1 JUN 24 TMT
Menjadi bagian dalam penyelamatan bumi dari Meteor yang akan menghanguskan semua kehidupan yang ada, XF 001 adalah manusia biasa yang tercipta untuk menjadi robot.
XF 001 harus menekan keinginannya dan mendengarkan semua perintah yang ada, mengorbankan dirinya dalam sebuah misi mulia. XF 001 tewas dalam kejadian tabrakan meteor dengan roket itu.
Namun dia tiba-tiba terbangun dalam sebuah tubuh Putri seorang Duke. Sialnya, dia harus menghadapi kenyataan ternyata dia masuk ke dalam sebuah novel yang dia baca secara sembunyi-sembunyi.
Tokoh utama novel itu adalah seorang wanita yang melakukan time travel, seorang mahasiswi yang ingin menjadikan dunia tersebut sebagai dunianya sendiri. Tokoh yang akan bermain dengan banyak pria tanpa adanya status yang jelas.
"Baiklah, aku tidak tertarik dalam kisah percintaannya. Kondisiku lebih genting saat ini, kenapa aku harus menjadi budak untuk jadi penghibur?"
Bagaimana kisah XF 001 dalam mencari kebebasan yang selama ini dia ida
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Henry nampak menunggu Aurora di atas kereta kuda yang di hiasi oleh bunga, Aurora tertegun sejenak. Bukankah pernikahan mereka di rahasia kan, tapi kenapa Henry malah berlebihan seperti itu?
“Jangan takut sayang, tradisi seperti ini biasanya ada di kalangan menengah. Kamu jangan takut di curigai, meski aku juga tidak keberatan bila akan mengungkap kebenarannya.” Henry mengangkat bahunya, Aurora mencubit perut atletis suaminya yang berakhir gagal.
“Ya ampun, susah banget si nyubit kamu!” Henry terkekeh namun mereka pada akhirnya berangkat menuju Kuil, tempat yang akan di jadikan sebagai sumpah pernikahan mereka.
Benar saja, tak ada yang curiga atas kedatangan mereka. Mereka bahkan menganggap bila keduanya adalah orang-orang biasa yang akan meminta pernikahan pada pendeta biasa.
Henry tersenyum melihat kecantikan sang istri yang luar biasa, Aurora juga tak menyangka. Saat dia menginjakkan kaki di Kuil belakang, yang mulia Raja serta Pangeran ke tiga juga ada di sana.
Beberapa Kesatria Barrel dan Harvis juga datang sebagai orang-orang yang menebar bunga. Memang tak ada permata ataupun emas yang mereka bawa kala itu, yang mulia Raja sekalipun bahkan sangat menghargai keinginan Aurora yang ingin merahasiakan pernikahan mereka dan menyamar sebagai rakyat biasa.
Tak berapa lama kemudian, Duke Barrel dan Duchess Barrel juga tiba di sana. Suka duka pernikahan yang di lalui terasa begitu hikmat, bahkan beberapa Kesatria Harvis yang pernah berpendapat bila Tuan mereka akan membujang seumur hidupnya kini menangis sesenggukan akibat terharu.
Pernikahan berjalan dengan sangat baik, Paus Agung juga menyambut hangat mereka. Bahkan dia juga tak sungkan menggunkan pakaian biasa dan memberikan berkatnya pada Henry dan Aurora.
Paus Agung memang memiliki otoritas yang tinggi di Kerajaan, namun dia juga sosok yang baik hati dan menghargai keputusan Raja. Selagi yang di lakukan Raja demi kebaikan, maka Paus Agung akan berada di belakangnya dan mendukung segala keputusannya.
Mereka akhirnya berbahagia, dan sebuah pesta kecil di adakan di markas latihan kediaman Barrel yang sudah di hias sedemikian rupa. Hilder dan juga Alen juga ternyata ada di antara mereka, Aurora ingin sekali memukul kedua orang itu yang malah merahasiakan identitas Henry sebelumnya.
Namun saat ini Aurora tengah senang, dia tak ingin membuat kekacauan yang akan membuat suasana berubah. Tak di sangka, Raja juga ikut ke kediaman Barrel dan mengikuti pesta kecil itu.
“Kenapa kalian berdua juga ikut? Bagaimana bila pihak istana mencari kalian?” Tanya Henry pada Vios yang hanya cengar-cengir tidak jelas.
“Tenang saja, aku sudah membuat kesepakatan dengan bawahan ku.” Vios mengangkat jempolnya meminta Henry untuk kalem saja.
“Kalian malam ini akan tinggal di mana?” Tanya Vios yang memberikan sinyal hijau.
“Di kereta kuda!” Kesal Henry, Vios menepuk jidatnya. Benar juga malam ini Henry dan Aurora harus berangkat menuju Negara Timur dengan hati-hati. Bahkan mereka tidak akan menaiki Kereta Kuda saking hati-hatinya.
“Kasihan sekali, masih perjaka meski sudah menikah.”
Plak!
Henry menepuk kepala belakang Vios yang memiliki lidah tajam itu, Vios terkekeh dan meminta ampun secepatnya. Aurora sore itu menari bersama para kesatrianya dan juga sang Raja. Tarian Rakyat biasa yang sangat menyenangkan bagi sang Raja.
Sebuah hal yang menyadarkan Aurora kini terasa nyata, dulu dia menganggap Raja tidak adil pada para Pangeran. Namun nyatanya tidak demikian, Raja sangat mencintai semua putranya namun dia juga adalah Raja yang harus melihat ke depan dan ke segala arah Kerajaannya.
Raja sangat sehat kelihatannya, meski dia pernah mendengar Vios bila Raja saat ini memang sering sakit mendadak. Namun karena akhir-akhir ini Henry berada di Istana, Raja menjadi lebih baik dan sumber asal mulanya penyakit Raja juga sudah di temukan oleh Henry.
Semuanya tak berjalan sesuai dengan alur Novel, entah apa yang sebenarnya terjadi hingga membuat banyaknya perubahan. Namun Aurora sangat senang dan saat ini Pangeran Mahkota dan juga Bella masih kurang waspada karena masih di mabuk cinta.
Saat malam menjelang, Aurora dan Henry akhirnya harus pergi dan mereka juga tidak membawa kereta kuda. Alhasil Hery dan Aurora berkendara kuda dengan beberapa Kesatria terlatih dari Harvis dan Barrel.
Di lengkapi dengan senjata tersembunyi yang di buat oleh Aurora, mereka melakukan perjalanan malam hingga pagi lagi dan siang terik di atas gurun yang panas.
Hingga malam kembali datang di hutan belantara dan mereka memutuskan untuk istirahat sejenak, namun mereka kembali melanjutkan perjalanan hingga pagi kembali tiba lagi dan mereka berada di padang rumput yang indah.
“Di mana ini?” Bisik Aurora saat terbangun dari dekapan Henry, Henry tersenyum dan meminta Aurora turun dari atas kuda.
Aurora mendapati aroma mewangi dari bunga-bunga liar dan Aurora langsung terperanjak saat mendapati banyaknya tanaman obat di tempat itu.
“Nyonya sedang apa?” Bisik beberapa Kesatria yang kebingungan dengan tingkah Nyonya mereka.
“Kalian cepat bantu aku! Berapa lama lagi waktu yang di butuhkan untuk sampai di Negara Timur?” Tanya Aurora, Henry membuka peta.
“Mungkin malam ini kita akan sampai.” Ucap Henry, Aurora langsung tersenyum girang.
“Cepat bantu aku kumpulkan beberapa tanaman seperti ini, dan kumpulkan berdasarkan jenisnya.” Ucap Aurora, Henry yang tahu bila beberapa tanaman itu adalah sejenis obat mujarab langsung mematuhi keinginan Istrinya.
“Ini adalah tanaman yang harganya lebih mahal dari emas, bila kalian bisa menggunakannya.” Ucap Aurora sontak para Kesatria terkejut mendengarnya dan langsung mematuhi keinginan Aurora.
Mereka mengumpulkan tumbuhan itu hingga tengah hari dan beristirahat sejenak sebelum akhirnya kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju ke Kerajaan Timur, Sebuah gurun kembali mereka temui di sore hari hingga malam hari mereka tidak istirahat dan pagi harinya mereka akhirnya sampai di Kerajaan Timur.
Kerajaan yang jauh berbeda dari Kerajaan Barat, mereka berada di tengah gurun pasir namun mereka tak kekurangan air, sangat menakjubkan sekali. Aurora memang pernah ke Negara Timur di kehidupan sebelumnya untuk mengetahui sejarah kerjaan Mesir namun dia tak pernah ke Negara yang saat ini dia pijak.
Rakyat hidup dengan banyak hal, Aurora melihat begitu banyak peramal setara penak-penik aneh saat melewati jalanan kota tersebut. Tidak seperti di Kerajaan Barat yang tertata, di sana jelas belum sebaik itu. Namun mereka nampak sangat damai dan bahu-membahu saat di landa kesulitan.
“Sayang, aku ingin jalan-jalan dulu.” Bisik Aurora yang merasa tergoda melihat banyaknya keindahan di sana.
“Kita harus menghadap Raja dulu sayang, kita akan di curigai sebagai mata-mata bila kita tidak menghadap Raja terlebih dahulu.” Aurora mengerti maksud Henry, dia mengangguk dan mengikuti kehendak suaminya.
ternyata selama ini pangeran mahkotany palsu.