Reinkarnasi Istri Antagonis

"Saya mencintai mu!"

Raut wajah terkejut sangat kentara sekali dari Ino yang berada di depan tempat duduk sang suami. Aland hanya diam dan menatap saja ke arah Ino yang memperlihat kan raut wajah yang tidak di ingin kan oleh pria tersebut.

Tidak tau kenapa Aland memilih untuk menyampai kan perasaan nya sekarang ini. Berbeda dengan Ino yang terkejut karena seharus nya Aland menyukai sang Protagonis wanita. Sekarang ini masih sangat awal kalau Aland tiba - tiba bilang menyukai Ino sang Figuran wanita yang akan meninggal.

"Ehem, aku ke dapur dulu." pamit Ino untuk mengalih kan pembicaraan yang cukup sensitif bagi diri nya.

Aland mendengar ucapan Ino yang ingin mengalih kan pembicaraan membuat dia makin mengepal kan kedua tangan di bawah karena mengetahui kalau istri nya itu menyukai pria lain dari nya, tetapi dia sudah jatuh cinta dengan istri nya tidak ingin biar kan milik nya pergi dari sisi nya. Tidak perduli dengan cara apa pun.

"Mas, aku minta tolong, sini angkat in. Berat nih Mas." teriak Ino yang membuyar kan lamunan Aland yang langsung tersenyum tipis karena merasa di butuh kan.

Aland langsung berdiri dan melangkah ke arah dapur menghampiri sang istri dengan raut santai tetapi datar seperti biasa, Ino yang melihat Aland sudah di samping nya langsung mengeluarkan raut wajah imut nya di depan sang suami agar mau membantu nya.

Tidak tau saja kalau Aland sudah merasa gemas dengan tingkah Ino, ingin sekali pria itu mengurung sang istri di dekapan nya memeluk erat dan tidak boleh ada yang melihat sang istri.

Cubitan di pipi chuby milik Ino karena tangan kekar milik Aland, tidak sakit tetapi kesal karena sang suami malah memegang pipi chuby nya karena Ino merasa kalau pipi nya sangat - sangat chuby.

Tidak ingin membuat niat nya terlaksana, Aland langsung membantu mengangkat panci besar di depan mereka lalu meletak kan ke atas meja panjang.

Greep!!!

Tiba - tiba pelukan dari belakang dari arah tangan mungil melingkar di perut kotak - kotak milik Aland yang membuat dia sangat terkejut lalu tersenyum seringai sangat tipis.

"Nyaman badan kamu buat di peluk Mas." gumam Ino yang masih bisa di dengar dengan jelas oleh Aland yang membalas nya dengan mengelus kedua tangan mungil yang melingkar di perut nya dengan lembut.

"Ayo makan dulu, lalu kamu boleh peluk saya sepuas kamu." ujar Aland mengajak sang istri karena mereka belum makan tadi.

"Benar ya peluk kamu sepuas nya?" tanya Ino memastikan yang langsung di balas dengan deheman dari Aland membuat Ino melepas kan pelukan nya dan menggandeng tangan sang suami seperti tadi.

Mereka langsung makan dengan nikmat tanpa ada suara yang hanya terdengar suara yang hanya ada sendok saja.

"Mas jam berapa sekarang? Bukan nya habis ini kita berangkat. Kalau iya, ayo." ucap Ino bernada semangat membuat Aland yang berada di depan nya langsung mengelus rambut nya karena merasa gemas dengan sang istri.

"Iya, habis ini." jawab Aland membuat Ino membalas dengan angguk kan kepala mengerti.

Beberapa menit berlalu, Ino dan Aland sudah berada di dalam mobil lalu melaju kan dengan kecepatan sedang dan tidak lupa dengan genggaman tangan mereka yang memulai nya bukan Ino melain kan Aland.

Suara nafas teratur dan genggaman tangan yang mulai lemas membuat Aland menatap ke arah samping nya yang ternyata sang istri sudah tertidur pulas membuat Aland berhenti kan mobil nya ke tepi jalan lalu memperbaiki Ino agar tidur nya nyaman sambil mengusap kening mulus dari Ino dan tersenyum kecil menatap sang istri dari sangat dekat.

Aland sangat senang.

"Saya benar - benar mencintai mu Sayang." gumam Aland sangat pelan agar tidak membangun kan Ino.

Wajah mereka makin mendekat lalu Aland menempel kan bibir nya ke arah kening mulus milik Ino sambil memejam kan kedua mata menikmati sensasi senang yang tiba - tiba muncul.

Cup!