NovelToon NovelToon
Gadis Pejuang Keluarga

Gadis Pejuang Keluarga

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Hani_Hany

Gadis Desa yang memiliki kakak dan adik, tetapi dia harus berjuang demi keluarganya. Ayahnya yang sudah usia di atas 50 tahun harus dia rawat dan dijaganya karena ibunya telah meninggal dunia. Adiknya harus bersekolah diluar kota sedangkan kakaknya sudah menikah dan memiliki keluarga yang sedang diuji perekonomiannya.
Ikuti terus karya Hani_Hany hanya di noveltoon ♡♡♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 30

"Huft, ayah dan kakak gak akan mengerti bagaimana posisiku." batin Hasna sambil menangis mendengar ucapan ayah dan kakaknya di luar.

"Ibu, aku rindu padamu. Peluk aku ibu." tangis Hasna pecah dalam kamar, tapi dia tutup bantal. Usai menangis, hati Hasna mulai tenang. "Aku harus tetap semangat, aku baik-baik saja kok." ucapnya pada diri sendiri.

Keesokan harinya ayah dan Hasna harus pulang ke kampung. "Aunty bakal rindu Halim." gumamnya sambil mengecup kening kemenakannya.

Usia berpamitan Hasna dan ayah masuk ke dalam mobil. Husna berangkat ke sekolah, dia sudah kelas XII MA ambil jurusan Matematika dan Ilmu Alam (MIA).

"Permisi, Mbah." ucap Hasna ketika telah tiba di rumah Mbah Urut. Perjalanan sekitar dua jam saja dari Kota P ke Kampung SM.

"Oh masuk-masuk. Ada apa?" tanya Mbah ketika sudah duduk di kursi. "Oh nak Hasyim." ujarnya melihat Hasyim menyusul masuk ke dalam rumah. Hasyim menjabat tangan kedua Mbah Urut takzim.

"Ini mertua saya dan ipar saya Mbah, mertua saya mau di urut karena punya keluhan penyakit dalam." jelas Hasyim, kemudian ayah menambahkan keluahannya.

"Coba saya cek dulu." ujar Mbah Lanang. Ayah diurut sambil bercerita panjang kali lebar. Selesai dengan pengobatan ayah, mereka hendak pamit pulang.

"Kalau jantung bagusnya makan buah pepaya setiap pagi dengan tomat yang merah." pesan Mbah Urut sebelum ayah Ahmad benar-benar meninggalkan rumahnya.

"Lumayan." ujar ayah saat diantar Hasyim ke pinggir jalan raya. "Sampai sini saja nak, nanti akan ada mobil langganan singgah." ujar ayah, mereka menunggu mobil di masjid pinggir jalan raya.

"Baiklah ayah." jawab Hasyim singkat. Usai mendapatkan mobil, maka Hasyim kembali ke Kota P. Ayah dan Hasna meneruskan ke kampung M.

Mereka tiba di rumah Mami tengah malam, Hasna masuk rumah usai menjabat tangan Mami langsung bersiap istirahat. "Cukup melelahkan." gumamnya merebahkan badannya.

Pagi pun menjelang, kini Hasna menunaikan kewajiban seperti biasa. Bangun subuh, bersih-bersih rumah, mencuci piring. "Nak, kalau mau sarapan sudah matang." ujar Mami Titik.

"Oh iya Mam." jawab Hasna singkat. Dia hendak memasak tapi diurungkan karena Mami sudah memasak lebih dulu. Hasna sarapan lalu bersiap untuk ke kantor.

"Mi, aku mau ke kantor." pamit Hasna pada Mami Titik saat sarapan di depan televisi. Mami menjabat tangan Hasna lalu melanjutkan makannya.

"Ayah, Hasna ke kantor ya! Mungkin menginap di rumah." Hasna beralih pamit pada sang ayah yang berada di dapur.

"Kamu sudah sarapan?" tanya ayah setelah mengunyah. Hasna mengangguk lalu menjabat tangan ayah dan mencium punggung tangannya takzim.

"Iya ayah, aku sudah sarapan tadi." jawab Hasna lalu meninggalkan ayah yang sedang makan. Dia mengambil tasnya lalu mengeluarkan motornya dari garasi.

"Aku harus tetap sehat dan kuat!" batin Hasna menguatkan diri sendiri. Kemudian dia melajukan kendaraan roda duanya dengan kecepatan sedang. Hari-hari Hasna lalui seperti biasanya, terkadang sang mami, kadang muncul cerewetnya yang kelewat batas.

Satu Tahun Kemudian

Hana berlibur di kampung bersama suami dan anaknya ~ Halim Nur Hasyim. "Yeee Ponakan aunty sudah tiba." ujar Hasna semangat menyambut kemenakan gantengnya.

"Iya aunty, lelah nih." jawab Hana dengan suara anak kecil. "Akhirnya bisa pulang kampung juga!" imbuhnya. Hana, Hasyim dan Halim tiba di malam hari pukul 23.20.

"Tidur dimana kami de?" bisik Hana pada sang adik. Untuk pertama kalinya Hana datang ke rumah sang Mami Titik.

"Oh, sudah ada kamar ku bersihkan untuk kalian bertiga. Tenang lah!" ujar Hasna semangat, dia bahagia ada sang kakak datang. "Biar ku tunjukkan kamarnya kak, ayo." ajaknya.

"Terima kasih aunty, kamarnya sudah siap buat Halim." ujar Hana bahagia karena sang adik memang paling pengertian.

"Iya. Sini Halim tidur sini." ajak Hasna. Sedangkan Hasyim masih mengobrol dengan Ayah Ahmad dan Mami Titik di ruang tamu.

Semua langsung istirahat di kamar masing-masing karena sudah larut dan lelah. Pagi seperti biasa, Hasna bangun subuh dan melakukan segala rutinitas seperti semula.

"Kak, aku tinggal ke kantor ya! Sekalian bersihkan rumah karena rencana mau aku pasang karpet plastik supaya halus." ujar Hasna. Maklum rumah mereka sudah di lantai tapi kasar.

"Oh baiklah dik, mungkin kami kesana ba'da ashar saja." jawab Hana. Mereka memang berencana akan bermalam di rumah sendiri atau rumah kedua orang tuanya supaya lebih nyaman.

"Iya kak." jawab Hasna, kemudian pamit pada Mami dan juga ayahnya. Hasna hendak berangkat tapi Mami malah membuat gara-gara.

"Mbak Tik, lagi apa Mbak?" tanya Mbak Winda datang bertamu sambil teriak-teriak. Mami yang mendengar keluar dari rumah.

"Oh Mbak Win, mau ke kebun Mbak cari uang. Mbak Win enak ada yang kasih uang rutin, kalau aku ini harus cari uang sendiri." jawabnya menuju teras rumahnya.

"Iya Mbak, makanya punya suami itu suruh kerja! Itu suamiku sibuk jahit, ku tinggali jalan-jalan dulu." ujarnya kemudian. Hasna hanya menghela nafas berat, begitu pun dengan Hana yang mendengar.

"Buat ulah lagi Mami, mana kakak baru datang!" gerutu Hasna lalu berangkat. "Bodo amat! Kalau kakak tahu entah apa yang terjadi." imbuhnya meninggalkan rumah Mami.

Hasna sudah pernah menagih uang hasil kerja menjahit, meski tidak seberapa tapi itu adalah hasil kerja kerasnya. Tapi apa yang dia dapat kan? Zonk. Hasna ikhlaskan saja daripada bikin pusing, urusannya sama Allah itu, pikirnya.

Setibanya di rumah Hasna bersih-bersih, kemudian ke kantor sekitar dua jam lalu pulang. "Singgah sekalian beli perlak deh!" batinnya lalu membelokkan motornya pada toko besar di kampungnya ~ Abdi Jaya.

Usai shalat dzuhur, Hasna memasang perlaknya. "Alhamdulillah selesai juga. Wah lama juga aku kerja, hampir dua jam." gumamnya lalu istirahat. Baru juga Hasna duduk, dia mendengar suara motor datang.

"Loh, sudah kesini! Katanya sudah ashar?" tanya Hasna heran. "Untung kelar bersih-bersihnya." ujarnya lagi. Hana dan Halim masuk ke dalam rumah. Sedangkan Hasyim masih memarkirkan motor.

"Assalamu'alaikum." ucap Hana menirukan suara Halim. "Kamu betah di rumah Mami de? Baru juga tiba tadi malam, sudah dapat suguhan ocehan mantap." ujarnya lagi. Hana duduk di atas karpet baru.

"Waalaikumsalam. Emang udah kayak gitu dari sananya kak. Setahun terakhir aku gak terlalu menggubrisnya sih, aku kesana juga demi ayah." jawab Hasna santai. Mereka sama-sama melantai.

Hasyim masuk ke dalam rumah lalu duduk, dia hanya menjadi pendengar para wanita mengoceh. "Sini Halim nak." panggilnya lalu mereka bermain berdua.

"Ya Allah de, masak ayah dikasih gitu! Pagi-pagi dah gosip keluarganya. Gak banget deh!" ucap Hana kesal. Selama ini Hana adalah anak baik dan patuh, jika ayahnya di rendahkan dia marah.

~ Happy Reading ~

Assalamu'alaikum readers,,, Karya Hani memang ringan ya,,, di real banyak karena memang Hani buat karya sederhana. Kalau suka Alhamdulillah, kalau gak suka gak apa-apa kok, itu hak kalian. ★☆★☆★

1
Hafizah
semangat update thor
♕⃟ Ƙҽƚυα MT™【﷽】
bagus kok, tulisanmu rapih 😚 teruskan ya biar jadi penulis profesional ☺
♕⃟ Ƙҽƚυα MT™【﷽】: oke 😚
Hani: Aamiin.. terima kasih Ketua /Good/
total 2 replies
♕⃟ Ƙҽƚυα MT™【﷽】
kota apaan nih, coba buat 1 huruf aja kayak kota A, B, atau C. jan buat dua huruf ya 👍
Hani: untuk saat ini tidak ada ketua, terima kasih
♕⃟ Ƙҽƚυα MT™【﷽】: apakah ada lagi yang ingin di tanyakan ☺
total 5 replies
Thoriq murtadho
gak mau tau ya... besok harus update!!! /Determined//Determined//Determined/
Hani: sip. update tiap hari dua bab lah kak insya Allah
total 1 replies
Hafizah
semangat selalu thor
Hafizah
semangat berkarya thor
Hafizah
semoga mbk Maria sadar dan gak bergosip lg
Hafizah
Hasna jg kerja
Hafizah
semangat berkarya thor
Thoriq murtadho
cukup jadi penikmat cerita ini /Smile/

semangat kak hani /Determined//Determined//Determined//Determined/
Hani: Terima kasih kak Thoriq ♡
total 1 replies
Reogkhentir
Wah jangan bilang kalau keinginan ayahnya untuk yang terakhir kali, semoga Hasna tidak menyesali kelak. Lanjutkan kesahnya sungguh bagus sekali sangat menyentuh kalbu
Hani: ikuti terus ya kak sampai tamat /Pray/
total 1 replies
Reogkhentir
Entahlah seperti apa nasib ayahnya, semoga mereka tetap diberikan ketabahan kesabaran serta ikhlas dalam menghadapi semua dan penuh rasa syukur.
Hani: Aamiin. ikuti terus ya kak
total 1 replies
Reogkhentir
Basngsssssat sekali kau istri durhaka, memeras keringat suami demi kepentingan sendiri. Semoga azab segera menghampirimu, kota P itu Pinrang kah🤔
Hani: bukan kak. /Smile/
total 1 replies
Reogkhentir
Ya jelas saja Hasna malas berlama lama dikantor desa lah yang lain pada santai serta gibah semua ji, hanya Hasnah yang sibuk sendiri. Lapor saja ke camat Hasna, kelakuan kades Adi itu sudah berselingkuh dengan staff dikantornya.
Hani: Hasna gak mw ikut campur kak krna itu urusan orang, dia disitu hanya kerja.
total 1 replies
Reogkhentir
Tampa sadar sebenarnya mengerjakan pekerjaan orang orang yang ada dikantor desa itu, sungguh biadab sekali orang orang itu senang sekali memeras keringat orang lain.
Hani: Lama-lama Hasna gak mau disuruh² kak, dia hanya fokus pada pekerjaanya di bendahara. Bahkan Hasna tidak dibuatkan jadwal piket karena dia menolak.
total 1 replies
Reogkhentir
Dari kata kata ketusnya kelihatan sekali masih kerabat dari kades, sok berkuasa serta sombong sekali tingkahnya.
Hani: Hasna : iya kak. Ada salah satu selingkuhan pak Desa disitu, makanya dia bergaya.
total 1 replies
Reogkhentir
Wadah mbak Winda mana mau berkah serta barokah usaha mu lah gaji karyawan tak dibayarkan, hanya diminta jadi pemeras keringat orang saja. Yang sabar Hasnah jalani semua dengan penuh keikhlasan serta penuh syukur semoga kelah kesuksesan mu melebihi mereka
Hani: Hasna ; Aamiin. mksh kk
total 1 replies
Lucy
real banget, di dunia nyata pun banyak yg jalan hidup nya begitu, semangat Thor bikin ceritanya
Hani: Emang aku buatnya yg real kk, mksh dah mampir.
total 1 replies
Reogkhentir
Sudah terima saja jadi bendahara desa tak terlalu sulit itu, dari pada kau tinggal dengan dengan orang yang tak kau senangi bikin sakit hati terus
Hani: Hasna: Iya kak. aku terima tawaran itu. Aku datang ke rumahnya demi ayah kak/Smile/
total 1 replies
Reogkhentir
Kalau mau merebut hatinya ya yang tulus jangan modus, mau cuma sama bapaknya saja guna diperas tenaganya. Mana lagi mulut tukang gibah pula, jika anaknya Ahmad sukses paling minta jatah dengan berbagai alasan.
Hani: Hasna : Bener tuh kak, kenapa jg aku dapat Mak Tiri kek gitu ya! Enak kalau punya Mak Tiri kayak bunda Ashanty
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!