰
Amelia
halo salam kenal ❤️🙏
Mưa buồn
Jujur aja, ini cerita paling baik yang pernah aku baca.
Kravei: Awww thank you, Akak🥰
total 1 replies
Fatima Rubio
Wah, cerita yang luar biasa! Semangat terus author!
Kravei: Hi, Kak
Makasih ya🥰
Jangan lupa dilika dan follow supaya tidak ketinggalan!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!