Selalu disakiti dan tidak diperlakukan tidak adil oleh suaminya membuat Ella berniat membalas dendam kepada suami dan madunya.
Ella, wanita mandiri berusia 25 tahun yang merasakan sakit dipoligami. Menjadi istri yang baik, penurut dan juga mandiri tidak membuat sang suami Zico bersyukur memilikinya.
Bagi Zico. Ella hanyalah wanita parasit bagi hubungannya dengan istri kedua. Ella adalah pengganggu.
Tidak seperti Zico. Ella justru tulus menjalani pernikahan poligami itu. Ella berusaha bertahan walau sakit hati yang terus dia terima. Terkesan bodoh memang. Tapi kedatangan seorang pria di kehidupan Ella mengubah semuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda manik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Ella melangkahkan kakinya menjauhi mobil Bima dan semakin mendekati mobil Zico. Seakan tidak kenal dengan mobil itu. Ella melenggang memasuki gerbang kantor. Dia tidak berniat sama sekali untuk menyapa Zico yang masih berada di dalam mobilnya. Ella justru berharap Zico tidak melihat dirinya. Kalau boleh tidak ada pertemuan di pagi hari ini dengan Zico. Karena Ella sudah berencana akan ke rumah Zico untuk menyelesaikan masalah pernikahan mereka jika Ella merasa sudah siap.
Di dalam mobil, Zico mencondongkan badannya ke arah depan untuk memastikan jika wanita yang baru saja melintas dari samping mobilnya adalah Ella. Sayangnya, Ella yang sudah membelakangi mobil membuat Zico tidak bisa melihat wajah Ella. Ketika Ella berbelok ke arah gerbang. Ella juga meletakkan telapak tangannya di pipi sebelah kirinya. Zico yang merasa yakin jika wanita itu adalah Ella
Langsung tergesa turun dari mobil.
"Ella," teriak Zico kencang. Dia berlari untuk mensejajarkan langkahnya dengan Ella. Ella berhenti setelah Zico menangkap tangannya. Dan dengan cepat Ella melepaskan tangannya dari tangan Zico. Ella memundurkan tubuhnya supaya mereka mempunyai jarak yang lumayan jauh. Kini jarak mereka lebih kurang tiga meter. Entah mengapa, Ella justru lebih patuh kepada Bima dan mengingat pesan suaminya itu untuk tidak boleh disentuh oleh Zico walaupun di tangan.
"Ada apa mas?" tanya Ella tenang. Wanita itu seperti tidak merasa bersalah setelah lebih satu minggu meninggalkan rumah Zico tanpa pamit.
Zico menatap Ella mulai dari kepala sampai ujung kaki. Matanya tidak berkedip melihat penampilan istri pertamanya yang sudah terabaikan lebih dari dua tahun. Pakaian dan aksesoris yang menempel di tubuh Ella membuat Ella seperti wanita berkelas. Make up tipis yang menghiasi wajahnya membuat kecantikan Ella semakin menonjol. Sepatu bertumit serta kuku kuku tangan yang panjang dan berwarna membuat Ella semakin anggun. Dan tidak lupa dengan model rambut baru yang membuat Ella semakin terlihat lebih muda dan fresh.
"Jaga jarak mas. Jangan sampai ada orang yang mencurigai kita mempunyai hubungan," kata Ella pelan ketika melihat Zico mendekat ke arahnya. Matanya juga berkelana melihat ke arah gerbang kantor. Mobil Bima masih terparkir di sana.
"Apa maksud kamu Ella. Kita memang punya hubungan. Kita suami ist...,"
"Stop mas. Katakan apa maksud kamu menjumpai aku kemari," potong Ella tegas. Sungguh dia tidak ingin mendengar Zico meneruskan perkataannya yang sudah pasti akan mengatakan mereka suami istri. Bagi Ella pernikahan mereka sudah basi dan terlambat untuk mengakui sebagai suami istri.
"Kamu masih bertanya?. Kamu lebih satu Minggu tidak pulang ke rumah. Kamu kemana saja sehingga tidak pulang?.
Nada suara Zico terdengar khawatir.
Zico masih saja tidak percaya dengan apa yang didengarnya dari rekan Ella beberapa hari yang lalu jika Ella cuti.
"Aku ada urusan ke luar kota. Pulanglah. Aku harus segera masuk ke kantor," kata Ella dingin. Zico terkejut dengan sikap dingin itu. Ella tidak pernah bersikap seperti ini. Zico terus memandangi wajah istrinya yang semakin terlihat cantik di matanya.
"Aku masuk dulu."
"Ella, pulanglah ke rumah nanti. Ada yang ingin aku bicarakan kepada kamu."
"Bicara disini saja mas."
"Apa maksud kamu. Maksud kamu tidak pulang lagi ke rumah?" tanya Zico semakin gelisah.
"Iya mas. Aku memilih pisah rumah dengan kalian. Aku sudah mempunyai kontrakan," jawab Ella berbohong. Dia tidak ingin lagi tinggal di rumah Zico. Ella takut jika masih dirinya pulang ke rumah Zico. Zico meminta kewajiban Ella secara batin. Dia masih ingat jika sebelumnya dirinya menikah dengan Bima. Zico sudah pernah mengungkapkan mereka akan memulai pernikahan mereka dari awal. Ella tidak ingin menjalankan kewajiban batin untuk Bima. Dia sudah menyerahkan tubuhnya kepada Bima. Dan Ella berharap hanya Bima yang akan menyentuh tubuhnya walaupun saat ini status masih istri Zico. Membayangkan tubuhnya disentuh dua pria membuat Ella merinding nyeri.
"Tidak bisa. Kamu harus kembali ke rumah. Apa kata orang tua kamu jika mengetahui kita pisah rumah."
"Mereka tidak akan mengetahui jika kamu tidak memberitahu. Lagipula dengan aku keluar dari rumah kamu. Maka benalu tidak ada lagi di rumah kamu kan?.
Zico terdiam mendengar perkataan Ella. Dia masih ingat betul bagaimana dia mengucapkan kata benalu akan keberadaan Ella di rumahnya.
"Kamu istriku. Dan seharusnya berada di rumah aku. Jika kamu tidak pulang nanti malam. Awas saja kamu. Kamu tahu kan. Bahwa aku tidak pernah bermain main dengan apa yang keluar dari mulutku?.
Bukannya menyadari kesalahannya. Zico justru mengancam Ella jika tidak pulang ke rumahnya. Ella semakin muak dengan Zico.
"Aku membenci kamu Zico." ucap Ella marah. Tidak ada lagi rasa simpati atau rasa hormat untuk suami yang pernah diharapkan untuk menjadi imam yang baik baginya. Alasan Zico yang selalu mengatasnamakan orang tua Ella membuat Ella semakin muak.
"Terserah kamu. Membenci atau tidak. Yang pasti kamu adalah istriku. Jangan bilang kamu mengubah penampilan untuk menarik perhatian laki laki. Jika itu tujuan kamu untuk merubah penampilan seperti wanita murahan seperti ini. Berarti apa yang dikatakan oleh Karina bahwa kamu adalah wanita...."
"Hmm,"
Ella dan Zico sama sama menoleh ke arah suara yang berdehem. Bima dengan langkah tegap sedang menghampiri mereka.
"Selamat pagi ibu Ella," sapa Bima sambil tersenyum manis ke arah Ella. Ekor matanya melirik ke arah Zico. Sejak Ella menurunkan kakinya dari mobil. Bima terus memperhatikan Ella hingga berbelok ke arah gerbang kantor. Bima kemudian memajukan mobilnya hingga berhenti tepat di depan gerbang kantor. Dari dalam mobil Bima memperhatikan gerak gerik Zico dan Ella. Dia tidak bisa mendengar percakapan Ella dan Zico. Tapi melihat gestur tubuh Zico. Bima menduga jika Zico memaksa Ella untuk kembali ke rumahnya.
Zico menatap Bima yang sudah berdiri diantara mereka. Melihat Bima tersenyum ke arah Ella membuka Zico semakin tidak menyukai penampilan Ella sekarang ini. Itulah sebabnya dia mengatakan penampilan Ella seperti wanita murahan. Zico memang mengakui dalam hati perubahan penampilan Ella membuat wanita itu semakin cantik. Tapi entah mengapa Zico merasa takut jika dengan penampilan Ella yang baru itu akan membuat pria lain tertarik kepada istri pertamanya itu.
"Selamat pagi pak," jawab Ella terkejut. Kehadiran Bima di tempat itu membuat jantung Ella berdetak kencang. Dia sudah menduga duga hal yang tidak perlu ditakutkan. Dia tidak berani menatap Bima maupun Zico. Dia berdiri diantara dua suaminya yang memperlakukan dirinya sangat berbeda.
"Maaf, sepertinya anda bukan karyawan di kantor ini," kata Bima kepada Zico tanpa menoleh ke Zico.
"Benar pak. Bapak ini adalah agen asuransi yang ingin menawarkan produknya kepada saya pak. Saya sudah menolak tapi bapak ini masih saja ingin menjelaskan produknya. Pak Zico. Saya masuk dulu ya. Maaf, saya tidak berminat untuk membeli produk asuransi bapak," kata Ella. Dia tidak perduli dengan tatapan tajam Zico kepadanya. Ella mengungkapkan kekesalannya kepada Zico dengan seperti itu. Perkataan Zico yang menyebutnya seperti wanita murahan membuka Ella semakin muak melihat wajah pria pengecut itu.
"Baiklah ibu Ella. Saya ingin menemui pak Andi. Jika urusan ibu sudah selesai dengan bapak ini. Sebaiknya kita masuk ke kantor," ajak Bima. Bima menganggukkan kepalanya kepada Zico kemudian berjalan. Cara Bima bersikap menunjukkan bahwa dirinya bukan tandingan yang pas untuk Zico.
"Pergilah bekerja," kata Ella tanpa suara kepada Zico. Seperti bawahan yang takut bos. Ella kemudian setengah berlari mengikuti langkah Bima masuk ke dalam kantor. Dalam hati Ella merasa lega karena Bima sama sekali tidak mencampuri pembicaraan dirinya dengan Zico. Ella sangat yakin jika Bima mendengar perkataan Zico tadi.
Zico masih berdiri di tempatnya. Dia memandangi tubuh Ella yang hampir memasuki gedung kantor. Dia berharap Ella berbalik untuk melihat dirinya. Tapi Ella terus melangkah seakan Zico tidak ada di tempat itu. Zico merasakan hal aneh di hatinya. Melihat sikap Ella entah mengapa Zico semakin takut Ella tidak pulang ke rumah.
Tuhan selalu bersama dngn orang2 yg baik dan sabar.
dngn kata2 spt yg kita dengar, sehari2....
ini novel bagus bgt.
trims, Author, yg udh bikin airmata bercucuran seakan mengalami sendiri.
sama aja selingkuh itu
nggak mungkin bisa