NovelToon NovelToon
Cinta Annisa

Cinta Annisa

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:193.5k
Nilai: 5
Nama Author: Umi Fia

Cerita ini hanya khayalan Author semata ya...

Menerima kritik dan saran ya namun yang membangun bukan menjatuhkan.

Bercerita tentang Cinta Annisa (36 tahun) harus menikah dengan Rafael Ibrahim (27 tahun) karena sebuah keadaan.

Keadaan seperti apa yang mengharuskan mereka menikah?.

Apa saja yang harus mereka lalui untuk bisa hidup bahagia bersama?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umi Fia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 Episode 15

"Kak Nisa mau kemana?." Nesha melihat pergerakan sang kakak yang akan keluar setelah pamit pada Mama Nur dan Mbak.

Annisa yang sudah mencapai pintu pun balik badan dan menatap Nesha yang baru menurunkan Hasan dari gendongannya.

"Kakak harus pulang sebentar, ada temen kakak yang datang ke rumah."

"Siapa, Kak? Rina?."

"Bukan, tapi temen kakak sama Rina."

"Kakak balik lagi ke sini kan?."

"Iya, Nes. Nanti kakak ke sini lagi jemput Mama sama anak-anak."

"Kakak hati-hati ya."

"Iya, Nes. Kakak jalan dulu ya. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Semua orang yang ada di ruangan menjawab salamnya Annisa.

.

.

.

.

Anisa yang tiba di rumah, menemukan Rafael yang sedang berbaring di lantai. Pria itu terlihat sangat lemah sekali.

"Kita harus ke rumah sakit sekarang! Keadaan kamu sudah tidak baik-baik saja. Saya sudah memesan taksi online." Untuk pertama kalinya Annisa dan Rafael melakukan kontak fisik. Itupun dilakukan Annisa untuk menolong Rafael. Tidak mungkin ia membiarkan sesuatu terjadi pada Rafael di dalam kamarnya.

Rafael yang tidak berdaya pun hanya mengangguk saja.

Tidak berselang lama taksi online yang dipesan Annisa pun tiba. Ia meminta pada sopirnya untuk membantu Rafael masuk ke dalam mobil. Annisa dan Rafael duduk bersebelahan.

Rumah sakit yang dituju Annisa bukan rumah sakit yang sama di mana Nesha dirawat. Rafael bersikeras ingin di periksa di rumah sakit yang berbeda. Entah untuk alasan apa Annisa sendiri tidak tahu, hanya Rafael seorang yang mengetahuinya.

Tiba di rumah sakit Annisa segera membayar taksi online, ia meminta bantuan pada security untuk membawakan kursi roda untuk Rafael. Mereka pun sekarang mengantri menunggu panggilan dokter.

Nama Rafael sudah dipanggil oleh dokter, segera dilakukan pemeriksaan guna mengetahui apa yang terjadi pada kesehatan Rafael. Untungnya tidak ada hal aneh dari hasil pemeriksaan tersebut, Rafael hanya kelelahan dan kurang mendapatkan asupan makanan bergizi.

Kini Rafael dan Annisa sedang menunggu obat, tanpa sepengetahuan keduanya, ada seorang perempuan yang sedang berjalan menuju ke arah mereka. Sejak tadi perempuan itu memperhatikan setiap gerak-gerik yang ditunjukkan baik oleh Anisa maupun Rafael. Kecurigaannya semakin kuat kala ia melihat perhatian-perhatian kecil yang ditunjukkan oleh keduanya. Sehingga ia pun terus mengikuti mereka guna mengetahui hubungan yang dimiliki antara Rafael dan Anisa.

Karena merasa lelah dan sangat mengantuk, Rafael menyandarkan kepalanya pada bahu kiri Annisa. Annisa pun tidak keberatan, ia membiarkan pria itu tertidur.

Dari arah belakang bahu Anisa ada yang menepuk, Anisa menoleh dan Rina sudah ada di belakangnya. Rina menunjukkan raut wajah seribu tanya terhadap apa yang dilihatnya pagi ini.

"Siapa yang sedang sakit? Kamu atau Rafael?" Rina bertanya dengan suara pelan.

"Rafael" Annisa menjawab dengan suara pelan juga.

"Kamu masih belum mau mengakui soal hubunganmu dan Rafael?. Mata kalian itu sudah bicara semuanya." Pertanyaan Rina begitu mendesak.

"Hubungan kami hanya sebagai ipar saja. Karena Rafael sedang sakit, jadi aku membantunya." Jelas Annisa dusta.

Rina tidak percaya begitu saja, ia memainkan alisnya naik turun menggoda Annisa. Senyum tipisnya terlihat juga, sesekali Rina melirik Rafael yang begitu nyenyak tidur dibahu Annisa.

Rafael tetap tertidur, tidak merasa terganggu sedikitpun atas bisik-bisik yang terjadi antara Rina dan Annisa.

Nama Rafael dipanggil dan Rina yang mengambilkan obat untuk mereka. Karena kasihan pada sahabatnya itu.

"Kalau kamu masih belum mau bicara, biar aku tanya Rafael saja."

"Hmmm, terserah kamu saja." Annisa pasrah kalau Rina akan bertanya pada Rafael. Pasti Rafael juga akan mengatakan hal yang sama dengannya.

Rina dan Annisa berpisah, Rina melanjutkan perjalanannya ke tempat pemotretan, sedangkan Annisa dan Rafael pulang ke rumah menaiki taksi online yang dipesankan Rina.

Empat puluh lima menit telah berlalu, Rafael dan Annisa sudah sampai di rumah. Rafael langsung membaringkan tubuhnya di atas sofa. Melanjutkan lagi tidurnya yang terganggu.

Annisa segera ke dapur, mulai memasak untuk Rafael. Pria itu memintanya membuat bubur. Bubur alakadarnya dengan toping ayam yang sudah dimasak seadanya.

"Raf, bangun yuk! Makan dulu baru minum obat."

Rafael langsung membuka kedua matanya, ia pun sudah sangat lapar. Ia duduk bersandar di sofa, semantara Annisa meletakkan mangkuk berisi bubur dan air mineral plus obat di atas sofa.

"Nis" Rafael memanggil Annisa yang hendak pergi.

"Ada yang kamu butuhkan lagi?." Annisa yang hendak balik ke dapur mengurungkan niatnya.

Rafael meminta Annisa duduk di tempat yang telah ditunjuknya. Annisa pun mengikutinya. Ia duduk di samping Rafael. Lalu Rafael mengatakan hal yang membuat Annisa membuka mulutnya namun tidak bisa dilihat Rafael.

"Suapi saya."

"Hah?."

"Suapi saya."

Setelah menganga beberapa saat, ia pun menutup rapat mulutnya. Lalu mengangguk dan mulai menyuapi Rafael.

"Nis." Panggil Rafael setelah selesai mengunyah.

"Iya." Annisa segera menyahut.

Rafael terdiam sejenak, sedang menimbang apa yang akan dimintanya dari Annisa. Apa mungkin perempuan itu mau mengabulkannya? Atau pasti langsung ditolaknya?."

"Nis." Panggil Rafael setelah melamun.

"Ada apa?." Annisa bertanya sambil menyuapi Rafael.

"Boleh enggak cadarnya dilepas?." Rafael menahan nafasnya sembari menatap Annisa. Menunggu respon apa yang akan diberikan perempuan itu.

"Kenapa saya harus melepasnya?." Annisa balik bertanya tanpa menghiraukan tatapan Rafael.

Rafael memegang tangan Annisa yang melayang di udara guna menyuapinya. "Sebagai suami boleh saya melihat wajah kamu?."

Annisa menurunkan tanganya bersamaan tangan Rafael yang masih memegang tanganya. "Apa yang ingin kamu lihat? Apa iya hanya wajah saya aja?."

Rafael mengangguk.

"Atau kamu ingin tahu apa wajah saya cacat? Berkerut karena usia saya? Atau ada alasan lain?." Annisa mengajukan beberapa pertanyaan pada Rafael.

"Sebagai suami, bukannya saya berhak melihat kamu?."

"Hak? Hak mana yang kamu bicarakan? Pernikahan kita saja hanya sebatas pada ucapan. Itu pun sudah diniatkan sejak awal. Apalagi pernikahan kita akan segara berakhir, jadi untuk apa?."

Rafael melepaskan pegangan tangannya, kemudian ia memberanikan diri menaruh tanganya pada wajah Annisa yang tertutup cadar.

"Walau begitu tetap saya memiliki hak atas wajah kamu dan semua yang ada padamu." Rafael tidak mau mengalah atas argumen Annisa.

"Kalau seperti itu menurut kamu, silakan lakukan apa yang ingin kamu lakukan. Tapi, apa kamu tidak kasihan pada perempuan tua ini? Setelah kamu lihat wajah saya kamu akan meninggalkan saya?."

Rafael menahan tanganya yang hendak menurunkan cadar Annisa. "Saya....saya...."

Kedua mata Annisa terpejam, ia mempersilakan Rafael kalau tetap ingin melihat wajahnya. Rafael menghapus air mata yang keluar dari kelopak mata Annisa. "Kamu tidak ikhlas saya melihat wajah kamu?."

"Masalahnya bukan terletak pada ikhlas atau tidak? Kalau saja pernikahan kita dilakukan dengan benar, jangankan hanya wajah, saya akan melakukan kewajiban saya dan memenuhi apa yang menjadi hak kamu."

Bersambung

1
Novi Fajarsusianti
hasan Husain sama siapa ya
Rono Kustomo
perjalan hidup usahakan akad nikah untuk pertama kali nya untuk laki laki akan mendapatkan perempuan jodoh nya.
Sugiarti
Luar biasa
mahira
terima kasih kk di tunggu cerita selanjutnya
Atik Rahma
nggak ada ekstra part ka,udah Ending aja.....
mahira
siapa ya🤔
Endang Supriati
kenapa ya anisa diam aja tdk klarifikaai!
bodohhh
Endang Supriati
kenapa anisa tdk mati aja ya,, ketabrak container saking tololnya.
Endang Supriati
bisa batal pernikahan itu, klu faisal dan anisa blom melaksanakan ritual suami istri!!! goblog nih penulis!
Retno Harningsih
up
Watinih
selmt atas pernikahannya darwin dan fauziyah samawa sell
Maz Andy'ne Yulixah
Alhamdulilah,semoga bahagia selalu ya Fauzia😇😇
Maz Andy'ne Yulixah
Rina banyak yang suka juga Kakak Adik juga,sama Fero😅😅
Lala Fitriana
Luar biasa
Watinih
salsa bahgia punya papa seperti darwin
Retno Harningsih
up
Atha 😘😘
💪💪💪💪💪👍👍👍👍👍😘😘
Asri Anna
lanjut kk jgn lama"👍👍
Riska Desi
bagus banget ceritanya ,,,
Watinih
sama fauziya aja darwin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!