NovelToon NovelToon
Wasiat Cinta (Turun Ranjang)

Wasiat Cinta (Turun Ranjang)

Status: tamat
Genre:Tamat / cintamanis / Cinta setelah menikah / Pengganti / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Fajar Riyanti

Pertemuannya kembali dengan keluarga kandungnya membawa kehidupan baru bagi Luna. Dia harus menikah dengan kakak iparnya sendiri sesuai wasiat terakhir sang kakak sebelum meninggal.

"Lu-Luna... Belajarlah untuk mencintai kak Andra. Menikahlah dengannya, kakak mohon....."_ Aleena

"Tidak kak, aku tidak mau. Mana mungkin aku menikahi kakak iparku sendiri."_ Luna.

Pernikahan yang terjadi tanpa cinta itu apakah akan berlangsung lama, atau hanya akan bertahan seumur jagung saja?

"Sampai kapanpun kamu tidak akan pernah bisa menggantikan posisi Aleena dihati aku, sekalipun kamu adalah adik kandungnya."_ Raffandra.

Yang penasaran dengan ceritanya langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.

Dan jangan lupa masukkan sebagai favorit, beri like, vote, hadiah dan bintang 5 nya. Terimakasih 🙏🥰



💖💖💖💖💖

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajar Riyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 : 4 Bulan berlalu.

Ini sudah memasuki bulan keempat pernikahan Luna dan Andra. Namun masih tidak ada yang berubah. Andra masih tetap bersikap dingin pada Luna. Bahkan Andra lebih banyak menghabiskan waktunya diluar rumah, dia akan berangkat kekantor lebih pagi dan pulang hingga larut malam.

Rasa cinta Andra pada Aleena membuatnya tidak bisa menerima kehadiran Luna dengan mudah dalam hidupnya. Membuat Luna rasanya ingin menyerah saja dengan sikap pria itu. Berkali-kali Luna berusaha untuk menjadi seorang istri yang baik untuk Andra, namun suaminya itu seperti tidak pernah melihat kearahnya.

Seperti pagi ini, Luna sudah menyiapkan sarapan untuk Andra. Luna sengaja bangun lebih awal sebelum keduluan sama suaminya. Biar bagaimanapun sekarang dia adalah seorang istri, sudah seharusnya dia melayani suaminya dengan menyiapkan makanan untuknya.

Soal masakan tidak perlu ditanya lagi, karena Luna memang pandai memasak. Semasa hidup, mamanya selalu mengajarinya memasak dan selalu memberikan nasihat-nasihat positif untuk Luna.

Walaupun Luna juga belum mencintai Andra, namun dia tetap harus menghormati Andra sebagai suaminya.

"Kak, aku sudah menyiapkan sarapan untukmu. Sebaiknya kamu duduk dan makan dulu." ucap Luna menghampiri Andra yang baru saja melangkahkan kakinya dilantai bawah.

"Aku belum lapar, nanti aku akan sarapan dikantor saja." jawab Andra masih bersikap dingin.

"Kamu kenapa sih kak? Aku sudah capek-capek bangun pagi dan memasak untuk kamu. Tapi jangankan menyentuh, melihatnya saja kamu tidak mau." kali ini kata-kata Luna terdengar begitu kesal. Bagaimana tidak, selama empat bulan ini Andra terus saja bersikap dingin padanya. Keberadaannya dirumah itu seperti tidak terlihat oleh suaminya itu.

"Memangnya siapa yang menyuruh kamu untuk bangun pagi? Menyiapkan makanan? Disini ada tiga pelayan yang bisa melakukan semua pekerjaan rumah, jadi kamu tidak perlu repot-repot mengeluarkan tenaga untuk melakukan semua pekerjaan itu." nada bicara Andra terdengar biasa, namun begitu menusuk di hati Luna.

Kemudian Andra melanjutkan kata-katanya, "Nikmati saja hari-hari kamu dengan baik, tidak perlu memperdulikan aku." kemudian Andra segera pergi meninggalkan Luna, dia berjalan ke arah pintu depan.

Luna menatap kesal pada Andra, reflek dia melemparkan centong nasi ditangannya hingga mengenai tungkak kepala suaminya. Luna langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya, tamatlah riwayatnya pagi ini.

Langkah kaki Andra terhenti. Dia memegangi kepala bagian belakangnya dan melihat centong nasi yang tergeletak dilantai. Andra menarik nafas berat, kemudian dia membalikkan badannya dan menatap Luna yang sedang berdiri dengan wajah panik.

Luna mencoba bersikap tenang, aura wajah Andra membuat Luna merinding. Tatapan pria itu seperti ingin memakannya saja.

Kemudian Luna berpura-pura tertawa. "Si-sinetron kesukaan aku, Ganteng-Ganteng Garangan sepertinya sudah mulai, aku mau pergi nonton dulu."

Luna langsung lari kedalam setelah berkata seperti itu, padahal sinetron yang Luna maksud tayangnya malam hari, bukan pagi hari. Sementara Andra hanya bisa mendengus kesal melihat tingkah Luna yang selalu membuatnya kesal. Kelakuan Luna sungguh berbanding terbalik dengan Aleena, kakaknya.

Sementara Nyonya Devina sejak tadi mengintip dibalik tembok. Dia menahan tawanya melihat kelakuan Luna dan Andra. Setelah Andra pergi, Nyonya Devina langsung menemui Luna didapur. Rupanya Luna ingin membuat sup, dia sedang mengiris wortel.

"Luna, siang ini kamu kekantor Andra ya? Anterin makan siang untuk Andra." ucap Devina, membuat Luna langsung berhenti mengiris wortel dan menatap ibu mertuanya itu.

"Tapi, ma. Luna belum pernah pergi ketempat seperti itu. Luna takut membuat kak Andra malu disana."

Luna memang belum pernah memasuki gedung kantoran. Tempat yang sering dia kunjungi adalah pasar. Lebih baik dia disuruh jualan sayuran seperti dulu daripada harus pergi kekantor suaminya.

"Kan ada Hansen, asistennya Andra. Nanti mama telefon dia dan suruh dia untuk jemput kamu. Kamu tenang saja, Hansen akan mengarahkan kamu disana."

Luna tidak menjawab, dia masih berfikir. Dirumah saja Andra bersikap dingin padanya, apalagi jika diluar rumah. Mungkin Andra akan berpura-pura tidak mengenalnya.

"Maaf ya, ma. Tapi sepertinya Luna nggak bisa deh, soalnya Luna...." Luna tidak melanjutkan ucapannya saat melihat wajah ibu mertuanya berubah menjadi sedih.

"Padahal dulu Aleena hampir setiap hari datang ke kantor hanya untuk mengantarkan makan siang untuk suaminya. Aleena pasti merasa sangat sedih karena tidak ada yang memperhatikan Andra lagi sekarang." Devina berpura-pura menangis. Walaupun dia memang sangat sedih karena telah kehilangan Aleena, menantu yang sangat dia sayangi.

Luna menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dia menjadi serba salah. "Mama jangan nangis dong ma. Iya nanti Luna anterin makanan buat kak Andra."

"Beneran sayang??"

Luna menganggukan kepalanya. Devina langsung memeluknya erat, dia sangat menyayangi Luna seperti dia menyayangi Aleena dulu.

"Makasih ya, sayang."

"Iya, ini sudah menjadi kewajiban Luna sebagai seorang istri, Ma."

Devina melepaskan pelukannya dan mengusap wajah Luna. "Aleena memang tidak salah memilih kamu sebagai istri Andra."

"Ya, sudah, mama mau siapin baju dulu untuk papanya Andra. Mama tinggal dulu ya?"

Sementara Devina pergi ke kamarnya, Luna kembali termenung. Bagaimana jika nanti Andra marah karena dia tanpa ijin datang kekantornya hanya untuk membawakan makan siang? Lalu bagaimana jika orang-orang dikantor mengetahui jika sekarang dia adalah istri Andra? Luna tidak ingin membuat Andra malu karena kehadiran dirinya.

...💖💖💖💖💖...

Siang ini Andra kedatangan temannya sewaktu kuliah dulu. Seorang wanita berparas cantik yang kini berprofesi sebagai seorang model dan pemain film.

"Andra, apa kamu tidak berniat untuk menikah lagi?" tanya Laura, saat ini mereka sedang duduk dikursi sofa ruangan kerja Andra.

"Kenapa memangnya?" tanya Andra balik.

Pernikahan Andra dan Luna memang belum diketahui banyak orang, kecuali keluarga mereka. Karena saat itu mereka masih berduka atas meninggalnya Aleena. Hingga mereka memutuskan untuk menutupi pernikahan Luna dan Andra sementara waktu.

Laura segera bangun dari duduknya, dia berpindah tempat duduk disamping Andra.

"Apa kamu tidak kesepian? Kamu masih sangat muda dan masih membutuhkan belaian." Laura ingin membelai wajah Andra, namun pria itu langsung menangkap pergelangan tangannya.

"Aku atau kamu yang membutuhkan itu?"

Andra sangat tau wanita seperti apa Laura. Wanita itu memang sudah mengejar-ngejarnya sejak mereka duduk dibangku kuliah dulu. Namun Laura juga adalah wanita gampangan yang bisa tidur dengan pria manapun selama itu menguntungkan baginya.

"Jangan munafik, Ndra. Kita sama-sama sudah dewasa. Jika kamu mau, aku bisa memberikan apa yang kamu inginkan sekarang." Laura menurunkan bagian lengan dress yang dia pakai, hingga belahan gundukan melon miliknya terlihat dan nampak begitu menggoda. Jika sudah seperti ini tidak akan ada pria yang berani menolak pesonanya.

Sementara itu dibalik pintu, sejak tadi Felicia sedang menguping pembicaraan Andra dan temannya itu. Kebetulan pintu ruangan itu memang tidak ditutup dengan rapat hingga Felicia bisa mendengar dan mengintip sedikit jika wanita itu sedang mencoba untuk merayu Andra.

"Dasar wanita sialan! Ngapain sih dia nunjukin asetnya didepan Andra." maki Felicia dalam hati. Felicia begitu takut jika Andra akan tergoda dengan wanita itu.

Tiba-tiba Felicia mendengar suara langkah kaki, dia langsung membalikkan tubuhnya dan melihat Luna datang bersama dengan asisten Hansen. Felicia langsung buru-buru menghampiri mereka.

"Luna, kakak kangen sekali sama kamu. Sudah lama kamu tidak main kerumah, baru saja kakak berniat ingin mengunjungi kamu nanti sepulang dari kantor, tapi kita malah bertemu disini." Felicia harus bersikap baik pada Luna didepan asisten Hansen. Dia harus terlihat seperti kakak yang baik pada adiknya, walaupun mereka hanya saudara tiri.

"Maaf kak, aku belum sempat pulang ke rumah. Jika ada waktu aku pasti akan datang untuk berkunjung."

Luna bukannya tidak ingin pulang mengunjungi papanya. Namun jika dia pulang tidak bersama dengan Andra, papanya pasti akan mempertanyakannya. Luna tidak mau membuat papanya sedih karena hubungannya dengan Andra memang belum ada perubahan.

Felicia menatap pada rantang makanan yang ditangan Luna. "Kamu kesini pasti mau bawain makan siang untuk kak Andra kan?"

Kemudian Felicia menatap pada asisten Hansen, "Biar aku saja yang mengantarkan Luna keruangan kak Andra."

Assisten Hansen mengangguk kepalanya, "Baiklah, kalau begitu saya turun dulu."

Asisten Hansen begitu percaya pada Felicia, karena Felicia adalah kakak Luna.

"Ayo ikut kakak, kakak anterin kamu keruangan kak Andra."

Kemudian Felicia menarik tangan Luna. Sesampainya didepan pintu ruangan Andra, Felicia langsung mendorong tubuh Luna untuk masuk ke dalam.

Luna nampak kebingungan, dia tidak mengerti mengapa Felicia tiba-tiba mendorong tubuhnya. Luna melihat sekeliling tempat itu, sebuah ruangan kerja yang begitu luas. Namun tatapan Luna terhenti disebuah sofa, dia begitu tercengang saat melihat tubuh suaminya sedang berada di bawah kungkungan seorang wanita.

...💐💐💐💐💐...

🌈Aku tunggu like, komen, vote dan hadiahnya kakak-kakak. Biar makin semangat update 🤭🙏

1
Rezqi Fatimah [🐧²⁴]
Luar biasa
sakura
....
Ira
ok
Umi Saadah
Kecewa
Umi Saadah
Buruk
Katherina Ajawaila
bagus Radit harus tegas sm peruman manja ngk jelas, bodok tapi gatel celup sana sini
Vitha Vivi
Luar biasa
Katherina Ajawaila
msk in ajak mafia kelamin tua bangka itu k prodeo
Katherina Ajawaila
papi gila, anak jalang
Katherina Ajawaila
Darwis dasar mafia kelamin, anaknya juga di paksa utk ambil suami org, sedang kan. luna tis 2 an ngk diam, stres aku bacnya
Katherina Ajawaila
Marvel keren
Katherina Ajawaila
org suruhan Darwis utk amanda
Katherina Ajawaila
banyak ulet keket yang gatel banget thour
Katherina Ajawaila
luna ya gesrek mmg
Katherina Ajawaila
makanya celap celup sanasini sih, itu dia akibatnya, belum lagi amanda
Katherina Ajawaila
itu ulat keket yg gatel banget luna, di injak aja biar mati😅
Katherina Ajawaila
luna pasti hamil ya thour, girang past Andra
Katherina Ajawaila
yang salah kamu Feli, ngk kenal dekat tapi mau numpang di rmh cowok, tau diri kalau jadi perempuan
Katherina Ajawaila
Amanda, ampun om2 di embat tapi pengen dapat Andra, udh terowongan kereta api kali 🥸🥸🥸
Katherina Ajawaila
pasti Radit
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!