NovelToon NovelToon
RUNGKAD

RUNGKAD

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Suami Tak Berguna / Penyesalan Suami
Popularitas:28.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dfe

Kecewa. Satu kata itulah yang mengubah Rukayah menjadi sosok berbeda. Hidup bersama lelaki yang berstatus suami tapi diperlakukan layaknya keset membuat Rukayah jengah dengan kehidupan rumah tangganya.

Bersabar bukan lagi jalan keluar. Dia tidak bisa terus bersama orang yang tidak menghargai dirinya.

Keputusan untuk berpisah sudah bulat meski suaminya, si Raden Manukan itu nantinya akan mengemis meminta untuk terus bersama.. I'm sorry mas, aku wes kadung rungkad!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rungkad 7

Tiba di rumah juragan Maulana. Lita sampai mengambil kardus bekas tempat air mineral yang menumpuk di bawah pohon mangga untuk dia pakai sebagai kipas darurat. Rasanya jiwa raganya panas luar dalam. Sudah panas haus pula!

"Mana nih yang punya rumah?" Tanya Ru celingukan.

"Nggak usah tanya-tanya aku dulu Ru. Aku mode senggol bacok ini. Udah kepanasan, kehausan, kelaparan juga! Pokonya awas aja kalo dua mangkok mi ayam bakso nggak kamu beliin abis kita pulang dari sini, aku nggak segan-segan ribondingin mulut kamu!"

"Sabar Paijem! Kita juga baru sampai sini kan.."

"Eh buk buk.. Permisi mau tanya, kalau mau ketemu juragan Maulana itu kita kudu kemana ya?" Lanjut Ru bertanya pada ibu-ibu bergerak membereskan kardus menumpuk di bawah pohon mangga tadi.

Wanita sepuh itu melihat Ru dan Lita dengan tatapan seperti berpikir 'Bau-baunya nih berdua kayak orang susah mau ngutang!'

"Masuk aja." Kata ibu itu singkat. Dan melengos pergi.

"Ya elah buk buuuk.. Kita ini sama-sama babu, sama-sama buruh di tempat orang. Kok ya sampean ini sombong amat!" Teriak Lita langsung dibekap Ru.

"Ngomong itu pake otak jangan pake otot! Kamu kalo dislepet orang di sini aku nggak mau bantu lho! Cari masalah aja sih.." Bisik Ru masih dengan tangan menutup mulut Lita.

"Apa apa? Mau ngomong apa hmmm?" Kata Ru menantang Lita.

"Buset kamu abis makan sambel terasi nggak cuci tangan ya?! Itu tangan bau banget Ru, kampret kamu lah!" Dia memprotes aksi Ru yang seenaknya membekap mulutnya.

"Owh bau ya? Abis cebok nggak bersih deh kayaknya." Sahut Ru asal.

"Sableng!"

Mereka memberikan diri masuk ke dalam rumah juragan Maulana. Sudah sampai serak tenggorokan mereka mengucap salam tapi tak kunjung ada sahutan. Memang seperti itu tidak dibenarkan, tapi melihat matahari yang mulai menuju peraduan membuat keduanya memberanikan diri untuk masuk ke dalam rumah itu meski belum mendapat ijin dari si pemilik rumah.

"Buset Ru. Kita dari tadi berdiri aja gitu di deket pintu? Tahu gini mah ogah ikut kamu, perutku udah senam zumba Ru. Laper, nih mulutku nih kering kerontang nggak ada lagi yang bisa tak telen saking tandusnya!"

"Sabar Ta, kita tunggu lima menit lagi. Kalo tetep nggak ada orang ya udah kita pulang."

Suara deheman orang dari arah luar rumah mengagetkan mereka. Ru dan Lita berpaling bersamaan antara kaget dan ingin tahu siapa gerangan yang datang. Dan yang ditunggu-tunggu datang, mereka melihat sosok rupawan, hartawan, tapi nggak panuan. Juragan Maulana ada di sana memperhatikan ada dua orang wanita sudah berada di dalam rumahnya.

"Udah lama nunggu? Masuk aja.. Ayo." Ajak Maulana.

"Lumayan pak. Dari kebun langsung ke sini, jalan kaki!" Ujar Ru agak kesal juga menunggu kedatangan juragan muda itu. Maulana manggut-manggut.

"Ru.. Yang ramah dikit lah sama bos kita! Dia ini yang bayar kita lho, bukan lakikmu yang minta celap-celup tapi nggak ngasih apa-apa itu." Bisik Lita tepat di dekat telinga Ru.

Ketika ingin menjawab perkataan nyeleneh Lita, mereka sudah dipersilahkan masuk untuk kedua kalinya oleh pemilik rumah.

"Jadi begini, maksud saya meminta mbak Ru ke sini itu karena saya menawarkan pekerjaan lain untuk mbak Ru.. Dan.. Ini--"

"Lita! Masih jomblo dan serba bisa!"

Rasanya ingin ngakak mendengar penuturan Lita yang terkesan promosi diri sendiri itu.

"Hahaha.. Lucu. Iya iya mbak Ru dan mbak Lita, mau tetap kerja di kebun atau kerja di tempat lain?"

Keduanya saling menatap tidak mengerti.

"Pak Maul mau mecat kami? Begitu?" Tanya Ru kebingungan dengan ucapan Maulana.

"Maul? Belum ada yang manggil aku seperti itu, tapi nggak apa-apa. Lumayan juga."

"Maksud ku.. Ada UMKM di sini yang membutuhkan banyak tenaga kerja baru. Dari pada hanya mengirim singkong ke pengepul, aku punya ide untuk memproduksi produk turunan dari umbi itu. Ya, nggak cuma singkong.. Ada talas dan ubi jalar yang kalau langsung di jual nilai ekonomisnya cukup rendah jika dibandingkan sudah menjadi bentuk lain. Keripik misalnya!"

"Aku lihat mbak Ru cukup terampil, iya.. Mbak Lita juga ulet! (Bicara begitu saat menyadari jika dirinya mendapat tatapan tak bersahabat dari Lita) Kalian bisa memanfaatkan keahlian kalian untuk bekerja di UMKM itu dari pada panas-panasan di kebun. Itu juga kalau kalian mau."

Keterangan panjang lebar dari sang juragan, langsung disetujui oleh keduanya. Mereka senang bukan main. Di tempat mereka tinggal, sangat sulit mendapatkan pekerjaan. Jika pun ada, itu juga serabutan. Tidak setiap hari bisa bekerja. Yang artinya pekerjaan seperti itu tidak bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Bagus. Mulai besok kalian bisa datang ke sini. Waktu bekerja dimulai dari jam 8 pagi sampai 4 sore. Tapi tergantung banyaknya stok barang, jika stok barang melimpah artinya kalian harus rela memangkas waktu istirahat kalian di rumah untuk lembur bekerja di sini." Maulana memberi keterangan lebih lanjut.

"Oiya ini silahkan di minum. Kok diem aja dari tadi.. Nggak usah sungkan."

Tiga cup es teh sudah ada di depan mata mereka. Lita sudah menelan air liurnya beberapa kali. Ditawari seperti itu, dia tak ingin sok jual mahal. Langsung dia sikat satu gelas es teh dalam cup itu tanpa ampun.

"Nih, punyaku sekalian abisin. Udah kayak orang berminggu-minggu nggak liat air kamu ini." Ru geleng kepala, menyodorkan bagiannya pada Lita.

Setelah berpamitan, mereka ijin untuk pulang. Lita yang menggerutu kepada Ru karena sudah malam dan badan yang rasanya remuk redam, membuat Maulana mengambil inisiatif mengantarkan mereka pulang.

"Eh nggak usah pak.. Kami bisa pulang sendiri. Ya kan Ta?"

"Kamu aja pulang sendiri jalan kaki. Aku nggak mau Ru. Asli, bukannya nggak setia kawan.. Tapi liat aja.. jangkrik udah ngerik. Matahari udah digantiin sama bulan, badan lengket bau ketek, bau kecut! Belum lagi perut keroncongan, masih harus disiksa pake jalan kaki nyampe rumah?? Nggak deh.. Aku besok masih pengen hidup!"

Maulana ngakak. Dia menilai sosok Lita sebagai orang yang ceplas-ceplos. Sedangkan Ru, dia lebih bisa 'ngerem' sikap dan ucapannya.

'Ini semua kan salah ku. Aku yang minta kalian ke sini jadi biar aku aja yang anter kalian pulang. Pak Slamet dan mandor yang lain juga sudah pulang. Nggak bisa dimintai tolong buat nganter kalian. Nanti di jalan sekalian mampir di warung makan, kebetulan aku juga laper. Belum makan."

Muda, tampan, kaya raya, cerdas, juga ramah jangan lupakan yang paling penting, dia masih bujang! Sepertinya Maulana adalah sosok pemuda paket komplit yang siap bikin para emak menjerit ingin memiliki mantu idaman seperti dia!

'Padahal aku kira dia orangnya jutek, cuek, sombong, ternyata orangnya sehumble ini..' Ru hanya berucap dalam hati. Dia sadar diri, sadar posisi, dia sudah bersuami!

1
Moms Raka
perutku bs kram thooorr ketawa trs 😅😅😅👍👍💪💪💪💪
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
coba kamu critanya samaku, Litt..
pasti ku ketawain juga kok
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
ya smoga aja di catet malaikat Lit😅
ucapan kan doa
Lyta Thalita
😂😂😂😂 jika pagi harinya Raden sepi damai gk bisa dispeed lah itu main kuda2 an nya
Lyta Thalita
iya bareng bolo kurowo
halu lah kau nimas😏
Me mbaca
makanya Lita...jangan terlalu lemez itu mulut, jadi kena batunya deh .
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
puter aja puter 😒
yg bilang gitu siapa coba😤
Susanty
kaum Dhuafa yang perlu di santunin, lagian Lita ngambil barang banyak bgt, berasa aji mumpung ada yang bayarin 🤣🤣🤣
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
makanya jadi org gosah julid bae
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
aduh aduh, gak kapok nih Nimas
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
namanya juga bujuk rayu
kamu aja terlalu buduh, percaya modelan cwo mokondo
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
iya Thor iya 😌
selow aja jgn ngegas gitu
Viranha Kawaii Na Fahla
ngakak parah ihh Lita ya ampun /Facepalm/
ⓉᵃᵗᵅⒽ ᵃˡⒷᶥⓇᵘnʸ 𒈒⃟ʟʙᴄ
nah aku suka caramu ruuu🤭🤭🏃‍♀️🏃‍♀️
Lyta Thalita
hmm dibuang embel2 mbak nya, jangan bilang pingin ganti panggilan adek terus meningkat jadi sayang lanjut ke jenjang istri
eakkkk🥰🤣
Lyta Thalita
pengaman nya bocor kalee
terlalu irit lah kamu mas ciko, seharusnya sekali pake buang.. lah buat nyoblos berkali2 ya jebol😑😑
Susanty
lanjut Thor🤭🤣🤣
Me mbaca
wah Lita aji mumpung nih... mumpung ada gratisan
Me mbaca
hari sial ga ada dalam kalender nimas..
🍊 NUuyz Leonal
MANTAAAAAAAP MANTAAAAAAAP jiwaaaa seeeeeeeeeeh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!