Psikopat Gila Jatuh Cinta

\=\=\=\=\=\=\=\= • Next story • \=\=\=\=\=\=\=\=

Sesuai rencananya Barra akan membawa Arlleta kerumahnya atas bantuan dari dokter Geovani Ibram. Arlleta akan istirahat di rumah Barra karena menurut Barra disanalah Arlleta akan aman dan dalam perlindungannya.

"Tuan muda yakin akan hal ini" tanya sang dokter

"Tentu saja, bukankah tidak ada masalah serius dengan gadis ku" ucap Barra

"Tentu tidak ada hanya saja nona Arlleta membutuhkan dukungan moril dan psikoterapi karena mengalami syok"

"Aku bisa mengatasinya jika ada sesuatu aku akan memanggilmu"

"Baiklah tuan muda"

Barra benar-benar merealisasikan rencananya, Arlleta sebenarnya bisa saja sadar dalam pingsannya tapi Barra meminta dokter Geovani untuk menambahkan dosis obat tidur untuk Arlleta hingga ia tidak menyadari apa yang di lakukan oleh Barra.

Sementara di ruangan lain Sandra baru saja selesai operasi dan di pindahkan ke rawat inap di depan ruangannya sudah berdiri dua bodyguard Barra yang akan mengawasinya. Sementara ketiga bujang sudah pulang ke markas, dan dua gadis cantik juga sudah pulang ke rumah masing-masing.

Sandra belum sadarkan diri karena pengaruh obat bius saat operasi. Ia masih di jaga ketat oleh tim medis dan bodyguard Barra tentunya.

\=\=\=\=\=\=\=\= • Keesokan harinya • \=\=\=\=\=\=\=\=

Pagi ini kamar dengan nuansa putih itu tampak seorang gadis sedang bergeliat sepertinya ia akan sadar dari mimpi panjangnya.

Gorden jendela kamar itu sudah dibuka lebar dan memancarkan cahaya sinar mentari yang mampu mengusik tidurnya.

"Hah dimana ini" gumam Arlleta saat ia baru bangun dan menyadari dirinya berada di tempat asing.

Matanya menatap sekeliling ruangan tapi tak ada satupun yang menjadi petunjuk untuknya. Hingga ketukan pintu mengagetkannya.

"Permisi nona, nona sudah siuman" ucap seorang paruh baya

"Bibi...bukankah bibi yang kemarin menyiapkan makanan di rumah Barra" sahut Arlleta saat melihat seorang paruh baya yang pernah ia temui sebelumnya tapi tidak ia mengetahui namanya.

"Benar nona, saya Bibi Adelia pengasuh tuan muda sekaligus asisten rumah tangga disini" ucap paruh baya itu

"Jadi aku di rumahnya Barra" gumamnya.

"Ada apa nona, apa ada yang perlu bibi lakukan"

"Ah tidak bi, terimakasih aku bisa sendiri" ucap Arlleta.

"Tuan muda berpesan akan menunggu nona di meja makan sebaiknya nona bersiaplah untuk membersihkan diri karena tuan muda sebentar lagi kembali" ucap Bibi Adelia.

"Barra, memangnya Barra kemana bi"

"Tuan muda setiap pagi pasti berkeliling kediaman ini untuk melakukan olahraga pagi nona" jawab Bibi Adelia.

"Baiklah bi, aku akan bersiap-siap tapi aku tidak punya pakaian ganti bi"

"Jangan khawatir nona tuan muda sudah menyiapkannya di sana sudah ada pakaian yang bisa nona pakai, kalau begitu saya permisi keluar nona" ucap Bibi Adelia setelah menunjukkan ruangan pakaian untuk Arlleta.

Arlleta melihat ruangan yang di tunjukkan bibi Adelia ia langsung di buat takjub pasalnya ruangan itu adalah wall in closet yang super keren Dimata Arlleta.

"Barra menyiapkan ini semua untuk siapa baju-baju ini pasti mahal apakah tidak apa-apa aku memakai satu dari pakaian ini" gumam Arlleta.

Akhirnya Arlleta memilih midi dress berwarna Lilac dengan motif bunga Daisy yang kecil menghiasi di seluruh dress tersebut.

Arlleta pergi ke ruangan di dihadapannya disana adalah kamar mandinya yang tadi di tunjukkan oleh bibi Adelia padanya.

Sekali lagi Arlleta dibuat tercengang kamar mandi ini lebih besar dari kamar kontrakannya dan di lengkapi dengan berbagai fasilitas yang mewah seperti hotel saja.

Setelahnya Arlleta pergi keluar dari kamar yang ia tempati saat sampai di luar ia di buat terkejut saat ia sama-sama bertemu dengan Barra di depan pintu kamar masing-masing. Ia baru menyadari kalau kamarnya bersebelahan dengan kamar milik Barra.

"Gimana keadaan Lo" tanya Barra

"Hah... Udah baikan makasih ya Barr" sahut Arlleta saat melihat Barra menatapnya.

Tanpa Arlleta sadari Barra tersenyum tipis kepadanya. Barra lalu berjalan lebih dahulu dan di ikuti oleh Arlleta di belakangnya, mereka turun dengan menggunakan lift menuju lantai dasar.

Di dalam lift suasana menjadi canggung lantaran tidak ada pembahasan apapun antara mereka berdua. Tak lama pintu lift terbuka dan langsung menghadap ke area ruang tengah yang mana tidak jauh dari ruangan makan.

Sesampainya di meja makan kali ini hanya terlihat mereka berdua tidak ada orang lain di sana, dan makanan sudah terhidang di atas meja makan.

"Ngapain berdiri aja duduk" ucap Barra

Arlleta langsung duduk di samping Barra dan Arlleta melihat sekeliling ternyata benar-benar hanya ada mereka berdua.

"Lo cari apa" tanya Barra

"Lo sendirian tinggal disini gue lihat setiap makan cuma ada lo aja" jawab Arlleta.

"Hmm gue nggak suka di ganggu, sebaiknya lo sarapan dulu" balas Barra.

"Baiklah" ucap Arlleta

Arlleta mengambil selembar roti lalu mengambil selai nenas sebagai toppingnya. Arlleta memakan roti itu dengan lahap. Sementara Barra memakan outmeal dengan toping potongan buah strawberry dan buah kiwi dan segelas coklat strawberry.

"Lo suka coklat strawberry" tanya Arlleta saat melihat Barra menikmati segelas susu strawberry.

"Hmm... lo minum itu jus bibi Adelia sudah buatin lo jus buah dengan campuran sayur biar badan lo sehat" balas Barra dengan santai.

"Iya makasih, Barra gimana kabarnya kondisi Sandra" tanya Arlleta.

Barra menatap tajam Arlleta ia terlihat tidak suka ketika Arlleta menanyakan mengenai Sandra.

"Gue harap lo nggak perlu peduli sama orang yang jelas-jelas udah punya niat nggak baik pada lo" ucap Barra.

Arlleta terdiam saat ucapan lembut tapi menusuk itu membuat dirinya tidak nyaman Barra berbicara dengan lembut tapi kata-katanya menusuk dan tegas jelas sekali Barra tidak menyukai hal itu.

'gue salah tanya keadaan Sandra sama Barra makanya dia marah gitu' ucap Arlleta dalam hatinya.

"Gue mau pergi dulu, Lo nggak usah kemana-mana tetap disini paham" ucap Barra

"Lo mau kemana Barra" sahut cepat Arlleta.

"Gue ada perlu tidak lama paling hanya 1 jam gue balik lagi, sebaiknya lo Istirahat atau keliling rumah asal jangan coba-coba kabur aja" Ucap Barra.

"Hmmm ya udah gue disini aja" sahut Arlleta.

"Bagus, gitu dong nurut kalau di bilangin" ucap Barra sambil tersenyum meninggalkan Arlleta yang masih berada di meja makan.

Setelah siap makan Arlleta bermaksud ingin menyuci piring kotor tapi seseorang datang dan melarangnya.

"Jangan nona, biar ini menjadi tugas saya nona" ucapnya

"Loh kenapa cuma mencuci piring aja nggak apa-apa kok"

"Jangan ya nona nanti tuan muda bisa marah" ucapnya takut-takut.

"Hmmm Baiklah tapi dimana bibi Adelia" tanya Arlleta

"Saya disini nona Arlleta" ucap Bibi Adelia yang datang dari pintu dapur.

...****************...

...****************...

...****************...