Karena orang tua yang berteman dari jaman kuliah, akhirnya mereka punya anak sampai di jodohkan.
Rafli Sebastian " Mah, Pah. Rafli masih umur 18 tahun, masa harus menikah. pokoknya Rafli ngga mau! titik!!!
Wina Agustin "Ayah, Ibu. Wina masih sekolah loh. masa suruh menikah. ngga ah, Wina ngga mau!!
Wina dan Rafli menang saling kenal karena orang tua mereka sering berkumpul. tapi keduanya hanya berteman saja. keduanya tidak punya rasa cinta. tapi ternyata kedua orang tua Rafli dan Wina menginginkan keduanya menikah.
Tapi Rafli dan Wina tetap tidak bisa menolak rencana orang tuanya. gimana kisah Rafli dan Wina, kita lanjut baca yuk...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tuti yuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sampai Singapura
Hari keberangkatan Wina bersama orang tua Rafli ke Singapura pun tiba. Ayah dan Ibu juga Azka ikut mengantar ke Bandara.
"Aku titip Wina ya Bram," kata Ayah.
"Iya. Kamu tenang aja. Wina pasti akan aku jagain. Wina kan juga putriku Bi," Ayah mengangguk.
Ibu menasehati Wina jangan buat repot pada mertuanya. Wina pun mengerti. Wina bersama mertuanya pun pergi menuju pesawat setelah berpelukan.
Wina baru pertama kali naik pesawat dan pergi jauh. Wina sebenarnya takut, tapi Wina tidak menunjukkannya karena takut mertuanya kuatir.
Sampai di dalam pesawat, Mamah membantu Wina cara memasang sabuk pengaman. mereka naik kelas bisnis jadi tempatnya sangat nyaman.
Rafli di apartemen nya sedang merapikan kamar untuk orang tuanya. Rafli tidak menjemput Wina dan orang tuanya karena Mamah dan Papah melarangnya.
Bandara ke apartemen Rafli cukup jauh. Jadi mereka akan naik taksi. Kamar sudah rapi, lalu Rafli memasak nasi. Rafli tidak masak lauk karena Mamah sudah membawa lauk pesanannya. Rafli rupanya minta di bawakan seafood saos Padang.
Selesai masak nasi, Rafli masuk kamar untuk beres beres di kamarnya. Rafli mengganti seprai dan juga sarung bantal. Biar nanti saat tidur sama Wina sprei nya ngga gatel.
Sekitar satu jam kemudian Papah, Mamah dan Wina sudah mau sampai apartemen. Papah lalu menelfon Rafli untuk menunggu di lobi.
Rafli langsung turun ke bawah setelah telfon mati. Rafli ngga sabar ingin cepat bertemu istri dan orang tuanya.
Rafli sudah sampai di lobi. Setelah menunggu 5 menit, Rafli melihat taksi yang berhenti. Rafli melihat Papah nya turun dari taksi langsung mendekat.
"Papah."
"Sayang," Papah dan Rafli saling peluk.
Wina dan Mamah lalu turun dari taksi. Rafli langsung tersenyum bahagia. Rafli memeluk Mamih dulu. Setelah memeluk Mamah baru Rafli memeluk Wina. Rafli mencium kening Wina juga.
Papah di batu supir menurunkan koper. Rafli setelah memeluk Wina membantu menurunkan koper juga.
Papah langsung membayar biaya taksi. Selesai membayar, ke empatnya masuk ke dalam apartemen.
Ke empatnya menarik koper satu satu. Koper yang di bawa Rafli isinya oleh oleh. tangan Rafli dari tadi terus mengandeng tangan Wina.
Sampai di apartemen, Papah dan Mamah masuk ke kamarnya untuk istirahat dan bersih bersih. Rafli juga langsung mengajak Wina masuk ke kamar.
"Ayo masuk. Ini kamar kita," Rafli membukakan pintu kamar. Wina pun masuk sambil bawa koper.
Wina melihat kamar Rafli yang sangat rapi. Apa lagi saat melihat ke jendela, sudah bisa melihat pemandangan kota Singapura.
Wina lalu pergi ke jendela untuk melihat pemandangan. Rafli mendekatinya lalu memeluknya dari belakang.
"Indah ya?"
"Iya kak, indah sekali."
Rafli lalu melepaskan pelukannya dan membuka pintu untuk pergi ke balkon.
"Ayo sini," Rafli mengajak Wina untuk ke balkon.
Wina berjalan ke balkon. Dan pemandangannya benar benar indah. Angin juga sangat kencang sampai rambut Wina berantakan.
Rafli memeluk Wina lagi dari belakang. Rafli meletakan kepalanya di pundak Wina.
"Lebih indah kan?" Wina hanya mengangguk dan matanya melihat ke depan. Gedung tinggi dan jalanan yang ramai oleh kendaraan terlihat sangat bagus.
"Capek ngga?"
"Capek tapi senang."
"Kalau capek ayo masuk. Kamu harus istirahat. Nanti kalau sudah tidak capek, bisa santai di sini lagi. pemandangannya lebih bagus saat malam hari."
"Iya Kak."
Keduanya lalu masuk ke dalam. Wina langsung tiduran tanpa ganti baju. Wina tadi di pesawat sama sekali tidak bisa tidur. padahal tadi bangun pagi. Rupanya Wina menahan takut, sampai tidak bisa tidur.
Rafli keluar dari kamar nya. Rafli pergi ke dapur mengambilkan minum untuk Wina. Tapi Mamah ada di dapur sedang memanaskan makanan yang di bawa dari jakarta.
"Seafood saos Padang ya bawa kan Mah?"
"Bawa dong sayang. Itu Mamah sudah hangatkan."
Rafli melihat ke meja. Dan benar di meja makan sudah siap makanan.
"Kamu mau makan dulu apa tunggu Papah sama Wina?"
"Nanti saja Mah bareng sama Papah dan Wina."
"Ya sudah kalau gitu."
Rafli pergi ke kamar lagi untuk melihat Wina. Tapi ternyata Wina tidur.
Rafli pergi keluar lagi dan minta makan ke Mamah.
"Wina tidur Mah. Rafli makan aja dulu deh."
"Ya sudah ini kalau mau makan. Wina memang tadi di pesawat tidak tidur."
Rafli makan dan sangat menikmatinya. Papah keluar dari kamar langsung ikut makan dengan Rafli. Papah juga tanya di mana Wina. Rafli bilang kalau Wina tidur.
Wina tidur cukup lama. Jam sudah menunjukan pukul 7 malam, tapi Wina belum juga bangun. Rafli ikut tiduran di sebelahnya. Rafli terus menatap Wina yang tidur dengan nyenyak.
Lalu Wina membuka matanya. Wina akhirnya bangun.
"Malam sayang."
"Sudah malam ya Kak?"
"Iya sudah. Kamu tidur cukup lama."
"Masa sih Kak. Sekarang jam berapa memangnya?"
"Jam tujuh malam."
"Maaf ya Kak, soalnya Wina sangat capek dan mengantuk."
"Iya ngga papa. Aku malah senang kamu tidur lama. Biar badan kamu ngga capek lagi. Soalnya nanti aku mau minta jatah," Rafli sambil menaik turunkan kedua alisnya. Wina sudah paham apa maksud jatah yang Rafli inginkan.
Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...