Daffa Arsenio

" push up 100x dan lari keliling lapangan 10x " .

" yah pak , saya kan cuma di ajak pak , Daffa yang ngajak " gerutu Reza .

" enak aja ! " .

" ckkk.... penjilat dia daf " .

" sudah diam ! Saya tidak mau mendengarkan alasan apapun dan keputusan saya tidak bisa di ganggu gugat , sekarang laksanakan perintah saya ! " ucap guru itu berteriak .

Daffa dan keduanya pun terpaksa mengikuti perintah guru itu dengan langkah gontai , mereka berkeliling lapangan terlebih dahulu .

Saat hukuman mereka tinggal push up , tiba-tiba bel istirahat pun berbunyi dengan terpaksa mereka harus siap menjadi tontonan para murid lain yang notabenenya adalah fans pemuja mereka .

" ck... Gara-gara Lo nih gue dihukum ! " Reza masih saja menyalahkan Daffa dan juga Ares .

" Halah bilang aja Lo juga mau bolos , lagian tadi kan bisa Lo kabur dan gak ikut kita ya gak daf ! " .

" yo'i ! " .

" ck!!" .

Reza pun terpaksa harus push up dan membiarkan seragam sekolahnya basah Karna keringatnya.

Sedangkan Daffa dia tampak bersemangat Karna akan bertemu dengan Hana di belakang gudang yang sudah tidak terpakai di sekolah itu .

Ares melihat itu dengan tatapan herannya , seolah tak ada rasa lelah Daffa terus push up dan berdiri terlebih dahulu .

" sudah pak ! " ucap Daffa sambil mengusap keringatnya .

" hm kamu boleh pergi ! " .

Daffa pun segera pergi dari lapangan dan membuka baju seragamnya yang sudah basah itu , dia sama sekali tidak memakai kaos dalaman saat ini dan itu membuat pekikan para kaum hawa terdengar .

Karna melihat perut kotak-kotak milik Daffa .

Daffa seoalh tidak perduli itu , dia terus saja melangkah dengan senyum yang merekah di bibirnya saat ini .

Dia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Hana , gadis yang selama ini telah mencuri hatinya .

Dengan perasaan yang penuh akan keraguan , Hana berjalan ke area gudang itu dengan dada yang berdebar-debar.

Tadi setelah dari kantin dia berpamitan ke Sinta untuk ke perpustakaan yang hanya Hana jadikan alasan saja karna sebenarnya Hana menemui Daffa .

Daffa yang sedari tadi menunggu Hana dengan gelisah pun akhirnya tersenyum semringah melihat Hana yang berjalan ke arahnya sambil menunduk .

" lihat apa sih di bawah ? " ucap Daffa ketika Hana sudah dekat .

Hana mendongak dan menganga tak percaya terlihat jelas jika saat ini Daffa bertelanjang dada , dia mencoba mengalihkan pandangannya.

" jawab dong han " .

" hah ? Oh itu lihat jalan " .

" yang bener ? Kalo emang lihat jalan kenapa waktu itu bisa nabrak gue ? " .

" oh iya itu anu ketutup buku soalnya " .

Daffa pun mengangguk , dia senang sekali melihat wajah Hana yang tampak malu dan bercampur dengan takut itu .

" kenapa sih gak mau liat muka gue kalo lagi bicara ? " .

" emmm gak papa sih ! udah mau ngomong apa ? " .

" liat dulu dong muka gue ! perasaan gue gak jelek-jelek amat " .

Han pun terpaksa mendongak dan menatap tepat di mata Daffa yang juga sedang menatapnya saat ini .

Sejenak kedua tatapan itu pun bertemu , mereka sama - sama saling memendam rasa kagum .

Hana terpesona dengan ketampanan yang Daffa miliki dan sorot mata Daffa yang lembut ketika menatap dirinya .

Sedangkan Daffa dia lagi-lagi membeku , sudah berulang kali dia mencoba untuk menetralkan degub jantungnya itu tapi hasilnya tetap sama dia bergetar hingga sekujur tubuhnya.

" ehemmm pulang sekolah kemana ? " tanya Daffa memecah keheningan .

" oh kerja " sahut Hana yang tampak Kemabli tersadar .

" kerja ? Dimana ? " .

" cafe sunrise ! " ucap Hana keceplosan dia pun langsung menutup mulutnya sendiri.

Dia merasa begitu bodoh saat ini , tidak seharusnya dia memberi tahu Daffa dimana dia bekerja karna mereka tidak akrab.

" hahahaahhah " .

Daffa tertawa di buatnya, baginya selain cantik Hana itu juga polos . Sungguh gadis yang selalu dia idamkan sejak dulu .

" gue antar mau ? " .

" enggak usah , aku naik ojol " .

" dari pada keluar duit , mending gue anterin gimana ? " .

" gak usah beneran " .

" yakin ? " .

Hana mengangguk cepat , dia tidak akan terlalu berurusan dengan Daffa. Dia hanya takut jatuh cinta dengan pemuda itu dan berakhir sakit hati.

Sebisa mungkin dia ingin menghindari Daffa untuk saat ini .

Daffa tidak pantang menyerah , dia sudah bertekad akan mendapatkan hati Hana gadis yang satu tahun ini selalu berlari di fikirannya .

" gak ada penolakan Hana , Lo tau kan gue gak suka di tolak ! " .

Glek

Hana menelan kasar salivanya , bagaimana bisa dia lupa jika Daffa itu bengis dan pasti akan berusaha untuk mendapatkan apa yang dia mau termasuk membullynya .

" Daffa , aku mohon jangan bully aku ! Aku tau keluarga ku miskin tapi tolong jangan bully aku ! ".

" maksudnya ? " .

" kamu sengaja kan ke rumah aku satu tahun ini biar kamu ada target bully selanjutnya " ucap Hana memberanikan diri .

Daffa mendelik tak percaya , jadi selama ini Hana tahu jika dirinya sering ke rumahnya . Tapi kenapa seolah Hana tidak tahu ? .

Dan apa tadi dia bilang , jika dia sengaja ke rumah Hana untuk menjadikan dirinya target bully ? . Jika memang itu tujuan Daffa sudah sedari dulu dia membullynya.

Bukan itu tujuan Daffa , andai Hana tahu .

Daffa menghela nafasnya kasar .

" bukan gitu maksud gue han ! " .

" ya terus ? " .

" udahlah Lo pokoknya nurut aja , nanti Lo gue anterin " .

" jangan Daffa , aku gak mau ada yang tahu " .

" oh jadi kalo gak ada yang tahu Lo mau ? " .

" ya enggak juga , aku cuma gak mau ada gosip yang tersebar dan itu akan menimbulkan fitnah " .

" terus masalahnya ? " .

" kamu kan pacarnya Bella , aku gak mau di cap pelakor " .

" han___

" maaf Daffa , aku pergi dulu " ucap Hana dan langsung berlari terbirit-birit.

Daffa memegang dadanya sendiri , setakut itu Hana dengannya hingga gadis itu mengira jika Daffa ingin membullya dirinya setelah tahu jika dia anak orang miskin .

Andai saja Hana tahu jika dia selama ini adalah angin segar bagi Daffa , ketika dia sedang di landa masalah .

" kapan dia tahu kalo gue suka sama dia ? Apa gue tembak aja ya langsung ? Eh tapi nanti dia malah takut , gue ngomong gitu aja dia takut " gumam Daffa lirih .

Tak ingin berlarut memikirkan penolakan Hana tadi , dia pun segera berjalan ke kantin karna merasa sangat haus .

Hanya sebentar saja dia berbicara berdua dengan Hana , membuat tenggorokannya terasa kering kerontang.

Dion salah satu anak yang Daffa bully tampak ketakutan ketika akan berpapasan dengan Daffa .

Sebisa mungkin dia menghindari tatapan mata Daffa saat ini yang justru terlihat menatap Dion dengan nyalang .

" woy ! " ucap Daffa yang langsung menghentikan langkah Dion seketika .

" i-iya " sahut Dion terbata dia sama sekali tidak berani untuk sekedar menoleh .

" pulang sekolah gue tunggu di rooftop , awas kalo Lo Sampek kabur ! " .

Glek

Dion pun akhirnya mengangguk saja , dia hanya takut jika menolak akan semakin panjang tapi jika dia mengiyakan dia akan Daffa bully .

Entahlah Dion kali ini berada di posisi yang serba sulit .