NovelToon NovelToon
11 (Peringatan)

11 (Peringatan)

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Balas Dendam / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Tasya_putt

Peraturan sekolah yang membuat semua siswa-siswi sekolah merasa takut jika melanggar 1 kesalahan saja. Dimana jika terjadi kesalahan akan terjadinya sesuatu yang membuat dirinya tidak bisa melihat Bumi lagi.

Angka Lahir 11 menjadi tidak tenang karena Hidupnya akan menjadi giliran selanjutnya jika melanggar atau melakukan kesalahan tersebut.

Permainan itu perlahan hancur ketika Datangnya Seorang wanita dari luar negara yang berperan sebagai Siswa Pertukaran Pelajar. Dan mulai mencari cara untuk menggagalkan Permainan tersebut bahkan ingin sekali menghancurkannya.


Real Hasil Karya Author sendiri, Jangan lupa dukung Aku ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tasya_putt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Yesha Siuman

" Baiklah sampai sini aja pelajaran kita hari ini, minggu depan kalian harus sudah selesai dengan tugas yang ibu berikan ya? " 

" Ne Ssaem... (iya Bu Guru) " Jawab dengan serentak

Mereka semua meregangkan tubuhnya karena merasa pegal akibat terlalu lama belajar. Dan untungnya sebentar lagi bel istirahat akan berbunyi.

Yerim menatap Haneul dengan seksama, sikapnya sekarang tampak berbeda dari sebelumnya, Maksudnya. Dari tatapan matanya serta ekspresi wajahnya ada yang berbeda.

Saat Yerim terlalu fokus menataP Haneul dengan intens, seketika Haneul mengangkat kepalanya dan menatap balik Yerim dengan tatapan datarnya.

Deg.... (Aliran darahnya seketika mengalir dengan deras, serta jantungnya tiba-tiba berhenti seperdetik )

Yerim kepergok oleh Haneul, dan langsung dengan cepat mengalihkan pandangannya ke arah lain.

" Astaga dia membuatku mati mendadak, tatapannya kenapa tajam sekali " Gumamnya dengan wajah yang tegang

Haneul langsung beranjak dari kursinya dan berjalan kelar kelas dengan wajah yang datar.

Mereka semua bingung dengan sikap Haneul hari ini, bahkan dihari sebelumnya Haneul sikapnya berubah.

Apa karena Yesha tidak ada disini, makanya Haneul merasa kesepian? Mungkin.

°°°°

Membasuh kedua tangannya sampai bersih tidak lupa menatap wajah cantiknya di cermin yang berukuran besar.

Tatapannya kian menajam, ia tidak tahan dengan semuanya. Ingin sekali dirinya membunuh semua orang yang berada disekolah ini.

Perasaan Amarah ini semakin memuncak karena Permainannya itu, semua menjadi berantakan karena mereka berlima itu.

Harus dengan cara apa dirinya bisa membunuhnya dengan mudah? Sekarang membuatnya frustasi.

Tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri Haneul dengan menyeringai.

Haneul bisa melihat siapa orang itu dibalik cermin yang berukuran besar itu.

" Hahah... Kenapa? Kau ingin sekali menghancurkan diriku Seoyon-a ?" Dengan tatapan mengerikan

Melipatkan kedua tangannya dengan tersenyum simpul.

" Emm, kenapa ya? Apa ini mungkin sebuah hukuman? Atau.... Sebuah kehancuran? Ouww aku sangat kasihan padamu Haneul-a, wanita lemah sepertimu harus menanggung resiko yang sangat besar, pastinya kau sedang merasakan frustasi ya? " Senyum miringnya

Mengepalkan kedua tangannya mencoba menahan emosinya agar tidak meledak. Ingat ini masih di lingkungan sekolah, mana mungkin dirinya berteriak seperti bak Iblis.

" Hah... Seoyon-a, kau tidak takut jika aku memusnahkanmu? " Geramnya

" Takut? Untuk apa? Kau bahkan menghancurkan kehidupan Adikku, lalu untuk apa aku hidup di dunia ini " Menaikkan bahunya dengan Acuh

" Aahh... Kau sedang balas dendam denganku Seoyon-a? Apa ini karena Adikmu itu? " 

" Kenapa? Kau tertawa saja, aku tidak akan terpengaruh olehmu, Sekarang yang aku inginkan adalah... Berusaha menghancurkan permainan menjijikkanmu itu, lalu aku akan melemparkanmu kedalam neraka sampai engkau bisa merasakan kesakitan dan penderitaan dari para tumbalmu itu, Jadi Haneul-ssi tolong jaga dirimu ya? " Tersenyum tipis lalu membuka pintu Toilet lalu pergi dari tempat.

Nafasnya kini memburu, berusaha untuk menahan emosinya.

" Seoyon-a, kau ingin aku hancurkan? Lihat saja diantara kau dan aku siapa yang menjadi pemenangnya " Menyeringai

°°°°

Membuka matanya perlahan, rasa pusing yang ia rasakan membuat Dirinya meringis kesakitan.

Telihat Langit-langit atap yang membuat dirinya begitu asing dengan tempat ini.

Melihat kesana kemari dengan kedua ujung matanya, ternyata ini adalah kamar inap. Apa yang terjadi dengannya.

Mengapa dirinya berada di kamar ini? Ia sedikit lupa dengan kejadian tersebut, seakan-akan dirinya tidak melakukan apa-apa yang membuat dirinya berakhir diranjang rumah sakit.

"Aaahh, kepalaku pusing " Memijat kecil kepalanya karena rasa pusingnya terlalu kuat baginya.

" Apa aku sendirian disini? Aaahh kepalaku " Berusaha untuk bangun tetapi tubuhnya terlalu lemas.

Berusaha untuk duduk dan untungnya berhasil, melihat di sekitar kamar inapnya kenapa ini terasa sepi, apakah selalu ada orang yang menunggunya disaat dirinya tidak sadarkan diri?

Yesha merasakan tenggorokannya kering, ingin sekali dirinya minum air segelas. Benar-benar Sangat haus.

Menoleh ke samping kanan ternyata ada gelas tengah berisikan air, dengan sekuat tenaga Yesha meraih gelas itu tetapi tenaganya belum cukup pulih. Alhasil saat berhasil memegang gelas tersebut, seketika gelasnya terjatuh ke lantai dan pecah hingga menimbulkan suara yang begitu nyaring

Yesha yang melihat itu hanya menutup mulutnya dengan tangannya, apa yang akan terjadi jika dirinya melakukan kesalahan seperti ini.

Tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu kamarnya dengan wajah yang panik.

Melihat pecahan kaca gelas berserakan kemana-mana. tetapi yang dibuat Bingungnya, orang itu hanya menatap wajahnya dengan tatapan nanar dan berjalan cepat langsung memeluk Yesha dengan erat.

" Yeshaku " Lirihnya terdengar tangisan kecilnya yang membuat Yesha mengeluarkan setetes airmata di bagian mata kirinya.

" Setelah sekian lama aku menunggu kamu bangun, akhirnya kamu bangun juga. " Dengan kedua mata yang sudah banjir dengan air matanya

" Aku baik-baik saja Oppa " Jawabnya dengan nada pelan

Sekali lagi Yong jin memeluk erat tubuh Yesha karena sudah lama merindukannya.

Wisma dan Abram pun datang dengan nafas yang ngos-ngosan, melihat sahabatnya sudah sadar dari tidurnya, mereka berdua pun berteriak memanggil namanya yang membuat Yong jin menoleh ke arah mereka dengan tatapan datarnya.

" YESHAAAAAA... " teriaknya dengan kompak, mendapatkan tatapan tajam dari Pawangnya, seketika mereka berdua berdiam diri tanpa bersuara. Dan hanya celingak-celinguk tidak jelas.

" Ahh aku kangen kalian " Melihat mereka berdua yang berdiam diri di depannya dengan suara yang sangat serak

Mendengar suara Yesha yang sangat berbeda, Yong jin menatap Yesha dengan ekspresi khawatirnya.

" Apa kau sangat haus? " Yesha hanya menganggukkan kepalanya sedikit, lalu dengan cepat Yong jin membuka tas Ranselnya yang sudah tersedia beberapa botol mineral dengan berukuran sedang.

Lalu memberikannya pada Yesha, seketika rasa haus itu menghilang saat air putih itu mengalir ke tenggorakannya.

" Sudah baikkan? Tanya wisna

" Sudah " Balasnya singkat

Yesha melihat ke bawah pecahan gelas itu masih berantakan ke mana-mana, Wisna yang melihat tatapan Yesha menuju ke bawah dengan cepat Wisna mulai memungut pecahan gelas tersebut.

Dengan cepat Abram menahan Wisna untuk melakukannya, karena itu sangat membahayakan tangannya.

" Simpen " Suruh Abram

" Kenapa? " Tanya Wisna bingung

" Gue bilang simpen, biar gue yang beresin pecahan gelasnya... lo duduk di kursi sana " Titahnya yang membuat Wisna terkejut dengan sikap Abram hari ini.

'Ada apa dengannya? Tumben banget perhatian kayak gini' batinnya

Yesha yang melihat adegan romantis dari kedua sahabatnya hanya tersenyum tipis, sangat senang melihat mereka ada di dekatnya lagi.

Yong jin senang melihat senyuman di bibirnya,  lalu Yesha menatap dengan tatapan lembutnya, walau dengan keadaan sakit seperti ini, cantiknya tidak akan pernah hilang darinya.

" Yeshaku ( Yesha menoleh kesamping)  aku sangat mencintaimu, aku harap kau tidak akan pernah meninggalkan aku " Lirihnya

Wisna dan Abram tenyata menjadi obat nyamuk disini, mereka hanya diam takut mengganggu momen romantisnya.

" Sha, kalo lo butuh apa-apa panggil kita aja, jangan bertindak sendirian. Kalo Pecahan gelas kena ke tubuh lo, yang ada lo koma lagi nantinya " Celetuknya

Abram langsung menyenggol bahu wisna, karena Yong jin menatap Wisna dengan tatapan datarnya

" Apa? Gue benerkan? Jangan Natap kayak gitu dong Bang Yong jin, saya hanya mengingatkan pada kekasih anda. Kalo terjadi apa-apa sama Dia bagaimana hah? Yang ada anda menahan rasa Rindu lagi " Dengan ekspresi pedenya.

Yesha Menggeleng-gelengkan kepalanya sedikit, tidak aneh jika wisna berbicara sepeti itu, yang ada Yesha merindukan ucapan sarkas darinya.

1
anggita
ooh, sudah lama banget yah sekolahnya😑.
anggita
dukung like👍+ hadiah tonton iklan☝. semoga lancar jaya novelnya 👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!