NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Duda Anak Kembar

Menjadi Istri Duda Anak Kembar

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda / Ibu Tiri
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: editta

Hanna yang dijodohkan oleh orang tuanya dengan CEO tempat dia bekerja, CEO tersebut mempunyai sikap yang baik dan menuntun Hanna dalam pernikahan,tapi yang membuat Hanna terkejut, CEO tersebut sudah memiliki anak kembar!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon editta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2

Hari itu adalah hari yang penuh kekhawatiran bagi Hanna. Setelah menyetujui perjodohan yang diatur oleh orangtuanya, dia tahu bahwa hari ini dia akan bertemu dengan orang yang dijodohkan dengannya. Namun, dia tidak pernah membayangkan bahwa orang itu adalah Daren, CEO dari tempat kerjanya sendiri.

Hanna tiba di lokasi pertemuan dengan hati yang berdebar-debar. Dia melihat Daren duduk di meja yang terletak di sudut ruangan. Daren terlihat tenang dan fokus pada pekerjaannya. Hanna berjalan mendekat dan mencoba menenangkan dirinya sendiri.

"pak Daren, apa kabar?" sapa Hanna dengan sedikit gemetar.

Daren mengangkat kepalanya dan tersenyum. "Hanna, senang bertemu denganmu. Silakan duduk," kata Daren dengan ramah.

Hanna mengambil tempat di seberang meja Daren. Dia mencoba mengumpulkan keberanian untuk menghadapi situasi ini dengan kepala tegak.

"Mengapa kamu tidak memberi tahu aku bahwa kamu adalah orang yang akan dijodohkan denganku?" tanya Hanna dengan rasa penasaran.

Daren tersenyum lembut. "Aku ingin menghormati privasimu dan memberimu kesempatan untuk memutuskan sendiri. Aku tahu bahwa perjodohan ini mungkin terasa sulit bagimu, jadi aku ingin memberimu waktu dan ruang untuk mempertimbangkan semuanya."

Hanna mengangguk, menghargai kejujuran Daren. Dia merasa sedikit lega bahwa Daren mengerti situasinya.

"Jadi, bagaimana pendapatmu tentang perjodohan ini?" tanya Daren dengan penuh perhatian.

Hanna merenung sejenak sebelum menjawab. "Aku harus jujur, awalnya aku merasa terkejut dan ragu."

Daren tersenyum lega mendengar jawaban Hanna. "Aku juga berpikir bahwa kita bisa saling mendukung dan tumbuh bersama. Aku ingin kita bisa membangun hubungan yang kuat dan saling menginspirasi."

Percakapan mereka berlanjut, dan Hanna mulai merasa nyaman dengan kehadiran Daren. Mereka berbagi minat dan impian mereka, serta membicarakan tentang pekerjaan dan tantangan yang dihadapi di tempat kerja.

"Tadi aku ingin berbicara tentang sesuatu yang penting, Hanna," kata Daren dengan suara serius.

Hanna mengangguk, merasa penasaran dengan apa yang akan dikatakan Daren.

"Dalam hubungan kita yang semakin serius, aku merasa perlu mengungkapkan sesuatu. Aku memiliki anak kembar," ujar Daren dengan suara tenang.

Hanna terkejut mendengar pengakuan Daren. Dia tidak pernah membayangkan bahwa Daren telah memiliki anak sebelumnya. Dia merasa campur aduk, tidak tahu apa yang harus dia katakan.

"Dua anak kembar?" tanya Hanna dengan suara gemetar.

Daren mengangguk. "Ya, mereka berusia lima tahun. Mereka adalah anugerah terbesar dalam hidupku."

Hanna mencoba mengumpulkan pikirannya. Dia tidak tahu apa yang harus dia rasakan atau bagaimana dia harus merespons. Dia tidak pernah membayangkan bahwa dia akan menjadi ibu tiri dari dua anak kecil.

"Daren, aku tidak tahu apa yang harus kukatakan. Aku terkejut dan tidak siap untuk menjadi ibu tiri," kata Hanna dengan jujur.

Daren mengambil tangan Hanna dengan lembut. "Aku mengerti bahwa ini adalah kejutan besar bagimu. Aku tidak mengharapkanmu untuk langsung menerima semuanya. Aku hanya ingin mengungkapkan keadaan sebenarnya dan memberimu kesempatan untuk mempertimbangkan semuanya."

Hanna mengangguk, menghargai kejujuran Daren. Dia merasa terharu dengan sikap Daren yang sabar dan pengertian.

Daren, aku menghargai kejujuranmu. Aku perlu waktu untuk memikirkan semuanya. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tapi aku berjanji akan mempertimbangkan semuanya dengan hati yang terbuka," kata Hanna dengan tulus.

Daren tersenyum dan menggenggam tangan Hanna dengan erat. "Terima kasih, Hanna. Aku menghargai komitmenmu untuk mempertimbangkan semuanya. Anak-anak adalah bagian tak terpisahkan dari hidupku, dan aku ingin mereka juga menjadi bagian dari hidup kita jika hubungan kita berkembang."

Mereka duduk bersama dalam keheningan, merenungkan situasi yang rumit ini. Hanna merasa terombang-ambing antara kekhawatiran dan rasa cinta yang tumbuh dalam dirinya untuk Daren.

Hanna duduk di ruang keluarga, hatinya dipenuhi dengan perasaan marah dan kekecewaan. Dia telah mengetahui bahwa Daren, pria yang dijodohkan dengannya, memiliki dua anak kembar. Namun, yang membuatnya lebih marah adalah bahwa kedua orangtuanya telah mengetahui hal ini sejak awal, tetapi tidak pernah memberitahunya.

Kedua orangtuanya duduk di seberang Hanna, menyadari bahwa ada ketegangan di udara. mamanya mencoba untuk memulai percakapan dengan lembut, "Hanna, kami ingin membicarakan sesuatu yang penting denganmu."

Hanna menatap mereka dengan tatapan tajam. "Jangan katakan padaku bahwa kalian tidak tahu tentang anak-anak Daren. Aku tahu kalian telah mengetahui semuanya sejak awal."

papa Hanna mengangguk dengan rasa bersalah. "Maafkan kami, Hanna. Kami tahu tentang anak-anak Daren, tapi kami tidak tahu bagaimana atau kapan harus memberitahumu. Kami khawatir bahwa hal ini akan membuatmu khawatir atau menolak perjodohan ini."

Hanna merasa semakin marah mendengar penjelasan mereka. "Jadi, kalian memutuskan untuk menyembunyikan informasi penting ini dariku? Apakah kalian berpikir bahwa aku tidak mampu menghadapi kenyataan ini?"

mama Hanna mencoba menjelaskan dengan suara lembut, "Hanna, kami tidak bermaksud menyembunyikan informasi ini darimu. Kami hanya ingin melindungimu dari kemungkinan tekanan atau kekhawatiran yang mungkin timbul. Kami khawatir bahwa hal ini akan membuatmu ragu atau menolak perjodohan ini."

Hanna menghela nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya sendiri. "Aku menghargai niat baik kalian, tapi aku merasa bahwa ini adalah keputusan yang harus aku ambil. Aku adalah orang dewasa dan aku berhak tahu tentang keadaan sebenarnya."

Kedua orangtuanya saling pandang, merasa menyesal atas keputusan mereka. Mereka tahu bahwa mereka telah membuat kesalahan dalam menyembunyikan informasi ini darinya.

papa Hanna mengambil tangan Hanna dengan lembut. "Maafkan kami, Hanna. Kami mengerti bahwa ini adalah keputusanmu untuk diambil. Kami tidak bermaksud untuk melanggar kepercayaanmu. Kami hanya ingin yang terbaik untukmu."

Hanna merasa sedikit tenang mendengar permintaan maaf papanya. Dia tahu bahwa kedua orangtuanya mencintainya dan hanya ingin melindunginya.

"Mungkin aku perlu waktu untuk memikirkan semuanya," kata Hanna dengan suara lembut. "Aku harus memastikan bahwa aku siap untuk menghadapi tanggung jawab sebagai ibu tiri dan membangun keluarga dengan Daren."

mama Hanna mengangguk paham. "Kami mengerti, Hanna. Kami akan memberimu waktu yang kamu butuhkan untuk memikirkan semuanya. Kami hanya ingin kamu bahagia dan merasa nyaman dengan keputusanmu."

Hanna berjalan di taman dengan pikiran yang melayang-layang. Beberapa hari telah berlalu sejak dia mengetahui tentang anak-anak kembar milik Daren. Meskipun dia belum memutuskan apa yang harus dia lakukan, dia merasa terusik oleh kehadiran anak-anak itu dalam pikirannya.

Saat berjalan melewati area bermain, mata Hanna tertuju pada seorang anak kecil yang bermain sendirian. Anak itu sangat mirip dengan Jayson, anak kembar yang dia temui sebelumnya. Hatinya berdesir, dan dia merasa terdorong untuk mendekati anak itu.

"Hai, apakah namamu Jayson?" tanya Hanna dengan lembut.

Anak itu menoleh dan tersenyum. "Tidak, namaku Jayren. Aku saudara kembar Jayson," jawabnya dengan penuh kegembiraan.

Hanna terkejut mendengar jawaban itu. Dia tidak pernah membayangkan bahwa Jayson memiliki saudara kembar. Dia merasa campur aduk, tidak tahu apa yang harus dia katakan.

"Maafkan aku, Jayren. Aku kira kamu adalah Jayson yang aku temui beberapa waktu yang lalu," kata Hanna dengan rasa penasaran.

Jayren mengangguk dan tersenyum. "Tidak apa-apa. Banyak orang yang salah mengira kami. Kami memang terlihat sangat mirip."

Hanna merasa penasaran dan ingin tahu lebih banyak tentang Jayson dan Jayren. "Bagaimana kamu dan Jayson bisa terlihat sangat mirip? Apakah kamu berdua sering bertukar peran?"

Jayren menggelengkan kepalanya. "Tidak, kami tidak pernah bertukar peran. Kami hanya memiliki wajah yang mirip. Orang-orang sering bingung membedakan kami."

Hanna tersenyum mengerti. Dia bisa memahami mengapa dia salah mengira Jayren sebagai Jayson. Mereka benar-benar terlihat sangat mirip satu sama lain.

"Mengapa kamu bermain sendirian di sini, Jayren? Apakah Jayson tidak ikut?" tanya Hanna dengan rasa ingin tahu.

Jayren menghela nafas kecil. "Jayson sedang bermain dengan teman-temannya. Kadang-kadang kami suka bermain sendiri-sendiri juga. Tapi kami selalu bersama ketika ada waktu luang."

Hanna merasa sedih mendengar itu. Dia membayangkan betapa sulitnya bagi anak-anak kembar seperti Jayson dan Jayren untuk berpisah. Dia merasa semakin terhubung dengan mereka dan merasa bertanggung jawab untuk melindungi dan menyayangi mereka.

"Jayren, apakah kamu ingin bermain bersamaku? Aku bisa menjadi temanmu sementara Jayson sedang bersama teman-temannya," tawar Hanna dengan penuh kehangatan.

Jayren mengangguk dengan senyum cerah di wajahnya. "Aku senang bisa bermain bersamamu kak Hanna!"

Hanna dan Jayren bermain bersama di taman, tertawa dan berbicara tentang berbagai hal. Hanna merasa senang bisa memberikan kebahagiaan kepada Jayren dalam kehadirannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!