NovelToon NovelToon
TA'ARUF KELUAR JALUR

TA'ARUF KELUAR JALUR

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Hamil di luar nikah / Selingkuh / Beda Usia / Keluarga / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: cerryblosoom

Keputusan untuk melanjutkan pendidikan atau menikah, menjadi beban sejak aku menerima surat kelulusan SMA. Ditengah kegundahan hati, kepercayaan keluargaku, membawa penerimaan hatiku akan kehadiranmu yang asing.

Meski perkenalan kita hanya singkat, janji yang kamu ucapkan kala itu begitu manis.

"Gpp, aku tungguin kamu sampai lulus kuliah kok. Kita tunangan saja dulu. Nanti aku juga akan membantu biayanya."

"Tapiiii-"

"Udahlah, nduk percaya sama, Rian. Niat nya kan baik mau mengikat kamu. Dari pada kalian pacaran-pacaran yang gak bener, loh."

"Tapi bu, aku masih ingin kuliah."

"Iya kan bener kalian tunangan dulu, kamu lanjut tuh kuliahnya. Itu nak Rian juga mau bantu biayai, benar kan, nak."

"Iya bener, Bude."

Masih kuingat pancaran mata berapi-api tanpa keraguan yang menatapku. Mata itu pula yang membuat aku jatuh hati. Karena seolah hanya aku di matanya. Saat itu aku hanya bisa menggangguk pasrah.

"Baiklah."

Tanpa kutahu badai yang menerpa akan begitu dasyatnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cerryblosoom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7 KEADAAN SESUNGGUHNYA

Di dalam ruang Anggrek. Bu Dona yang  dikhawatirkan oleh Ameera sejak tadi, tengah terbaring tak sadarkan diri. Efek obat bius yang masih bekerja. Lehernya ditopang oleh sebuah penyangga. Tangannya di perban dengan tali mengikat di leher. Kakinya pun tak luput dipasangi dengan gips setebal ibu jari. Keadaannya memang nampak mengerikan. Namun, tak seserius penampakan luarnya.

Kecelakaan yang terjadi sebenarnya memang cukup parah. Karena kelalaian sopir mobil pick up saat menyetir, motor Bu Dona yang hendak berbelok, ditabrak dengan keras. Beruntung sebagai seseorang yang dibonceng, tabrakan tak langsung mengenainya.

Sayangnya, beruntung bagi ibu Ameera tapi tidak dengan temannya.

Korban lain yang juga teman baik Bu Dona, dia pula orang yang membonceng, mengalami luka-luka paling parah, sehingga tak bisa diselamatkan. Meski sang pelaku mau bertanggung jawab pun. Tak akan bisa mengganti nyawa seseorang yang telah hilang.

"Apa kata dokter, mas?" tanya Pak Fahmi.

"Tunggu sampai habis dua botol infus, ibu sudah boleh dipulangkan, pak," jawab Reizal.

"Apa benar-benar tak apa dirawat dirumah saja."

"Tak apa, kondisi ibu memang cukup parah kelihatannya. Tapi tidak sampai harus menginap di rumah sakit. Selama kita mematuhi perintah dokter. Tak akan ada masalah. Oh ya, pastikan untuk check up setiap bulannya."

"Syukurlah," Pak Fahmi menghelas nafas lega. "Setidaknya kalau di rumah ada istrimu yang bisa menjaga."

"Iya, pak. Kalau di rumah sakit siapa yang bakal jaga. Gak mungkin Sarah disuruh bolak-balik ke rumah sakit. Masih ada Kelly yang gak bisa ditinggal," sahut Reizal menyetujui.

"Nanti biar Bapak hubungi nenekmu, untuk tinggal dirumah sementara. Biar ada yang bantu istrimu nemenin Kelly."

"Bapak atur saja baiknya."

...----------------...

Di depan ruang Anggrek.

Ameera dan teman-temannya yang telah sampai di depan ruangan Anggrek, langsung masuk tanpa basa-basi. Ameera yang melihat kondisi ibunya, air matanya yang telah lama kering, kembali terurai.

Dengan buru-buru Ameera menghampiri ranjang ibunya.

"Huuuu, buuuu...."

Mendengar suara tangisan, Pak Fahmi dan Reizal yang semula tengah mengobrol, langsung menoleh. Keduanya dibuat terkejut dengan kedatangan Ameera dan teman-temannya.

"Loh, nduk kok kamu ada disini," kata Pak Fahmi memandang aneh keempat bocah yang masih memakai seragam. "Ini juga bawa temen-temenmu."

Pintu ruang Anggrek memang sengaja tak ditutup, karena para suster dan dokter keluar masuk ruangan sejak tadi. Jadi wajar jika Ameera dan teman-teman langsung masuk tanpa disadari oleh mereka. Lagipula tak ada yang menyangka, gadis yang seharusnya masih di sekolah, tiba-tiba ada di rumah sakit.

"Bukannya ini masih jam sekolah ya. Mas kan sudah bilang sama Bagas, untuk mengabari kamu agar datang setelah sekolah usai saja. Karena kondisi Ibu loh gak apa-apa, kenapa malah datang sekarang,, bolos pastikan," tegur Reizal.

Mendengar teguran Reizal, membuat Cherry mengernyitkan dahi. Jordi dan Ratu mungkin tak mendengar apa yang dikatakan Bagas pada Ameera. Tapi Cherry mendengarnya dengan sangat jelas. Tak ada satupun kata dari Bagas yang menyatakan ibu Ameera baik-baik saja. Yang dia dengar hanya ucapan bela sungkawa.

"Apa juga sebenarnya maksud anak itu, membuat kabar bohong begini. Anak orang dibuat panik. Apa segitu susahnya  mengatakan dengan jelas," pikir Cherry tak dapat mengerti.

"Sudah jangan dimarahi, mungkin Amy nya khawatir.... Amy,, jangan nangis, nduk. Ibu gak apa-apa kok bentar lagi juga sadar," kata Pak Fahmi dengan penuh kesabaran.

Benar saja, usai pernyataan Pak Fahmi, Bu Dona yang semula masih menutup mata benar-benar mulai sadar.

Saat sadar tanpa memperdulikan badannya yang sakit, melihat sang anak menangis, perhatiannya sepenuhnya langsung ada pada Ameera.

"Uhhh,, lohh, ndukk kenapa menangis."

"Ibuu, hikss. Gak apa-apa Amy cuma khawatir. Ibu gak kenapa-kenapa kan?Ada yang sakit?"

"Ibu, gak apa-apa,, sakit dikit aja," kata Bu Dona menenangkan.

"Sudah, to nduk jangan menangis. Tuh ibu gak apa-apa kan. Malu ah sama temen-temennya," timpal Pak Fahmi.

Dibawah bujukan kedua orang tuanya Ameera pun mulai tenang.

...----------------...

Karena dokter melarang banyak orang untuk tinggal di dalam ruangan. Selain Pak Fahmi dan Ameera, yang lainnya menunggu di luar.

Reizal telah lama pergi dengan alasan mengurus administrasi. Kini tinggal tiga teman Ameera yang masih setia berada di depan ruang Anggrek.

"Lohh,, Ratu nangis," kata Cherry terkejut.

"Aku gak berguna jadi sahabat ya Cherr. Cuma bisa diem aja," kata Ratu menunduk.

Cherry memutar otak mencoba memahami apa maksud Ratu. Setelah berhasil mencerna baru dia mengutarakan pikirannya.

"Tidak kok. Inget waktu aku minta kamu panggil ketua kelas. Kamu mengesampingkan sifatmu yang pemalu loh. Aku tahu Ratu pasti bingung tadi. Ga tau juga gimana cara nenangin Amy kan. Tapi dengan kamu cekatan memanggil Jordi, itu sudah sangat membantu. Kalau bukan karena bantuanmu, pasti tadi kita berlarut-larut di depan kelas."

"Apakah begitu?" tanya Ratu ragu-ragu.

"Hum,, kamu juga nemenin disisi Amy sejak tadi kan. Kadang gak perlu kata-kata, cukup kehadiran kamu di sampinya udah sangat membantu."

Ratu tersenyum cerah, "Syukurlah kalau begitu."

"Ehemm, sorry ganggu obrolan kalian. Tapi kita harus segera balik ke sekolah. Bagaimanapun juga keadaan ibu Ameera baik-baik saja. Gak ada alasan untuk kita tinggal disini," ujar Jordi menyela.

"Lalu,, Ameera? Apa kita tinggal begitu saja," balas Cherry.

"Yahh, mau bagaimana lagi. Gak mungkin juga minta dia ikut balik. Gadis itu pasti ga mau meninggalkan sisi ibunya."

"Kalau begitu kita pamit dulu, baru kembali ke sekolah."

Jordi mengangguk, sambil memimpin untuk kembali memasuki kamar Anggrek.

...----------------...

Aku terus menatap ibuku lekat-lekat tak ingin berpaling sedetik pun. Rasa syukur terus ku ucapkan dalam hati. Tak bisa kubayangkan bagaimana jika aku kehilangan sosoknya.

"Kenapa natap ibu gitu?" tanya ibuku.

"Hehe, tak apa aku senang ibu baik-baik saja. Aku sayang banget sama ibu," kataku sambil tersenyum.

"Apasih anak ini. Lihat anakmu pak, jadi aneh begini," adu ibu pada bapakku. 

Bapak hanya terkekeh kecil saja. Mungkin Bapak juga tak tahu alasan keanehanku.

Kabar yang aku tangkap dari Bagas, memang seketika meruntuhkan duniaku. Kesadaran akan kurangnya baktiku pada ibuku tiba-tiba menghantamku. Penyesalan-penyesalan akan kelakuan nakalku pada ibuku. Mengingatkanku tak pernah ku ucap aku menyayangi nya. Atau maaf aku telah mengecewakannya. Tapi aku tak ingin menjelaskan. Dan hanya ingin ibuku mendengar hal baik-baik saja.

"Biarin, orang aku emang sayang sama ibu," kataku ceria.

"Iya-iya ibu juga sayang sama kamu," balas ibuku tersenyum lembut.

"Tak sayang pada bapak," timpal bapakku dengan mulut cemberut. Lucu melihatnya begitu, ku tahu beliau hanya bercanda.

"Sudah pasti sayang. Bapak, ibukk, mas Ical,,, Amy sayang semuanya."

"Hahaha, dasar anak ini." 

Tawa kedua orangtuaku menggema, sejenak kami melupakan, musibah yang telah terjadi.

1
cerry
Tanpa sadar seminggu gak up/Grievance//Hammer//Smug/
cerry: Hehehe/Blush/
Ig : moon.moon9921: emang kok, othornya sungguh annu /Grievance/
total 2 replies
cerry
Detail yg hampir terlupa/Toasted/. Adrian sdh pernah melihat Amy tanpa kerudung/Facepalm//Pray/
🍟Xiao Hanꪶꫝ୧⍤⃝🍌❤️⃟Wᵃf
tolong /Facepalm/... minum air putih dulu
🍟Xiao Hanꪶꫝ୧⍤⃝🍌❤️⃟Wᵃf: lagi cari hiburan /Facepalm/
cerry: Han kok ad disini 👀👀
total 2 replies
NurAzizah504
Hai, Kak. Ceritanya keren. Mau saling dukung ga, Kak?
cerry: Semangat berkaryanya/Determined/
NurAzizah504: Oalah, baiklah, Kak /Joyful//Good/
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!