NovelToon NovelToon
JANGAN AMBIL ANAKKU

JANGAN AMBIL ANAKKU

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Single Mom / Hamil di luar nikah / Pernikahan Kilat / kelahiran kembali menjadi kuat / Fantasi Wanita
Popularitas:19.6k
Nilai: 5
Nama Author: Anita Jenius

Berawal dari kesalahan Mike dan Sandra yang menyebabkan Sandra harus hamil di luar nikah. Mike pun di usir dari rumah. Lalu Mike membawa Sandra kabur dari rumah orang tua Sandra dan menikah tanpa restu orangtua. Lalu papa Mike berusaha membuat hidup mereka menderita agar Mike meninggalkan Sandra dan balik padanya.
Suatu saat Sandra kontraksi. Tak satu pun warga mau menolong mereka. Mike hanya menemukan gerobak dan membawa Sandra dalam kondisi hujan ke rumah sakit. Mike meminta tolong pada pihak rumah sakit untuk menolong Sandra dengan kekuatan terakhirnya lalu Mike pun pingsan. Lalu keduanya langsung di tangani. Mike pun meninggal. Sandra melahirkan bayi laki-laki yang lucu.
Mengetahui anaknya meninggal, Pak Anwar pun mengambil mayatnya Mike beserta anak mereka. Sandra yang masih lemah tidak dapat mengejar Pak Anwar dan terjatuh.
“Jangan Ambil Anakku” Ucap Sandra saat dia terjatuh .
Bagaimanakah nasib Sandra dan anaknya? Apakah Sandra masih bisa bertemu dengan anaknya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anita Jenius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7. Diskusi Dengan Santi

Beberapa hari kemudian, Santi pun sudah keluar dari klinik. Keadaannya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Sandra mengurus semua administrasi kepulangan Santi dari rumah sakit.

“Kamu sudah siap Santi?” Tanya Sandra sebelum mereka keluar dari klinik tersebut.

“Sudah Sandra.” Jawabnya dengan yakin.

“Kita pulang sekarang ya. Apa masih ada barang-barang kamu yang tertinggal?” Sandra memastikan

“Hmm.. kayaknya nggak ada sih. Toh kemaren kan aku cuma bawa sedikit barang saja. Tapi kalau boleh minta tolong kamu, coba kamu tolong cek kan di semua laci itu. Apa masih ada yang belum aku masukkan ke dalam tas aku.”Pinta Santi

“Oke. Sebentar ya Santi.” Santi mengangguk mengiyakannya.

Tanpa menunggu lagi, Sandra pun segera memeriksa semua laci yang ada di kamar rawat Santi tersebut. Dia memastikan bahwa memang sudah nggak ada lagi yang tinggal di sana.

“Oke Santi. Kayaknya semuanya sudah masuk ke dalam tas kamu deh. Soalnya nggak ada lagi barang yang tersisa di sini.” Ucap Sandra dengan yakin.

“Baiklah Sandra. Terima kasih banyak ya atas apa yang kamu lakukan beberapa hari ini. Aku senang sekali punya sahabat seperti kamu.” Santi memegang tangan Sandra dan dengan tulus mengucapkan terima kasih padanya.

“Iya Santi. Nggak apa-apa. Kita kan sahabat. Dan seorang sahabat akan selalu menemani dalam suka dan duka seperti yang aku lakukan sekarang ini.” Sandra tersenyum pada Santi.

“Apapun alasannya aku akan tetap mengucapkan terima kasih pada kamu. Oh ya, untuk hutang-hutang aku, kamu hitung saja. Begitu aku ada uang aku akan membayarkan semuanya.”

“Gampang itu. Nggak usah terlalu dipikirkan. Yang penting sekarang kamu jaga kesehatan kamu supaya secepatnya kamu bisa kuliah kembali seperti biasa. Kan kamu sudah tiga hari nggak kuliah.” Sandra menasehati Santi.

“Iya aku tahu Sandra. Besok aku akan berusaha untuk masuk kuliah ke kampus.”

‘Besok? Kamu yakin?” Sandra membelalakkan matanya mendengar perkataan Santi.

“Yakin. Aku yakin Sandra. Kalau nggak mana mungkin aku bilang ke kamu.”

“Tapi kan kamu belum sehat benar. Gimana kalau nantinya kamu pingsan di kampus.”

“Isshh kamu doanya jelek banget sih..!!” Santi memanyunkan bibirnya.

“Bukan berdoa yang jelek-jelek Santi. Aku hanya mengingatkan kamu saja.”

“Iya.. Iya.. aku memang harus tetap kuliah besok. Kan kamu tahu sendiri kalau aku tuh kuliah di kampus tersebut karena mendapatkan beasiswa. Dan jika aku tidak mencapai IP minimum yang disyaratkan kampus, beasiswaku bisa di cabut. Dan lagi kalau bisa hal ini dirahasiakan agar pihak kampus nggak tahu ya Sandra.”

“Astaga..!! Seberat itu ya syaratnya? Untung aku nggak kuliah dengan beasiswa. Kalau nggak pening juga karena ada target yang harus di capai dan wajib serius dalam menjalani kuliah.” Sandra merasa lega.

“Loh bukannya mau dapat beasiswa atau nggak kita harus tetap serius belajar ya?’ Tanya Santi heran mendengar omongan Sandra.

“Iya sih. Tapi nggak ada IP minimum yang harus dicapai kayak kamu. Yang penting aku mengerti semua materi yang diajarkan oleh para dosen di kampus, hadir setiap ada mata kuliah dan mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh para dosen. Urusan IP nya tinggi atau sesuai standar atau nggak, aku nggak begitu memperdulikannya.” Jelas Sandra.

“Wah.. enak juga hidup kamu. Jadi kamu masih bisa menikmati masa muda kamu. Nggak seperti aku yang harus selalu memenuhi target.”

“Ada enaknya sih. Tapi ada juga nggak enaknya. Nggak enaknya kan aku jadi nggak punya motivasi yang kuat untuk belajar. Aku kuliah hanya untuk isi absen doang. Belajar pun seadanya dan karena ada tugas saja.”

“Setelah ini kamu harus lebih rajin lagi dong. Kamu harus memotivasi diri kamu sendiri. Karena semangat itu hanya muncul dari diri sendiri bukan dari orang lain.” Nasehat Santi.

“Iya sih. Tapi ntah masih ada kesempatan kuliah seperti ini lagi setelah ini.” Sandra berkata dengan pelan dan melihat ke bawah.

“Maksudnya? Kamu mau putus kuliah? Kenapa?” Santi refleks terkejut mendengar ucapan Sandra tersebut.

“Hmmm.. bukan putus kuliah. Eh, tapi nggak tahu juga sih. Lihat situasi nanti saja.”

“Memangnya ada apa Sandra? Kamu bisa kok cerita samaku. Jangan dipendam sendiri. Nanti yang ada kamu sakit lagi.”

“Besok, Mike akan menemui orangtuaku untuk meminta aku menikah dengannya di depan orangtuaku.” Cerita Sandra.

“Bagus dong. Berarti Mike adalah pria yang bertanggung jawab. Dia nggak mau lari dari apa yang sudah dia buat.”

“Iya sih. Tapi kan dengan Mike datang ke rumah dan bertemu dengan orangtuaku secara nggak langsung dia memberitahukan keadaan kehamilanku pada mereka. Aku takut Santi. Aku takut papa dan mama akan marah samaku dan akan mengusirku dari rumah. Gimana nantinya nasibku?”

“Kenapa kamu bingung Sandra. Itu semuanya kan memang sudah konsekuensi dari perbuatan kamu dan Mike.”

“Tapi Santi. Aku sama sekali belum siap. Gimana kalau benar papa dan mama akan mengusirku dari rumah? Trus aku mau tinggal dimana? Trus kuliahku gimana? Walau aku nggak serius-serius amat yang kuliah itu beberapa tahun ini, tapi kan aku memang punya niat menyelesaikan kuliahku sampai akhir. Aku nggak pengen semuanya sia-sia saja.” Curhat Sandra.

“Kemungkinan itu bisa saja terjadi. Kalau kamu nggak punya tempat tinggal, kamu bisa tinggal di kost aku selama kamu mau. Atau kamu bisa ngekost juga di salah satu kamar di rumah kost ku. Setahuku masih ada kamar kosong deh.”

“Tapi kan kost kamu kecil dan masuk ke dalam gang. Gimana mobilku bisa masuk ke dalam?” Tanya Sandra.

“Memangnya kalau papa dan mama kamu usir kamu dari rumah apa mungkin kalau mereka akan memberikan kamu memakai mobil kamu itu?” Tanya Santi.

“Hmmm.. iya juga ya. Kayak di novel-novel yang sering aku baca itu kan. Kalau orangtua nya marah dan mengusir dari rumah, segala fasilitas yang kita pakai dari orangtua kita termasuk mobil pasti di Tarik juga kan?” Pikiran polos Sandra.

“Ya kira-kira seperti itu lah..!! Jadi kamu harus hidup apa adanya tanpa uang dan fasilitas lain seperti yang kamu terima selama ini dari orangtua kamu.”

“Nah itu dia. Aku juga nggak yakin bisa hidup miskin atau nggak. Karena selama ini kan kamu tahu kalau aku nggak pernah susah.”

“Ya.. mau nggak maul ah Sandra. Mau di gimanain lagi. Tapi kamu ada untungnya juga. Kamu masiH punya orang yang dapat kamu jadikan sandaran yakni Mike. Aku yakin dia dapat menjadi suami dan ayah yang baik buat anak kalian nantinya.” Ucap Santi dengan yakin.

“Gimana kalau semua itu nggak benar dan sikap Mike berubah sejak menikah denganku?”

“Hanya satu yang bisa aku bilang. Berdoa sajalah Sandra. Doakan hanya yang terbaik sajalah yang akan terjadi pada hidupmu.”

“Amin Santi.”

“Sekarang yang terpenting kamu harus menyiapkan hati dan mental kamu untuk menghadapi hari esok. Tapi kamu nggak usah takut apapun yang terjadi kelak kita akan tetap jadi sahabat dalam susah dan senang. Aku akan selalu ada buat kamu.”

“Makasih banyak ya Santi.” Sandra pun memeluk Santi dengan erat.

“Iya sama-sama. Ya udah yuk pulang. Aku udah nggak betah di klinik ini. Perasaanku selalu sedih mengingat janin yang ku buang kemaren kalau aku terus berada di sini.” Ajak Santi.

“Ya udah yuk cabut dari sini.”

Akhirnya Sandra dan Santi berjalan keluar dari kamar rawat Santi menuju ke parkiran klinik tersebut.

1
Dewi Payang
5🌹buat Mike yg gentel👍👍
Dewi Payang
Si om ga mikir klo cucunya butuh ayahnya, dan sandra butuh suami yg bertanggung jawab
Dewi Payang
Si mama yang nervous😁
Dewi Payang
Ternyata calon mantu yg datang.
Lukalama
/Rose//Rose/meluncur
Lukalama
untung tajir /Facepalm/
Lukalama
/Rose//Rose/untukmu kak 🙏
Lukalama
/Cry/
Lukalama
slamanya saja kamu panggil om, gak pantas dia jadi bapak...😤
Lukalama
5 iklan untukmu kak 🫰
Lukalama
semoga ingatan Mike cepat kembal pulih, biar tau kelakuan busuk bapaknya mirip 😈
EMP Official
sama-sama hamil , anaknya kalo lahir di jagain sama -sama 😁
Mira Andani
kalau Ng mau punya anak , Ng usah di buat
tega sekali🙂
Pena dua jempol
5 like + 2 🌹
Mike bener2 suami idaman ❤️🫰🏿
Elisabeth Ratna Susanti
triple like 👍
Bilqies
hai Thor maaf aku baru sempat mampir 🙏
Syiffitria
semangat terus ka, rose dan iklan-iklan untuk kaka
Bilqies
positif thinking aja sandra
Bilqies
semangat Sandra 💪
Elisabeth Ratna Susanti
waduh, semoga nggak kenapa2
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!