Terpesona Cinta Sang Vampire

 Darel memutuskan untuk mengajak Jay bertemu di club' punya kakeknya, para bawahan kakeknya yg tahu jika cucu tuan besarnya sedang berkunjung segara menuntunnya menuju privat room yg hanya untuk para petinggi dan orang penting yg berpengaruh di negara itu.

   " Silakan tuan ada .. apakah ada yg ingin tuan inginkan sekarang " jawab bertender club' itu yg mengikuti langkah darel dan anak buah kakeknya yg selalu mengawalnya kemana-mana.

   " Seperti biasa saja .. oh ya nanti jika ada temanku yg datang langsung arahkan kesini co " perintah Darel pada jico, dan langsung dilaksanakan olehnya. Jico menghubungi pengawal yg berjaga didepan club' bila ada pelanggan yg bernama Jayden suruh untuk mengantarnya menuju privat room tuan mudanya.

   Bagi darel jico sebenarnya sudah ia anggap seperti kakaknya sendiri, namun jico merasa tidak enak hati dengan tuan besarnya dan memilih untuk menjadi asisten yg merangkap sebagai pengawal cucunya.

* Flashback on *

   Dulu sebelum jico bergabung dengan klannya, ia hanyalah seorang anak jalanan, ia bekerja serabutan demi untuk menyambung hidupnya. Namun tanpa orang lain ketahui jico meliki bakat beladiri . Karena dulu kakeknya sebelum kakeknya meninggal beliau membekalinya ilmu beladiri jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk menjaga dirinya sendiri karena ia juga sudah tidak memiliki orang tua.

    Jico bekerja sebagai penjual koran dilampu merah, namun saat itu ada sekumpulan preman yg meminta uang jatah padanya. Jico yg saat itu memang belum mempunyai uang karena memang korannya belum ada yg laku langsung dihajar oleh kedua Preman itu.

   Pada saat itu Roberto selesai meninjau proyek yg dia bangun untuk menjadi perusahaan cabang nantinya, setelahnya ia memerintahkan Ben untuk mengantarnya pulang karena ia sudah rindu dan tidak sabar untuk bertemu dengan cucunya yg akan datang hari ini.

   Saat diperjalanan pulang ia melihat ada anak remaja yg dihajar oleh beberapa preman, ia melihat dengan teliti gerakan anak itu melawan para preman itu.

   " Ben berhenti di cafe depan dekat lampu merah itu " perintah sang tuan besar yg diangguki oleh bawahannya itu.

   Segera ia turun dari mobil ketika sudah sampai dipelataran cafe yg dimaksud oleh tuannya dan membukakan pintu tuannya. Roberto segera keluar dan berjalan ke depan pintu keluar cafe, ia berhenti dan menatap remaja yg lagi berkelahi dengan dua preman tadi.

   " Tuan mengapa anda kesini .. apa ada yg anda butuhkan tuan " tanya Ben dengan hati-hati, ia berfikir ada yg aneh dengan tuannya itu. Karena tadi ia disuruh untuk berhenti di cafe ini namun tuannya bukannya masuk cafe malah hanya berdiri di luar pelataran cafe sambil melihat orang berkelahi.

   Tiba salah satu preman itu memanggil teman-temannya yg lain untuk membantu menghajar jico. Meskipun jico hanya sendiri ia juga berusaha menahan serangan yg diberikan oleh preman itu meskipun sekarang tubuhnya juga sakit akibat pukulan-pukulan yg dilayangkan paran preman itu.

  Melihat situasi yg mulai tidak kondusif akhirnya Roberto berjalan kearah perkelahian itu.

   " Berhenti.. mengapa kau menghajar anak ini " tanya Roberto.

   " Udah gausah ikut campur ini bukan urusanmu .. pergilah jangan ganggu urusanku dengan anak ini " sarkas salah satu preman itu.

   " Kalau aku mau ikut campur kalian mau apa hah "  jawab Roberto dengan senyum smirknya.

  " Bangsat .. cepat pergi dari sini sebelum kau pulang nanti hanya tinggal nama "  salah satu preman itu maju sambil mencengkram kerah Roberto.

   Ben yg melihat tuannya seperti itu segera maju namun sebelum Ben melangkah lebih dekat Roberto mengangkat tangannya tands bahwa ia tidak apa-apa.

   Sambil memperlihatkan senyum devilnya Roberto berbicara dengan tenang seolah menantang preman itu.

   " Bukan aku yg akan tinggal nama .. tapi kalianlah yg akan tinggal nama " ucap Roberto dengan tegas setelah itu langsung mencekram tangan preman yg ada pada dirinya dan segera memelintirnya hingga patah . 

  Setelah itu menginjak punggung preman yg tangannya tadi sudah dipatahkan olehnya. 

   Preman yg lain melihat temannya diinjak seperti itu tidak terima dan mulai menghajar Roberto. Hanya dengan kurang dari 5 menit Roberto sudah menumbang semua preman itu.

   " Jika aku melihat kalian lagi berkeliaran disini maka jangan salahkan aku .. bila nanti aku mewujudkan keinginan kalian yg hanya tinggal nama saja nanti " tanpa basa basi lagi, Roberto segera mengajak remaja itu masuk kemobilnya dan preman tadi segera meninggalkan tempat itu sambil mengangkat temannya yg sudah pingsan.

  " Tuan terima kasih karena sudah menolong saya tadi .. tapi maaf saya tidak bisa ikut bersama tuan .. mobil tuan sangat bagus saya takut nanti akan mengotori mobil tuan "  ujar jico dengan kepala yg menunduk. 

 " Tenanglah nak .. aku bukan orang jahat .. ayo masuklah" ucap Roberto sambil merangkul pundak anak itu masuk mobil.

  " Namamu siapa nak .. mengapa kau tidak bersekolah dan malah berjualan koran .. ceritakan kehidupan mu padaku nak ... Percayalah aku akan membantumu" tanya Roberto dengan lembut pada anak itu.

  " Nama saya jico tuan .. saya sekolah hanya sampai SMP, karena saya saat itu tidak ada biaya untuk masuk SMA dan juga saya merawat kakek saya yg sedang saat itu. Kakek sudah meninggal tahun lalu .. sekarang saya hanya hidup sebatang kara orang tua saya sudah tidak ada waktu saya kecil karena kecelakaan.. saya berjualan koran sehari untuk menyambung hidup tuan " ujar jico pada Roberto dengan raut muka sedih ketika mengingat masa-masa bersama kakeknya dulu.

   " Baiklah .. apa kau mau melanjutkan sekolahmu jico .. ikutlah denganku .. aku akan membiayai pendidikanmu Sampai kuliah kalau kau mau " ucap Roberto dengan tulus sambil menatap jico.

   " Saya sebenarnya ingin sekolah lagi tapi tidak ada biaya untuk bayar sekolahnya nanti .. apa tuan mempunyai lowongan pekerjaan untuk saya ? .. supaya nanti saya tidak merepotkan dan mengganti biaya yg tuan keluarkan untuk sekolah saya .. jika tidak ada pekerjaan saya tidak mau merepotkan anda tuan lebih baik saya berjualan koran lagi dan menabung untuk biaya sekolah nanti" jawab jico yg saat ini sudah memandang Roberto.

   Roberto melihat ketegasan dan kesungguhan jico memilih untuk memberikan pekerjaan pada anak itu supaya ia mau ikut dengannya.

   " Baiklah jika itu maupun .. kau bisa bekerja denganku untuk menjadi teman sekaligus bodyguard untuk cucuku .. sekarang cucuku mungkin sudah ada dimansion dan kau ikut aku sekarang " ucap Roberto pada jico tanpa mau dibantah lagi.

* Flashback off *

   Jico yg menerima panggilan dari anak buah yg berjaga di bawah segera memberitahu tuan mudanya. Ia segera menjemput Jay yg ada dibawah saat ini.

   " Selamat malam tuan muda Jay .. tuan muda sudah menunggu anda di ruangannya saat ini.. mari saya antar "  ucap jico dengan hormat menunduk sekilas pada Jay saat ini dan hanya diangguki olehnya.

   Jay melihat sekelilingnya sambil berjalan mengikuti jico yg menunjukkan ruangan Darel. Ia kagum dengan nuansa yg diberikan oleh club' punya kakek Roberto ini, sangat berbeda dengan club' yg ia datangi saat diindonesia.

   Jay melihat darel yg ad ditengah dua cewek club' pun membelalakkan matanya, ia tidak menyangka darel yg ia kenal dingin dan tidak suka pada perempuan saat ia malah ditemani oleh dua perempuan dengan pakaian yg super mini.

   " Ehhh..  bangsat .. apa-apaan ini .. kalo Lo mau main perempuan jangan ajak gue anjing " celetuk Jay dengan tatapan tajamnya pada sahabatnya itu. Darel hanya terkekeh melihat Jay yg sudah akan mereog atas kelakuannya ini.

   " Wkwkwk .. tenang lahh sobat .. gue hanya ngetes Lo aja kok tadi .. dan kalian berdua segera enyah dari hadapanku " titah darel pada kedua perempuan itu yg segera pergi meninggalkan ruangannya.

   " Jangan jadi cowo brengsek yahh Lo rel .. gue akan bilang pada Nara supaya mencarikan cowo yg ga brengsek kaya Lo buat Lya nanti " ujar Jay sambil duduk di sofa sebelah darel.

   Darel yg mendengar ucapan Jay seketika mendekat pada Jay dan dengan tangan terkatup memohon padanya supaya tidak memberitahu Nara soal dia disini yg bebas.

   " Jayy gue mohon jangan kasih tahu Nara dong .. gua tadi beneran cuma ingin goda Lo aja .. gua ga sebrengsek itulahh .. kau kan juga tahu selama ini mana pernah aku deket Ama cewek .. hanya si Lya itu aja sihh yg menurut gue beda dari cewek-cewek lainnya " balas darel sambil menatap tegas Jay.

   " Udahh ga perlu ngeles lagi .. Lo disini memang dibebasin Ama kakek Lo .. tapi ingat rel sebagai sesama generasi penerus mafia .. jangan sampai Lo jadi laki-laki brengsek yg suka mainin hati perempuan .. ada apa Lo ngajak gue ktemu disini " ucap Jay sambil menatap serius darel.

   " Gue mau Lo nolongin gue Jay .. ini tentang si Lya itu Jay "

   " Kenapa Lo minta bantuan sama gue .. harusnya Lo minta bantuan sama Nara kalo ga gitu si Andin "

   " Kalo gue minta bantuan Nara udah pasti bakalan jadi perang dunia ketiga Jay .. Loe tahu sendiri kan gimana cerewet dan bar-barnya si Mak lampir itu .. apalagi si Andin "

  " Apa Lo bilang .. Lo sebut Nara Mak lampir .. bakal gue aduin kau nanti yahh "

   " Ishh .. elo mah belum juga gue minta bantuan Loe .. tapi Lo seakan sudah menyulut sumbu kompor bangsatt "

  " Lo sebenernya mau minta bantuan apa sih .. kenapa juga harus gue Rel "

  " Lo kan tahu .. kalo gue Deket Ama si Lya .. sekarang dia ga ada kabar dan menghindari gue Jay .. coba Lo tanyain ke Nara dong Jay "

   " Apaaaa !!!! Lo kira gue Mak comblang Lo apah .. nihh gue kasih tahu ya .. kemarin itu gue baru bisa hubungi Nara gara-gara saat tiba disini gue sudah disibukkan dengan masalah pengiriman senjata gue yg dimexico .. dia lagi liburan dibali Ama gengnya .. sudah itu aja yg gue tahu "

   " Beneran Lo Jay .. mereka ga lagi cari cowo kan Jay disana .. secara disana kan banyak bule-bule cakep juga "

   " Hmm .. entahlah gue juga ga tahu .. yg penting gue udah tahu kabar Nara aja udah bikin gue tenang .. karena mungkin sebentar lagi gue juga ga akan bisa menghubunginya lagi .. Lo tahukan betapa rumitnya dunia bawah saat ini .. gue ga mau musuh tahu orang-orang ada yg mengetahui orang terdekat gue .. meskipun gue tahu kakek gue udah menutup rapat soal identitas gue saat ini "

   " Bener juga Lo Jay .. apa nanti Lya bakalan bisa Nerima gue yahh kalo gue juga akan berkecimpung didunia bawah "

   " Udah kalo loe suka mending ungkapin sekarang sebelum Lo keduluan Ama kucing garong diluaran sana "

   " Ehh .. bangsat Jan ngomong gitu Napa Jay .. Lo nakut-nakutin gue ajahh "

.

.

.

Happy reading guys .. up panjang dari othor .. jangan lupa like dan vote yahhh ..😉😉😉