NovelToon NovelToon
Diam-diam Cinta

Diam-diam Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Penyesalan Suami
Popularitas:10.5k
Nilai: 5
Nama Author: SariAdja

#Saquel : Gairah Sang Konglomerat

Baca dulu Gairah Sang Konglomerat !!

Tentang Dirga yang hatinya untuk Rosalin tetapi tubuhnya menginginkan Tiara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariAdja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Dirga duduk di depan ruang UGD. Entah ia tidak tahu apa yang terjadi dalam. Seorang dokter tengah menangani Tiara. Dan ia hanya bisa berharap semoga semua baik-baik saja.

“Tuan, saya akan kembali ke proyek!” izin Pak Kardi, ia harus mengawasi para pekerjanya.

“Baik, Pak!” jawab Dirga singkat. Tanpa melihat ke arah sumber suara. Kemudian Dirga kembali menunggu.

Tak sampai tiga puluh menit seorang dokter keluar dari ruang UGD. “Bagaimana keadaan Tiara dokter?” tanya Dirga dengan ruat wajah serius.

“Kami baru saja selesai menjahit luka sobek di area punggung pasien,” jawab sang dokter.

“Apa ada luka yang serius?” tanyanya lagi.

“Pasien mengalami sedikit cedera di bagian punggung sebelah kanan, dan luka robek mungkin dikarenakan ada benda runcing yang menggores di punggungnya, tidak ada luka yang serius tapi untuk lebih meyakinkan kami akan melakukan rontgen dan CT scan setelah pasien sadar!” jelas seorang pria dengan jubah putih itu.

“Apa saat ini Tiara belum sadar?” Ekspresi khawatir masih tersirat di wajahnya. Ya, Tiara terluka karena menyelamatkannya. Bagaimana bisa istri yang selalu ia manfaatkan selama ini menjadi pahlawan yang rela berkorban nyawa demi menyelamatkannya.

“Masih dalam pengaruh obat bius, sesuai perintah bapak suster sedang memindahkannya ke ruang perawatan!”

“Terima kasih dok!”

• * *

Tap.

Tap.

Tap.

Dirga melangkahkan kaki menuju ruang perawatan Tiara. Ruang VIP di lantai tiga. Ia tidak segera masuk. Berdiri di depan pintu, melihat lewat celah kaca. “Tiara,” lirihnya.

Tangan Dirga terulur membuka pintu. Ia mendapati Tiara tengah berbaring memunggunginya. Kemudian, ia melangkah dan duduk di dekat tempat tidur.

“Tiara,” lirih Dirga seraya meraih jemari tangan sang istri.

“Darah siapa? Sayang apa kamu terluka?” tanya Tiara memperhatikan kemeja bagian dada milik suaminya yang terkena noda darah.

“Kamu sudah sadar?” Dirga mendekat dan mendaratkan sebuah kecupan di kening sang istri.

“Maaf, apa sayang terluka?” tanya Tiara. “Apa tadi aku mendorongmu terlalu keras?” Tiara meraup wajah Dirga dengan kedua tangannya.

“Bodoh! Kenapa kamu menyelamatkanku! Lihat, sekarang kamu terluka dan hampir membuatku gila!” Dirga memejamkan mata. Kali ini ia sudah merasa benar-benar berpijak di bumi. “Jangan pikirkan aku, punggungmu cedera, karena aku! Lain kali jangan pernah lakukan itu!” titah Dirga dengan mata terpejam. Setiap menatap kedua manik mata istrinya, ia selalu merasa bersalah yang teramat dalam.

“Aku tidak apa-apa! Saat kecil aku pernah jatuh dari pohon mangga yang berada di belakang panti, aku sampai tidak bisa jalan dua minggu, sekarang aku tidak apa-apa!” Bibirnya menyunggingkan senyuman.

“Bagaimana kamu masih bisa tersenyum di saat seperti ini Tiara! Aku saja tidak berani menelefon mama karena dia pasti akan terkejut kalau melihat keadaanmu sekarang,” keluh Dirga.

“Aku lega karena kamu baik-baik saja, sayang!” tutur Tiara.

“Seharusnya, kau tidak perlu menyelamatkanku!” Dirga menunduk, tak mampu menatap Tiara. Tak bisa membayangkan bagaimana kalau dia hanya pura-pura mencintainya.

“Lantas, aku hanya diam saja melihat papan itu jatuh di atas kepalamu! Aku mencintaimu!” ungkap Tiara. “Lihat aku,” pintanya. Menyadari bahwa sang suami selalu menghindari tatapan matanya.

Dirga menegakkan kepalanya. Keduanya saling bertatap.

“Jangan merasa bersalah, aku melakukannya karena aku cinta kamu, dan aku sayang sama kamu! Ini Cuma luka ringan dan aku akan segera sembuh!” tutur Tiara dengan raut wajah yang meyakinkan.

“Apa kamu benar-benar mencintaiku Tiara?” selidik Dirga. Setelah kepergian istri pertamanya, selain menderita Aversion Seksual Disorder, Dirga juga tidak bisa dengan mudah mempercayai orang lain. Apalagi jatuh cinta, dan Tiara. Gadis belia, berumur 18 tahun. Ia tidak yakin akan mempersembahkan hati dan cinta padanya.

“Ya, aku tidak yakin ini cinta atau sayang, tapi aku selalu ingin bersamamu! Suamiku sayang, bagaimana pun kamulah pria pertama yang menciumku, kamu juga pria pertama yang tidur denganku, kamu juga pria yang bersedia menjadi suamiku! Apa salahnya, aku memaafkan dan melupakan kenangan buruk! Kini aku sedang belajar mencintaimu!” jelas Tiara menuntun tangan Dirga lalu menciumnya berkali-kali.

“Kenapa semudah itu kamu jatuh cinta!” Sesak memenuhi dada, sungguh ia tidak pantas mendapatkan cinta dan pengorbanan besar dari Tiara. Sungguh tidak sebanding dengan dirinya yang hanya ingin memanfaatkan gadis itu. Mengambil keuntungan sebanyak mungkin dan menggantinya dengan materi. Curang!

“Mungkin karena sebelumnya aku tidak pernah dekat dengan pria mana pun!” jawabnya jujur.

“Bagaimana dengan Ferdinand?”

“Sampai detik ini ia hanya teman!”

“Aku percaya.” Dirga dapat melihat kejujuran dari pancaran mata sang istri.

Cklek.

Tiba-tiba pintu terbuka. Nyonya Rani bergerak mendekat menghampiri Tiara.

“Apa yang terjadi?” tanya Nyonya Rani seraya melihat ke arah Tiara dan Dirga bergantian. “Mama hampir pingsan, mendengar kalau Tiara tertimpa material!” ungkapnya.

“Tidak apa-apa Ma, aku hanya sedikit terluka!” sahut Tiara.

“Ini salahku Ma, Tiara sudah menyelamatkanku!” Dirga kembali meraih tangan Tiara tidak ingin melepaskannya.

“Punggungmu di jahit dan ada cedera tapi kamu bilang sedikit? Pokoknya kamu tidak boleh pulang sebelum benar-benar sembuh Tiara!” Ia melirik ke arah Dirga dengan penuh tanya. Ingin mendapat penjelasan kenapa menantu kesayangannya bisa terluka.

“Ia, Ma.” Tiara hanya bisa menurut.

“Sebentar!” Nyonya Rani menarik tangan Dirga keluar ruangan.

“Ada apa Ma.”

“Ikuti Mama sebentar!”

Dirga mengikuti sang mama keluar dari kamar Tiara.

“Kenapa Tiara bisa terluka? Kamu bagaimana sih! Bagaimana kalau dia sedang mengandung anakmu?” protes Nyonya Rani.

“Tiara yang melompat dan mendorongku Ma, mengenai kandungannya aku tidak tahu.”

“Kamu seharusnya menjaga Tiara jangan sampai hal ini terjadi!” Nyonya Rani menggelengkan kepala kecewa. Kemudian, ia kembali masuk ke ruang perawatan Tiara.

* *

Sepulang kerja Tomi datang untuk melihat keadaan Tiara. Ia tiba di ruang perawatan dan Dirga tengah menjaga Tiara yang masih tertidur pulas.

“Di mana Nyonya Rani?” tanya Tomi. Majikan wanitanya itu menyuruh Tomi datang dan menasihati Dirga, tetapi dirinya sendiri tak ada di sini.

“Mama sudah pulang, kita mengobrol di luar saja!” pinta Dirga tidak ingin membangunkan Tiara.

Tomi keluar dari ruang perawatan. Kedua pria itu duduk di kursi yang berada tepat di depan pintu ruang perawatan.

“Tuan, Nona Tiara sudah rela mengorbankan nyawanya, demi Anda, apa Anda masih akan tetap berpura-pura mencintainya?” selidik Tomi. Ini sungguh tidak adil bukan? Tiara nyaris mengorbankan nyawanya hanya demi pria yang berpura-pura mencintainya.

Dirga terdiam. Ia tidak bisa menjawab.

“Meski ini hanya pernikahan kontrak dan Nona Tiara sudah menyetujuinya, ini tetap tidak sebanding dengan berapa pun uang yang akan Anda berikan Tuan!” tegas Tomi. Kalau bukan dirinya siapa yang akan memperjuangkan hak Tiara.

“Jangan tanyakan itu sekarang, aku masih ragu dengan perasaanku sendiri! Yang kamu ucapkan benar juga, aku berhutang nyawa dengannya.” Dirga meraup dagunya. Di sini dia memang sangat bersalah.

“Jangan berpikir terlalu lama! Aku takut Nona Tiara akan mengetahui sandiwara Anda Tuan!” tutur Tomi. Dirga sungguh melatih kesabarannya.

“Tiara tidak akan tahu kalau bukan kamu yang memberitahunya!” tuduh Dirga menatap tajam ke arah sang sekretaris.

“Kalau Anda masih terus seperti ini aku akan memberi tahu Nona Tiara! Ini bukan keinginanku, tetapi keinginan Adiku!” ucap Tomi.

“Hentikan, kau ini sekretarisku!”

“Sudah sering aku membela Anda Tuan!” bela Tomi.

“Diam, jangan lakukan apapun! Aku akan mengurusnya!”

Tomi diam, dalam hati ia merasa teramat kesal. “Aku akan terus menanyakan hal ini Tuan! Semoga Anda lekas mendapat jawaban!” desaknya.

1
SariAdja
Ayok di baca
dika edsel
bagus thor..aku suka ceritanya, gk berbelit-belit sat set das des..!! tiara yg lemah lembut baik hati vs dirga yg kaya raya dan gengsinya selangit..,sukses ya thor semangat..!!!
dika edsel
yasalam..,semoga perkataan mu yg terakhir itu didengar oleh tiara..heran gk jelas nih abang2 kyk bunglon ye kelakuannya..., setelah ini apakah dirga akan menyanyi kalau sudah tiada baru terasa bahwa kehadirannya sungguh berharga..
Laila Isabella
ngaku aja deh tuan dirga kalau udh jatuh cinta..😍😍
dika edsel
hadeeeh abang dirga ini sok2an dingin ye pdhl dia ingin...?? namanya juga diam2 cinta ya gengsi dong mau ngungkapin bner gk bang?? yok lebih digedein lagi gengsinya bang..
Laila Isabella
sudah mampir di sini thor..🤭🤭
SariAdja: makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!