Beberapa hari sebelum pernikahannya dengan kekasihnya, Junior harus kehilangan gadis yang paling ia cintai. Kekasihnya itu meninggalkannya karena penyakit parah yang selama ini ia derita.
Paris meninggalkan wasiat dimana ia meminta Jasmine sang adik untuk menggantikannya menikah dengan Junior.
Akankah Junior menikahi gadis tomboy yang jauh berbeda dengan Paris yang ia puja sejak lama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda FK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Malam harinya Vano kembali ke arena balapan, entah mengapa ia masih penasaran dengan sosok orang yang mengalahkannya tempo hari. Ia melihat seorang pengendara motor sport baru saja berhenti di depan teman-temannya sedang berkumpul.
Vano sangat yakin, apabila ia orang yang kemarin mengalahkan dirinya. Vano terkejut ketika helm pembalap itu dibuka olehnya, rambut panjang tergerai indah ketika ia membuka helm fullface miliknya. Vano terkejut ternyata orang yang mengalahkan dirinya seorang wanita.
"Tunggu sebentar! Kayaknya wajahnya enggak asing" pikir Vano. Ia lalu kembali teringat gadis yang memakai pakaian dan aksesoris serba pink tadi pagi.
Tapi gadis yang ada didepannya ini kini berpakaian sangat tomboi, gadis itu menguncir rambut panjangnya. Ia terlihat cantik meskipun berpakaian seperti pria, jaket kulit berwarna hitam dengan celana jeans hitam.
"Apa dia punya kembaran? Atau dia ini generasi blackpink?" pikir Vano.
"Lo kenal Shie?" tanya seseorang yang berada di dekat Vano.
Vano tersentak, ia merasa gugup ketahuan sedang memperhatikan gadis itu.
"Dia siapa?" tanya Vano selidik.
"Oh dia pembalap di sini, dia terberat para pembalap lainnya." jelas salah satu pengunjung di sana.
Shie? Kemarin Shireen, apa Sirine punya kembaran? Karena penasaran Vano berjalan menghampiri Shie. Manik mata Shie membulat ketika melihat pria yang tadi pagi ia temui.
Ia bergegas membawa Vano menjauh dari teman-temannya.
"Ngapain lo ke sini?" bisik Shie ketika Vano berjalan mendekatinya.
Vano terkekeh ketika melihat wajah Shie yang ketakutan ketika melihat dirinya.
"Kenapa lo takut ketemu gue? Takut ketahuan kalau pagi-pagi lo terlihat seperti ondel-ondel yang menggemaskan da malam hari menjadi wanita tangguh?" Vano balas berbisik kepada Shie.
Ia menatap tajam wajah tampan Vano, ia kembali mengingat siapa pria ini sebelum ia bertemu dengannya tadi pagi. Ah! Shie teringat, apabila pria ini adalah pria yang kalah darinya kemarin.
"Ah.. sekarang gue ingat! Ternyata lo cowok yang kemarin gue kalahin ya? Kenapa lo cari gue? Penasaran sama gue? Nanti naksir lho!" goda Shie sambil memicingkan matanya.
Vano menoyor kepala Shie, membuat Shie mendelik kepadanya.
"Pede banget sih lo, ondel-ondel kayak lo ini bukan tipe gue."sarkas Vano tersenyum sinis kepadanya.
"Gimana kalau ondel-ondel kayak gue ini bisa buat pria menyebalkan kayak lo jatuh cinta?" tanya Shie menantang.
"Enggak akan!" jawab Vano menegaskan.
"Kenalan dulu dong, enggak adil lo tahu nama gue tapi gue enggak kenal siapa lo?" Shie mengulurkan tangannya kepada Vano.
Vano pun membalas uluran tangan Shie, gadis itu tersenyum manis sembari mengerlingkan sebelah matanya. Membuat Vano bergidik ngeri, gadis ini selain misterius tapi agresif.
"Gini aja, gimana kalau kita kembali bertanding? Siapa yang sampai garis finish duluan harus nurutin permintaan pemenang?" Shireen kembali menantang Vano.
"Gue yakin kali ini lo akan kalah lagi" sambungnya meremehkan Vano.
Vano yang merasa diremehkan, tidak tinggal diam. Ia lalu menerima tantangan Shie, Vano menaiki kendaraannya bersamaan dengan Shie yang kini sudah mengenakan helm fullface nya.
Keduanya maju menuju garis start, sebelumnya mereka saling memandang satu sama lain.
Suara deruman motor mereka saling bersautan, sorak-sorai para pengunjung mengelu-elukan nama Shie idola mereka. Vano dapat melihat banyak fans Shie yang saat ini mendukung kemenangan dirinya. Vano dan Shie melajukan kendaraan mereka setelah melihat bendera tanda pertandingan dimulai.
Persaingan antara Shie dan Vano sangat sengit, keduanya sama-sama bukan lawan yang dapat diremehkan. Shie tersenyum menyeringai, ia menambah kecepatan laju kendaraannya. Vano ikut menyusul, kali ini ia tidak boleh kalah dari bocah ingusan ini.
Gadis ini terlalu angkuh, Vano harus meruntuhkan kesombongannya.
Sementara itu saat ini Caitlyn mengajak Junior untuk bertemu rekan bisnis mereka di sebuah hotel berbintang lima. Junior merasa ada yang aneh dengan tingkah asistennya ini, tidak biasanya klien yang ingin bertemu mengajak mereka bertemu di hotel.
Tapi Junior masih mempercayai sahabatnya itu, keduanya berjalan menuju restoran yang sudah mereka reservasi.
"Kenapa mereka belum datang juga? Aku harus cepat pulang karena janji makan malam dengan Jasmine malam ini" tanya Junior seraya melirik jam yang melingkar pada pergelangan tangannya.
"Sepertinya mereka sedikit terlambat, sebaiknya minum dulu saja" jawab Caitlyn seraya memberikan Junior segelas minuman.
Tanpa merasa curiga Junior meminum minuman yang Caitlyn berikan,wanita itu tersenyum menyeringai ketika Junior menghabiskan minuman nya. Sebentar lagi Junior akan menjadi miliknya, pria itu akan jatuh ke dalam pelukannya.
"Kenapa aku merasa pusing?" Junior memegang pelipisnya yang semakin pusing, kepalanya bahkan serasa berputar saat ini.
Senyum Caitlyn semakin mengembang saat melihat Junior yang sudah tidak sadarkan diri. Ia meminta orang suruhannya untuk membawa Junior ke dalam kamar yang sudah ia pesan.
Beberapa menit kemudian Junior yang tak berdaya sudah terbaring di atas tempat tidur. Caitlyn berganti pakaian, ia memakai gaun tidur berwarna hitam. Caitlyn merebahkan tubuhnya di samping Junior. Sebelumnya ia melepaskan kemeja yang dikenakan oleh Junior.
"Kamu tampan sekali, sayangnya kamu tidak pernah melihatku! Setelah ini aku pastikan kamu akan ketagihan dan kecanduan dengan tubuhku ini" gumam Caitlyn seraya mengusap lembut wajah tampan Junior.
Caitlyn melepaskan tali gaun tidurnya, ia lalu berbaring di samping Junior. Lalu memfoto dirinya dan Junior, keduanya terlihat seperti sedang tertidur bersama.
Caitlyn tersenyum menyeringai ketika ia mengirimkan foto-foto dirinya dan Junior kepada Jasmine. Ia akan pastikan Jasmine akan sangat membenci Junior saat ini.
Junior membuka kedua matanya, pandangannya terlihat kabur. Kepalanya masih sangat pusing, ada suatu rasa panas menjalar di dalam tubuhnya. Junior mengutuk siapapun yang berani melakukan hal ini kepadanya, ia melihat sahabatnya Caitlyn saat ini tersenyum menggoda kepadanya.
Penampilan Caitlyn saat ini membuat Junior semakin kepanasan. Namun Junior berusaha untuk tetap sadar, ia tidak boleh masuk ke dalam jebakan wanita ini.
"Kau menjebakku!" bentak Junior dengan tatapan tajam.
Caitlyn sengaja membawanya menemui klien agar ia dapat menjebak Junior dan membuat Jasmine membenci suaminya.
"Ya, aku lelah karena kau tidak memandangku. Aku mencintaimu sejak dulu Junior! Tapi kau selalu melihat wanita lain, dulu Paris dan sekarang Paris. Tapi malam ini kau akan menjadi milikku, karena Jasmine sudah melihat foto kita berdua" cerocos Caitlyn lalu tertawa puas.
Junior tetap mencoba berperang dengan hasrat yang sangat ingin disalurkan. Rasa panas itu terus membuatnya semakin frustasi.
Caitlyn melangkahkan kakinya menghampiri Junior dan Junior berjalan mundur. Ia harus tetap dalam keadaan sadar, ia harus melawan pengaruh obat yang diberikan oleh wanita iblis itu.
Junior tidak mau menyentuh wanita yang bukan istrinya, terlebih wanita licik yang selama ini ia anggap sahabat.
itu yaa kaya tapi gak bahagia, mesti kadang jadi boneka😤
sat set,
tapi lebih baik jugaa 🤣🤣🤣
lebih baik sih biar gak lama sakit hati nyaa