NovelToon NovelToon
The Second Wife

The Second Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Poligami / Cinta setelah menikah
Popularitas:13.2k
Nilai: 5
Nama Author: Gilva Afnida

Pergi dari rumah keluarga paman yang selama ini telah membesarkannya adalah satu-satunya tindakan yang Kanaya pilih untuk membuat dirinya tetap waras.

Selain karena fakta mengejutkan tentang asal usul dirinya yang sebenarnya, Kanaya juga terus menerus didesak untuk menerima tawaran Vania untuk menjadi adik madunya.

Desakan itu membuat Kanaya tak dapat berpikir jernih hingga akhirnya dia menerima tawaran Vania dan menjadi istri kedua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gilva Afnida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Semerbak harum dari wangi bunga-bunga yang berada di taman mulai tercium saat Kanaya membuka jendela kamarnya. Angin pagi semilir berhembus, mengenai wajahnya yang masih terlihat sendu. Udara pagi yang masih segar membuat pikiran Kanaya terasa rileks. Kedua sudut bibir Kanaya tertarik ke atas dan dia menutup kedua matanya untuk merasakan udara pagi masuk memenuhi rongga paru-parunya.

Saat membuka mata, Kanaya teringat dengan ucapan Adnan kemarin malam.

"Udahlah tinggal makan juga. Kalau memang kamu gak suka, kamu saja yang masakin kita berdua." Kalimat itu terngiang-ngiang dalam benaknya.

Kanaya melirik jam dinding yang menunjukkan pukul setengah enam pagi. Seharusnya sekarang ini Vania dan Adnan masih terlelap. Sepertinya tak akan masalah jika Kanaya membuat sedikit keributan saat memasak nanti.

Tanpa menutup kembali jendela kamarnya, Kanaya masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia berharap udara dalam kamarnya bisa berganti lebih segar hingga nantinya bisa menaikkan mood agar menjadi lebih baik.

Hanya memakan waktu kurang lebih sepuluh menit lamanya Kanaya membasuh diri lalu segera mengganti pakaian. Udara pagi dari luar terasa lebih dingin dari biasanya. Kanaya mencari-cari pakaian panjang yang sudah dia masukkan ke dalam lemari namun nihil. Dia sama sekali tak menjumpai pakaian panjang yang seharusnya ada beberapa helai hingga dirinya teringat jika pakaian panjang miliknya masih teronggok semua di dalam keranjang baju kotor.

Setelah membolak-balikkan baju di dalam lemari, akhirnya Kanaya menemukan pakaian yang tertutup meski itu adalah pakaian tidur. Itu lebih baik dibanding harus mengenakan celana pendek beserta kaos di saat udara pagi serasa menusuk-nusuk kulit hingga menembus ke tulangnya.

Kanaya merasa senang menatap cermin panjang saat sudah mengenakan pakaian tidur yang sudah lama tidak dipakainya. Terusan putih dibawah lutut itu nampak pas di badan Kanaya dengan bordiran bunga di bagian bawahnya. Kanaya membiarkan rambutnya tergerai ke belakang tanpa dia sisir karena masih sedikit basah. Hair dryer akan menyita waktu sedangkan dia harus segera memasak jika tak ingin dua orang yang tidur di lantai atas menjadi terganggu. Kanaya segera bergegas keluar kamar setelah menutup jendela kamarnya.

Sesampainya di dapur, Kanaya mencoba membuka kulkas dan meneliti isinya. Di dalam kulkas ada beberapa buah-buahan, telur, susu, sedikit sayuran dan beberapa snack. Jelas sekali jika Vania memang jarang memasak, terlihat dari stok kulkas yang sedikit berisi bahan baku yang sifatnya cepat layu. Sangat berbeda dengan kulkas yang berada di rumah Helga. Helga bahkan memiliki dua kulkas yang semua isinya penuh untuk bahan baku memasak sehari-hari.

Setelah menimang sebentar, akhirnya Kanaya sudah mendapat ide untuk membuat sarapannya kali ini. Omelette telur dan roti panggang dengan selai kacang, lalu Kanaya juga akan membuat smoothies yang berisi buah naga yang dicampur dengan pisang dan oatmeal. Kanaya selalu menyukai smoothies yang satu ini untuk dia makan saat sarapan.

Saat dirinya sedang asyik fokus mengupas buah naga dan memotongnya, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari arah luar. Kanaya mengerutkan keningnya dalam karena seharusnya tak ada orang lain selain dirinya, Vania dan Adnan. Sedang Kanaya yakin jika Vania dan Adnan masih berada di lantai dua sedang terlelap.

Degup jantungnya berdetak lebih kencang karena pikirannya dipenuhi dengan spekulasi yang negatif. Masih dengan memegang pisau di tangan, Kanaya membalikkan badan dan memutuskan untuk mencari tahu siapa orang yang baru saja membuka pintu dan hendak berjalan menuju dapur.

Dengan perasaan was-was Kanaya mengangkat pisaunya di udara saat langkah kaki terdengar semakin mendekat ke arahnya. Dalam hitungan detik terdengar seseorang berteriak keras hingga membuatnya terkejut dan ikut berteriak kencang sambil menutup kedua matanya. "Aaaaaa!"

"Aaaaaa!"

"Mas Adnan! Kanaya!" teriak Vania mengagetkan Kanaya yang kemudian membuka kedua matanya. "Kalian ngapain sih teriak-teriak di pagi hari?" kesalnya dengan wajah sedikit pucat.

Kanaya memandang ke arah depannya. Rupanya orang tersebut adalah Adnan yang juga sama-sama bingung menatap Kanaya.

"Ya ampun... aku kira kamu itu hantu!" Adnan merasa konyol sekaligus lega karena sempat mengira kalau Kanaya adalah hantu.

Siapapun yang melihat penampilan Kanaya sekarang, memang akan salah paham. Pakaian terusan berwarna putih, rambut tergerai panjang hingga menutupi sebagian wajah dan tak lupa sebuah pisau yang masih berada di genggamannya. Penampilan Kanaya benar-benar menyeramkan untuk ditemui di pagi hari. Dalam hati Adnan bersyukur karena tak melihatnya di malam hari, bisa jadi dia akan tergeletak pingsan tak sadarkan diri.

"Memangnya ada, hantu yang lagi masak?" kesal Kanaya dengan napas yang tersengal-sengal.

"Lagian ngapain sih pake bawa-bawa pisau segala?" Adnan menatap pisau yang digunakan Kanaya, pisau itu ada warna merah keunguan yang baru Adnan sadari jika itu berasal dari buah naga.

"Aku bawa pisau karena emang habis ngupas buah-buahan tadi. Aku juga takut kalau yang datang tadi itu maling. Eh... mana aku tahu kalau yang datang ternyata Mas Adnan." Kanaya memperhatikan baju olahraga yang dikenakan Adnan.

"Sudah, sudah. Jangan bertengkar disini." Vania tiba mendatangi mereka, lalu menatap Adnan yang masih nampak terkejut. "Lebih baik kamu segera naik ke atas, Mas. Bukannya kamu harus segera berangkat?"

Adnan yang baru menyadari kedatangan Vania pun kembali memasang wajah lembut. "Iya, Sayang." Tangannya mengusap puncak rambut Vania lalu menatapnya.

"Kok kamu keliatan pucat? Kamu gak apa-apa kan?" tanya Adnan sedikit panik, tangannya mengusap bibir Vania yang kini terlihat kering dan memucat.

"Gak apa-apa, cuma sedikit kaget tadi." Lirih Vania bersuara, membuat Adnan merasa bersalah.

"Maaf ya, aku gak sengaja teriak-teriak tadi. Pasti kamu kaget banget ya tadi?"

"Banget. Tadinya aku masih tidur pulas terus tiba-tiba ada suara orang yang teriak-teriak, jadi aku langsung bangun dan lari dengan panik ke arah tangga." Vania terkekeh pelan jika mengingat adegan Kanaya dan Adnan yang saling berhadapan berteriak kencang. "Ternyata cuma kamu sama Kanaya yang lagi teriak kencang tapi gak ada apa-apa."

Kanaya pun meringis malu mendengar cerita Vania. Betapa memalukannya dia saat dipergoki Vania tadi, pasti dia dan Adnan terlihat begitu konyol.

Adnan langsung memeluk Vania dan mengusap-usap punggungnya. "Maafin aku ya, Sayang. Aku gak sengaja tadi."

Kanaya yang melihat pun langsung merasa kikuk. Dia membalikkan badan dan memilih kembali fokus pada menu sarapan yang belum diselesaikannya.

Sedang Vania melirik ke arah Kanaya yang terlihat salah tingkah. "Mas... malu ih ada Kanaya," bisiknya pada Adnan.

"Biarin. Aku masih ingin memelukmu, Say. Aku juga masih syok tahu. Penampilan adikmu itu sangat kacau, dia lebih terlebih seperti kuntilanak dibanding seorang gadis," balas Adnan juga dengan berbisik.

Diam-diam Vania memperhatikan Kanaya yang berkutat dengan buah dan pisaunya. Memang benar apa yang dikatakan Adnan, penampilan Kanaya terlihat suram dan menyeramkan. Pria manapun akan mundur teratur meski disodori seorang gadis yang masih tersegel jika aura dan penampilannya seperti itu.

1
Muhammad Malvien Laksmana
Luar biasa
Muhammad Malvien Laksmana
Biasa
Endah Windiarti
Luar biasa
Jessica
ceritanya bagus penulisan nya juga tertata g bikin jenuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!