Trio Kampret Next Gen
Giliran keturunan Trio Kampret plus Dewa n Romeo
- Alsaki Baskara dan Kaysa tidak pernah akur namun mereka akhirnya jatuh cinta dan akhirnya menikah.
- Kaivan Reeves bertemu dengan Anastasia Bulgakov, gadis Russia yang menjadi guru di sebuah biro pelajaran bahasa Russia ketika hendak dirampok saat pulang mengajar. Beda bahasa, membuat keduanya mengalami gagap budaya tapi malah membuat semakin dekat.
- Raiden Park bertemu dengan Dewi Mentari, seorang gadis indigo yang marah karena maketnya dihancurkan Raiden. Pasangan itu menjadi pasangan paling kacau dari trio kampret.
- Sagara Hadiyanto jatuh cinta pada Khadijah Al Kahfi sejak SMA. Pria itu jatuh bangun untuk meyakinkan gadis yang lebih tua darinya.
Generasi ketujuh klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sagara Terluka
Kopi Kenangan Kuningan Jakarta
Keempat pria itu sudah duduk manis di teras kopi kenangan sambil menikmati kopi masing-masing. Keempatnya tampak menunggu dengan tidak sabar bahkan Shohei sudah minum kopinya yang kedua dan diganti choco Frappe. Lachlan, Sagara, Raiden dan Shohei tampak sabar menunggu.
"Belum datang ?" tanya Nonik penasaran.
"Sebentar lagi..." jawab Lachlan.
"Lama amat..." Nonik terdiam saat melihat Danar datang bersama dengan lima orang berwajah seram disana.
Danar tersenyum sinis ke arah Sagara. "Hai Gara, apa kabar? Rupanya kamu tidak berani datang sendirian?" kekeh Danar.
"Lho, siapa mengatakan siapa. Mereka ini adalah saudara aku dari Tokyo datang ke Jakarta, sedangkan kamu lebih banyak..." balas Sagara.
"Apa maumu Gara ?" tanya Danar.
"Aku ingin... Kamu menyerahkan diri karena sudah membunuh kedua orang tua kamu, ke polisi..." jawab Sagara lamat-lamat membuat Danar memucat.
"Kamu fitnah !" bentak Danar. "Mereka mati karena kecelakaan !"
"Danar... "
"Berikan uangku !" bentak Danar ke Sagara.
"No, aku tidak bisa memberikan padamu kecuali kamu mau menyerahkan diri ke polisi dan mengakui semua kejahatan kamu..."
Danar dan anak buahnya tertawa. "Memang macam di film-film ? Ngimpi ! Polisi pun sudah aku beli, Sagara ! Mereka tidak akan bisa menangkap kami karena kami juga menegang kartu As mereka ! Berani tangkap kami, satu batalyon bisa porak poranda jika kami buka mulut ! So, lebih baik kamu serahkan uangku sekarang juga !"
"Ini hari Sabtu dan transaksi diatas 100 juta tidak semudah itu ... " balas Sagara tenang. "Makanya aku minta kamu datang Senin karena itu."
"Diatas 100 juta?" Wajah Danar tampak berbinar. "Berapa tepatnya?"
"500 juta. Uang santunan ayahmu 400 juta, ibumu 100 juta."
Danar menyeringai. "Berikan uangku, maka kamu tidak akan aku ganggu !"
"Akan aku berikan uangmu, tapi kamu harus melakukan pengakuan sebagai pelaku pembunuhan..."
Tiba-tiba Danar maju dan menghunuskan pisau ke leher Sagara. "Berikan uangku !"
"Jika kamu melukai adikku sedikit saja, perutmu akan bolong dan kamu akan masuk neraka..."
Danar menoleh dan melihat Lachlan dengan sigap menodongkan Glocknya ke arah perut Danar. Para anak buah Danar hendak maju tapi Shohei dan Raiden sudah menodongkan Glock masing-masing.
"Maju, kepala kalian bolong .. Pilih mana?" seringai Raiden.
Danar menatap Sagara bergantian dengan tiga pria lainnya yang memegang Glock di tangan. "Kalian punya pistol?"
"Lisensi menembak internasional juga punya. Kamu punya? Aku rasa tidak... Oh jangan samakan centeng macam kamu dengan cucu mafia Korea Selatan dan anak mafia Sisilia... Tahu kan Sisilia dimana? Di Italia. Akarnya Mafioso, macam di film The Godfather atau Goodfellas. Ataauu... The Untouchables..." cengir Raiden.
Danar menatap tajam ke arah Raiden. "Pistol itu hanya pistol mainan !"
"Mau bertaruh ? Kepala, pundak atau kaki anak buah kamu yang mukanya macam pak Ogah itu yang aku tembak duluan?" balas Raiden.
"Boss..." ucap anak buahnya yang dibidik oleh Raiden dengan wajah pucat.
"Menyerahlah, Danar. Be a man. Akui perbuatan kamu..." Sagara masih menatap Danar serius. "Setidaknya kamu mengurangi dosa kamu dan bertaubat lah setelahnya..."
"Banyak bac*t kamu !" Danar menekan pisaunya di leher Sagara dan ...
DOR !
Danar menatap Lachlan dengan tatapan tidak percaya dan setelahnya pria itu ambruk tak sadarkan diri.
Sontak anak buahnya terkejut melihat pria bule itu benar-benar melaksanakan ucapannya dengan menembak Danar tanpa berkedip.
"Lehermu tidak apa-apa?" tanya Lachlan ke Sagara yang memegang lehernya.
"Luka kecil..." jawab Sagara yang merasakan ada rasa sakit akibat kena pisau tajam Danar. "Diobati bentar juga sembuh" ucapnya sambil melihat ada darah di jarinya.
"Sekarang kalian mau bagaimana ? Nyusul Boss kalian atau..." Lachlan menatap tajam ke arah anak buah Danar.
"Ka... Kami pergi ..." segera para preman itu pergi meninggalkan Keempatnya.
Tak lama polisi pun datang dan Danar dibawa ke rumah sakit akibat lukanya yang diakibatkan peluru bius dari Lachlan.
Keempatnya pun dibawa ke Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan.
***
PRC Hospital Jakarta
"Kamu butuh apa ?" seru Kaysa yang baru saja memberikan konsultasi ke pasiennya.
"Ke kantor polisi ..." jawab Sagara melalui panggilan telepon. "Leher aku sobek ..."
"Astaghfirullah ! Oke aku kesana sekarang. Dimana?"
"Polda Metro Jaya."
Alsaki melihat gadisnya panik langsung menghampiri Kaysa. "Kay, mau kemana?"
"Polda Metro Jaya !"
"Ngapain?"
"Sagara butuh bantuan ..."
Alsaki melongo. "Kenapa ?"
"Lehernya kena pisau ..."
"Whaaaatttt?"
***
Polda Metro Jaya Jakarta
Alsaki menyetir mobilnya sedikit ngebut karena tahu adiknya terluka dan tidak mau diobati oleh dokter dari RS Bhayangkara namun memilih Kaysa yang mengobati berarti dia habis melakukan sesuatu.
Mereka tiba disana dan karena Alsaki banyak dikenal setelah kasus mengungkapkan korupsi di rumah sakitnya dan bekerjasama dengan banyak pihak kepolisian, pria itu bisa melenggang kangkung mencari adiknya.
"Dimana Sagara Hadiyanto?" tanya Alsaki.
"Sebelah sini mas Saki ..." seorang petugas mengantarkan Alsaki dan Kaysa yang membawa tas dokternya.
Keduanya melihat Sagara menempelkan sapu tangan di lehernya dan darah mengalir disana. Alsaki bersyukur dirinya juga membawakan baju ganti buat Sagara.
"Hai ..." cengir putra Dewa Hadiyanto.
"Hai gundulmu ! Kok bisa begini ?" omel Alsaki yang mendapatkan lirikan judes Kaysa.
"Shut up Saki ! Biar aku periksa dulu. Buka Gara !" perintah Kaysa galak.
Sagara membuka sapu tangannya yang berlumuran darah dan Kaysa segera membuka tas dokternya lalu memulai mengobati remaja itu.
"Kamu itu ngapain?" tanya Alasaki. "Kok bisa terluka seperti itu?"
"Mas Sagara tadi bersama mas Lachlan, mas Raiden dan mas Shohei menodongkan senjata api ke Danar ..." ucap petugas kepolisian yang bertugas. "Mas Lachlan menembak Danar ..."
Alsaki dan Kaysa melongo. "L? Nembak orang ? Mati?" tanya Alsaki yang segera menghubungi opanya.
"Tidak mas Saki. Korban Danar kena peluru bius dan sekarang di RS Bhayangkara dengan penjagaan ketat karena dia adalah salah satu anak buah koh Aling, bandar narkoba itu... Jadi ini agak simalakama... Satu sisi mas Lachlan berjasa tapi sisi lain ya salah main nembak orang ..." jawab petugas itu.
"Kok bisa ketemu Danar?" tanya Alsaki ke Sagara.
"Panjang ceritanya ..." jawab Sagara.
***
Lucas Syahputra hanya bisa menggelengkan kepalanya saat mendengar keponakan Arkananta Baskara, Valentino Reeves dan putra Dewananda Hadiyanto ditahan karena membawa senjata api dan menembak salah seorang preman yang paling dicari kepolisian.
Kepala BIN itu sebenarnya tidak memiliki hak dalam menginterogasi ketiganya, Sagara Hadiyanto, Lachlan de Luca dan Raiden Park tapi dia mendapatkan permintaan dari Hoshi Reeves, otomatis dia melaksanakan. Lucas sangat menghormati pria cantik bermulut pedas tapi dikenal sosok yang apa adanya.
"Oom Lucas ?" Sagara terkejut melihat Lucas datang ke ruang serbaguna saat dirinya diobati oleh Kaysa.
"Apa hal kalian main bawa Glock dan menembak orang seenaknya !" omel Lucas Syahputra gemas.
"Isinya peluru bius kok Oom..." bela Sagara.
"Mau peluru bius atau tidak, kalian sudah menembak orang !" hardik Lucas.
"Sudah. Cuma luka kecil tapi eyangmu sudah ngereog, Gara. Makanya aku kemari" senyum Kaysa sambil membereskan semua peralatan dokternya.
"Terimakasih mbak Kay. Eyang kan begitu... Depan orang sok panik tapi nanti aku ketemu... Alamat dihajar dan dijewer..." ucap Sagara sambil manyun.
"Sudah sepatutnya..." balas Lucas judes. "Siapa yang menembak?"
"L !" jawab Sagara, Kaysa dan Alsaki bersamaan.
"L? Anaknya siapa?"
"Oom Michel de Luca. Mafioso Sisilia yang berprofesi sebagai pengusaha anggur dan kontraktor" jawab Sagara.
Lucas memegang pelipisnya. "Pantas ! Anaknya Mafioso ..."
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
Mndingn sel'ny ga ush d gmbok,toh mreka jg ga bkln kbur....drpd tar rsak lg.....🤣🤣🤣
ajari ya dendeng mushi... kamu kan anak baik hati dan tidak sombong 🤭🤭
pantes g pernah diajak juga.
mksdnya apa?