NovelToon NovelToon
Rahim Perjanjian

Rahim Perjanjian

Status: tamat
Genre:Tamat / Ibu Pengganti / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga
Popularitas:85.3k
Nilai: 5
Nama Author: LapCuk

"May, kalau nanti kita dewasa, terus aku gak bisa menjadi wanita sempurna. Apa yang bakal kamu lakukan?"

"Hila, dali masih dalam pelut Bunda, kita sudah saling belbagi makanan dan kasih sayang. Jadi ketika nanti kita udah besal, gak ada alasan untuk gak saling belbagi. Aku akan menjadi pelengkap kekulanganmu, Mahila," dengan aksen yang masih cadel, Maysarah menjawab pertanyaan yang diajukan Mahira. Matanya memandang penuh kasih adik kembarnya itu.

Percakapan dua anak kembar yang masih berumur 7 tahun itu benar-benar menjadi kenyataan sekaligus ujian bagi ikatan persaudaraan mereka.

Cobaan kehidupan datang menghampiri salah satu dari mereka, menjadikan dirinya egois layaknya pemeran Antagonis. Lantaran perlakuan manis orang-orang di sekitarnya.

Demi menutupi Luka hatinya yang kian menganga. Maysarah melakukan pengorbanan besar, ia bertekad untuk menepati serta melunasi janji masa kecilnya.

Ayo, ikuti kisahnya...💚

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LapCuk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

RP bab 16

Selamat datang 💚

Selamat membaca ♥️

...----------------...

"Mahira Rahardian. Aku, Ta...,"

"Astaghfirullah." Muntaz mengucap istighfar saat lisannya hampir saja mengatakan kalimat keramat itu. Cepat dia membuka pintu mobil, lalu menutupnya dengan kencang.

Brak

Mahira terjengit kaget mendengar suara gebrakan pintu mobil. Hari ini benar-benar melelahkan serta membuatnya senam jantung. Bertubi-tubi dirinya dibuat shock oleh Maysarah yang untuk pertama kalinya bermain fisik, lalu ayahnya demi membela dirinya tega menampar dua kali kakak kandungnya itu. Terakhir Muntaz yang hampir saja mengucap kata talak.

Arghh... teriaknya sembari terisak-isak. Kenapa semuanya menjadi kacau? batinnya bertanya. Otaknya mencoba mencari jawaban, akan tetapi bukan jawaban yang dirinya temukan, melainkan rasa penyesalan yang mendalam.

Mahira memilih keluar dari mobil, menemui sang suami yang tengah berjongkok di pinggir trotoar jalan. "Sayang, maaf. Aku janji, akan berubah menjadi seperti dulu lagi saat awal pernikahan kita." Di tepuknya pundak laki-laki yang selama ini sudah begitu sabar dalam menghadapi sikap egois dan labilnya.

"Kamu janji, Hira? yakin bisa kembali seperti masa indah itu?" Tanyanya ragu, tangannya mengusap air matanya. Jika seorang laki-laki terkenal pantang menangis, hal itu tidak berlaku pada Muntaz. Laki-laki Sholeh yang selalu menjaga lisan serta pandangannya. Selama menikah dengan Mahira, sudah tidak dapat dihitung dengan jari berapa kali dirinya menangis saat merasa gagal membimbing sang istri. Selalu dalam sujud dan doanya, Muntaz meminta ampunan dan kemudahan dalam menjalani biduk rumah tangganya.

"Bimbing aku, temani diriku seperti dulu. Ajari serta ingatkan selalu, jika aku salah melangkah lagi. Aku mohon, Muntaz." Pintanya tulus, Hira memeluk tubuh samping sang suami.

Muntaz menyambut pelukan itu. "Terimakasih, sayang. Mari kita sama-sama belajar memperbaiki diri lagi, mencari ridho-Nya. Sebentar lagi kita akan menjadi orang tua, sudah semestinya memiliki bekal ilmu agama untuk mendidik anak kita supaya menjadi seseorang yang Sholeh ataupun Sholehah."

\*\*\*

Hari berlalu begitu cepat, seiring dengan bertambahnya usia kandungan Maysarah yang saat ini sudah masuk bulan ke empat. Pengajian sudah digelar seminggu yang lalu di panti asuhan milik keluarga Rahardian yang dikelola oleh Senja dan juga Bintang.

Sebelumnya Bintang Alini istri dari Agam Sadewo, juga sudah menggelar pengajian empat bulanan. Kini usia kandungan Bintang sudah genap lima bulan. Di umurnya yang sudah tidak lagi muda, Bintang begitu menjaga kesehatan fisiknya agar bisa melahirkan secara normal. Semua perhatian tercurah kepada dirinya. Sebenarnya Bintang sudah tidak diperbolehkan untuk kembali mengandung setelah sebelumnya pernah mengalami keguguran sebanyak 4 kali.

Bintang mengalami kehamilan anggur parsial yang jarang terjadi. Atau yang dikenal dengan nama kehamilan Mola Hidatisoda.

Kondisi dimana ketika sel telur yang sudah dibuahi dan plasenta tidak berkembang secara normal. Akibatnya, sel-sel abnormal tersebut membentuk sekumpulan kista yang bentuknya menyerupai anggur putih. Hamil anggur dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk terbentuknya jaringan abnormal yang berujung pada kanker.

Dengan kondisi kesehatan serta usia yang sebenarnya tidak mendukung untuk dirinya hamil. Bintang tetep keukeh mempertahankan bayinya. Agam sebagai seorang suami, di sela-sela kesibukannya, sebisa mungkin selalu berada di samping sang istri. Begitu juga dengan kedua kakak iparnya yang begitu perhatian dan selalu sigap, sampai mereka melupakan keberadaan sang putri yang mana tengah hamil juga.

*

*

May melangkah menuruni tangga rumahnya, dirinya malas menaiki lift yang tersedia. Sayup-sayup dirinya mendengar obrolan para orang dewasa yang sedang bersenda gurau. Di ruang keluarga, tengah ada tiga pasangan romantis saling berbagi kisah manis diselingi cemilan kesukaan mereka.

"May, kamu mau kemana?" tanya sang Nyonya Rahardian, saat melihat anak sulungnya nampak rapi hendak berpergian.

"Muara kasih," jawabnya singkat.

"Boleh Ayah dan yang lainnya ikut, May? sudah lama sekali kami tidak pernah mengunjungi yayasanmu." Sagara sudah berdiri, bersiap-siap menemani Maysarah.

"Tidak perlu, Ayah. Saya hanya pergi sebentar. Semuanya... Assalamualaikum." Pamitnya tanpa menyalimi punggung tangan orang yang lebih tua, seperti kebiasaannya dulu.

Raut kecewa begitu kentara pada wajah Sagara, Senja dan juga Mahira. Terakhir mereka berkomunikasi dengan Maysarah saat tragedi penamparan sebulan yang lalu. Setelah itu wanita yang kini sudah hilang dari pandangan mereka itu, berubah total. May tetap santun dan menghormati kedua orang tuanya.

Namun, tidak ada lagi keramahan dan perhatian yang dia berikan. Hari-hari Maysarah dihabiskan dengan melukis, menulis dan mengajar di Muara Kasih. Sebisa mungkin Maysarah menghindari berinteraksi dengan keluarganya sendiri.

\*\*\*

"Assalamualaikum, Maysarah." Sapa pemuda berpakaian santai dengan senyum sehangat mentari pagi.

"Walaikumsalam, Do," sahut May seadanya.

Saat ini mereka tengah berada di aula bangunan Muara Kasih yang biasanya menjadi ruangan serba guna.

"Kedepannya, pasti akan ada rindu yang bertumpuk-tumpuk tanpa adanya pertemuan." Celetuknya tanpa sadar, tatapan matanya memandang penuh puja wanita yang sebentar lagi tak bisa dia lihat secara nyata, hanya suaranya saja yang mungkin bisa dia dengar melalui sambungan telepon genggam.

"Jangan lupa! sirami rindu itu dengan ketulusan, dan pupuk lah dengan kesetiaan, niscaya Allah akan mempertemukannya dengan sang pemiliknya." Gurau Maysarah menanggapi kalimat Dodi, sengaja May menatap bola mata kecoklatan laki-laki dihadapannya itu.

Pandangan mereka terkunci. Dodi sedikit mengikis jarak yang membentang. "May, enam bulan itu bukan waktu yang sebentar loh. sesekali boleh ya? aku melakukan video call dengan mu." Tawarnya, Seandainya gadis di hadapannya ini sudah sah dia miliki, sudah pasti akan dipeluk erat tubuhnya.

"Jangan meminta hal yang belum halal bagimu, Do. Nanti jika Allah tidak berkenan, bukan pertemuan yang kamu temui, malah perpisahan yang dirimu dapati," ujarnya bijak.

"Lama itu, bila hati dan pikiranmu hanya memikirkan sebuah penantian, tanpa melakukan kegiatan positif lainnya. Akan terasa cepat, jika diiringi dengan doa serta harapan dan keyakinan," sambungnya lagi.

"Hmm... baik-baik dan jaga kesehatan di sana ya, May. Kami semua pasti akan merindukan dirimu, terutama diriku." Ungkapnya jujur tanpa ada lagi rasa malu seperti sebelumnya. Dirinya mencari sesuatu di saku celananya, setelah dapat...

"May, setelah dirimu kembali nanti, bersediakah... Dirimu menjadi teman hidupku dan teman tidurku, dalam ikatan halal." Kepalan tangannya terbuka, terlihatlah kotak beludru berwarna coklat, sesuai warna kesukaan pujaan hatinya itu.

"Kamu... Melamar ku?" tanyanya tidak percaya sambil memandang kotak perhiasan yang masih disodorkan kearahnya.

"Iya... tidak perlu dijawab sekarang, nanti saja kalau kita bertemu setelah dirimu kembali dari Singapura, ambillah ini, jika saat itu tiba kamu memakai cincin yang ada di dalam kotak ini, berarti kamu menerima lamaranku, begitu juga sebaliknya."

Dengan ragu May mengambil kotak mungil itu tanpa menyentuh telapak tangan Dodi. "Do... tolong jawab pertanyaanku ini, seandainya wanita yang kamu cintai tidaklah sesempurna seperti dalam anganmu, lantas langka apa yang akan kamu ambil dan lakukan?"

"Jika aku sudah menetapkan hati pada seorang wanita, berarti sebelumnya sudah melewati ridho Allah. Namanya telah aku lantunan dalam bait doa di setiap sujudku. Maksudnya... cintaku karena Allah, jadi sudah selesai dengan semua penilaian duniawi. Kamu paham, kan?" Dirinya sangat yakin, tanpa penjabaran panjang Maysarah sudah mengerti makna dari ucapannya.

"Insya Allah." Jawab wanita cantik itu, senyum indahnya pun merekah atas keyakinan yang telah bersemayam di dalam hatinya.

Hari ini, terakhir kali May berkunjung ke yayasannya. Kehamilannya sudah tidak bisa ditutupi dengan baju longgar, jadi May pamit kepada para anak didiknya beserta pengajar dengan alasan dirinya mengikuti lomba lukis di negara tetangga.

*

*

"May... Maysarah, kemana sih tuh orang?" Mahira memasuki kamar sang kakak mencari keberadaannya, tetapi batang hidung May pun tak tampak. Dirinya iseng membuka nakas di samping tempat tidur May, seketika matanya membulat kala melihat sebuah bros yang sangat dia kenali, lalu tangannya masuk lebih dalam pada rak laci itu. Buku diary berwarna coklat muda menarik perhatiannya.

"Sedang apa dirimu, Mahira?"

~ Bersambung ~

Terimakasih sudah membaca 💜

Tolong klik Like, dan permintaan update ya♥️

1
Tanz>⁠.⁠<
gak kerasa Udah end aja. gak ada niatan mau lanjut kehidupan may sama Muntaz apa Thor 😭😭
Tanz>⁠.⁠<
semoga kalian bahagia ya dengan tempat tinggal yang baru. ingat Muntaz jaga baik baik istri berhati malaikat mu itu
Tanz>⁠.⁠<
seperti rumah ku dulu. nyaman banget walau terlihat sederhana 🤗
Tanz>⁠.⁠<
kok aku mewek ya baca nya 😭
Tanz>⁠.⁠<
siappppp /Scream/
Tanz>⁠.⁠<
demi kesembuhan may, senja. tolong mengerti lah
Tanz>⁠.⁠<
ayo taz semangat /Determined//Determined/
Tanz>⁠.⁠<
apa alasan mu untuk bohong, Dania?.
Tanz>⁠.⁠<
pabrik mu may
Tanz>⁠.⁠<
semoga aja sifat nya juga kembar 😆
Tanz>⁠.⁠<
kasian juga liat Hira 🥺

semoga may cepat sadar 🤲🏻
Tanz>⁠.⁠<
turut berduka dan bersuka cita Hira 😌
Tanz>⁠.⁠<
Dania bisa aja nih 🤭
Tanz>⁠.⁠<
suka kesel kalo lagi ada kecelakaan, malah sibuk nge videoin nge foto foto. bukan nya ngebantu, malah mencari kesempatan dalam kesempitan 😤
Tanz>⁠.⁠<
plz aku ngakak bagian ini, sakit perut ku ngetawain ini aja 🤣🤣🤣🤣
Tanz>⁠.⁠<
heisss kenapa gak sekali kubur suami mu senja. biar sekalian, gak repot repot lagi nanti /Facepalm/
Jumli
mawar-mawar untuk maysarah. kenapa harus secepat ini berakhir.
Jumli
lah.... kok tamat😭
secepat ini kak😭😭😭
Jumli
di bagian ini aku tidak bisa menahan tangis🥺
walau kesal sama saga, tapi setidaknya dia menyesal🥲
Tanz>⁠.⁠<
terus kan Dania buat keluarga satu ini kena mental 😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!