NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Kedua Om Komandan

Menjadi Istri Kedua Om Komandan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:13.8k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Adinda Aisyah Zakirah adalah gadis berusia 19 tahun.

"Kakak Adinda menikahlah dengan papaku,"

tak ada angin tak ada hujan permintaan dari anak SMA yang kerapkali membeli barang jualannya membuatnya kebingungan sekaligus ingin tertawa karena menganggap itu adalah sebuah lelucon.

Tetapi, Kejadian yang tak terduga mengharuskannya mempertimbangkan permintaan Nadhira untuk menikah dengan papanya yang berusia 40 tahun.

Adinda dihadapkan dengan pilihan yang sangat sulit. Apakah Adinda menerima dengan mudah lamarannya ataukah Adinda akan menolak mentah-mentah keinginannya Nadhira untuk menikah dengan papanya yang seorang duda itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 28

“Syukur Alhamdulillah Engkau menolongku ya Allah, tanpaMu mungkin aku sudah dilece**hkan olehnya.”

Kemampuan bela diri Adinda cukup bagus tapi, namanya kekuatan perempuan pasti tetap di bawah laki-laki. Itulah yang selalu dicemaskannya untungnya dia sempat membawa peper spraynya setiap kali dia bepergian jauh.

“Gue harus belajar dari Om Baruna, gue minta diajarin bela diri agar lebih kuat lah,” gumamnya Adinda.

Adinda mengunci rapat pintu toilet yang di dalamnya ada anak salah satu dekan di kampusnya. Dia tersenyum smirk melihat ke arah benda penyelamatnya.

“Alhamdulillah untungnya ada semprotan mini ini kecil-kecil tapi kemampuannya badas, kalau tidak ada di imut ini pasti agak sulit hadapi pria brengsek itu,” gumamnya sambil memasukkan kembali ke sakunya alat keselamatannya tersebut.

Pepper spray adalah alat yang baru-baru ini dibelinya, ketika Adinda dengan Nadhira ke mall beberapa hari yang lalu.

Adinda sampai-sampai mencium alat kecil yang kegunaannya sungguh sangat besar manfaatnya.

"Makasih banyak sudah berfungsi baik,"

Adinda berjalan ke arah ruangan kelasnya berada dia tidak peduli dengan arti tatapan dari orang-orang kepadanya.

Cahaya dan Elyna yang melihat kedatangan Adinda membuat keduanya langsung berlari berhamburan ke arah Adinda. Untungnya di jam ketiga dosennya berhalangan datang sehingga Adinda sedikit tertolong.

“Ya Allah Adinda kamu dari mana saja? Lo tau gak kami sungguh mengkhawatirkan kamu,” ucapnya Cahaya yang bisa bernafas lega.

“Kami sangat mencemaskan keadaanmu, bahkan kami sudah ketakutan setengah hidup mencari Lo kemana-mana,” ujarnya Elyna sambil menyeka air matanya.

"Asal bukan kesana kemari mencari alamat palsu," candanya Adinda yang masih sempat-sempatnya bercanda.

"Kamu yah kita ini sangat mengkhawatirkan keadaanmu," protes Elyna.

"Jangan merajuk gue bakal laporin Lo ke adik ipar gue kalau Lo suka marah-marah," guraunya Adinda.

Adinda terharu mendengar semua ucapan dari kedua sohibnya yang dikenalnya sejak awal mulai mendaftar di kampus itu.

Adinda memeluk tubuh kedua sahabatnya itu,” Alhamdulillah makasih banyak ya Allah Engkau mengirimkan aku teman-teman yang sangat tulus dan setia kepadaku.”

Cahaya memegangi kedua lengannya Adinda kemudian memutar-mutarnya,” lo baik-baik saja kan? Lo tidak kekurangan apapun kan?”

“Iya bebs, kami mencari Kamu dari ujung pukul ujung kampus loh. Kami sudah berfikiran aneh-aneh lagi. Kami mengira kamu kenapa-kenapa,” Elyna malah terisak sambil berbicara.

"Jangan nangis karena gue selamat seperti yang kamu lihat saat ini," Adinda bahagia karena selalu dikelilingi oleh orang-orang baik.

"Sudah jangan melow gitu ahh, Adinda baik-baik saja," Cahaya ikut menimpali.

“Ceritanya panjang banget sepanjang jalan kenangan, kalian bakal terheran-heran kalau gue ceritain tapi, kalian harus ikut gue ke suatu tempat,” ajaknya Adinda.

Kening Elyna berkerut, “Kita mau kemana?” Tanyanya Elyna.

Adinda berjalan ke arah Rio sang ketua tingkat di kelasnya, “Pak ketua tingkat bisa ikut kami dan beberapa orang ikut yah,”

“Baik kami akan ikut, tapi dalam rangka apa nih? Ajakan makan-makan boleh lah,” candanya Rio.

“Gue bakal traktir kalian makan sepuasnya asalkan kalian membantuku, terserah di resto mana,” imbuhnya Adinda.

“Kayaknya bakal seru nih! Siapkan kamera kalian,” celetuk Arfi.

Adinda melirik ke arah temannya,” kamu Cahaya cepat panggil security untuk datang ke toilet ujung selatan kampus sekarang! Jangan lupa kak Zihan beserta antek-anteknya!”

Semua orang menjalankan apa yang diperintah oleh Adinda. Mereka berbondong-bondong ke arah toilet yang dimaksudkan oleh Adinda.

“Lah bukannya ini toilet yang sudah gak dipakai! Kita mau ngapain di sini?” Tanyanya Arfi yang kebingungan dengan tujuannya Adinda mengajak mereka ke tempat itu.

“Dinda! Lo ngajak mojok kok ke tempat ini sih! Gak ada romantis-romantisnya,” candanya Arfi.

Adinda menatap jengah ke arah Arfi,” Kita akan mancing huru hara plus masalah!”

“Woo ini baru hebat! Very good lah!” Sahutnya Arfi yang memang orangnya rada-rada bawel banyak komentar.

Adinda menunggu security dan Zihan sebelum membuka pintu toilet kosong itu.

“Apa yang terjadi kenapa kalian harus beramai-ramai ke tempat ini!?” Tanyanya Pak Abdi sang security.

Zihan menatap intens ke arah Adinda,” Dek kenapa pakaian kamu kotor gini? Apa yang terjadi padamu? Kamu baik-baik saja kan?”

Zihan nyerocos tanpa jeda memberondong pertanyaan khusus untuk Adinda seorang, karena ia cemas melihat pakaiannya Adinda yang sudah kotor.

Perhatian semua orang-orang tertuju kepada Adinda gadis cantik, pintar dan supel serta humble itu.

“Ada insiden kecil tadi sewaktu kami di kantin, tapi ini gak ada apa-apanya dibandingkan apa yang terjadi di dalam sana,”

“Pak Abdi cepat buka pintunya tidak perlu menundanya lebih lama!” Pintanya Rio.

Semua orang harap-harap cemas sekaligus penasaran apa yang ada di dalam sana.

“Bebs kayaknya ada hal besar yang telah terjadi?” Bisiknya Elyna.

“Kenapa main rahasia segala,” sahutnya Cahaya.

“Cekidot!” candanya Adinda yang tersenyum aneh.

Pak Abdi dan Zihan langsung membuka pintu itu setelah Adinda memberikan kunci yang sempat diambilnya.

Semua pandangan tertuju kepada seseorang yang tergeletak di atas lantai sambil meringis menahan perih di matanya.

“What's! Bukannya dia adalah Aldo anaknya Pak Dekan fakultas Ekonomi,” tebaknya Arfi.

“Yes betul banget anaknya pak Harto!”

“Apa yang terjadi padanya! Gue yakin ada sesuatu hal besar yang telah terjadi di dalam sini!” terka Rio.

Zihan menatap ke arah Adinda,” katakan kepada kakak apa yang telah diperbuat oleh manusia baji**ngan itu!?”

“Kakak tanyakan langsung padanya dan kalian aktifkan kamera ponsel kalian untuk merekamnya!” Pintanya Adinda.

Adinda sama sekali tidak gentar ataupun takut kalau Aldo adalah anak salah satu dari orang penting di kampusnya. Baginya kalau salah dan berniat jahat dilawan.

Zihan langsung menarik kerah kemejanya Aldo,” katakan padaku apa yang sudah Lo pecundang perbuat ha!?”

“Tolong gue dulu, pasti gue bakal berkata jujur kepada kalian,” ratap Aldo.

“Nggak boleh! Kamu ceritakan terlebih dahulu apa yang sebenarnya terjadi!” Tolak Adinda.

Aldo dibantu oleh Arfi dan Rio untuk duduk dan melepaskan ikatan tali di tangannya. Semua orang memasang telinga dan hp mereka masing-masing.

Aldo pun mulai menceritakan rentetan peristiwa yang dialami oleh Adinda yang didalami oleh dia dan Viona.

“Gue mengaku bersalah karena sudah coba-coba melecehkan Adinda, gue melakukannya karena gue dipaksa oleh Viona. Kalau kalian tidak percaya cek langsung buktinya di hpku,” jelas Aldo yang sesekali meringis menahan sakit di daerah intinya dan juga matanya yang perih.

“OMG!! Kamu memang manusia tak ber*guna!” hinanya Elyna.

“Astaganaga! Tega loh dengan teman sendiri!” Cahaya melempar tissue bekas lap ingusnya ke wajah Aldo.

“Bulshit loh! Gue akan buat perhitungan padamu!” geramnya Zihan yang hampir saja memukul wajahnya Aldo tapi dicegah oleh Fatur.

"Adinda Badas dan jagoan rupanya bisa melumpuhkan pria segede Ade Rai itu"

"Itu pujian atau sindiran sih besti!?"

“Stop! Jangan main hakim sendiri! Itu sama saja menambah rumit masalah ini!” Fatur memegangi kedua tangannya Zihan.

“Tenanglah jangan emosi kalau Kamu emosi masalah semakin membesar!” Cegahnya Pak Abdi yang sudah mengantongi bukti kejahatan Viona dan Aldo.

“Astaghfirullahaladzim, kami tidak menyangka putranya Pak Dekan kita ternyata sebejat ini kelakuannya!” Sarkas yang lain.

“Kalian simpan baik-baik bukti-buktinya, Aldo harus secepatnya di bawah ke klinik sebelum semakin parah kondisinya dan kamu Adinda harus menjelaskan apa yang sesungguhnya terjadi!”

“Baik Pak!”

“Kamu tenang saja kami akan mendukungmu dan menemani kamu untuk melaporkan kejahatannya,” ucapnya Elyna.

“Ini tidak boleh dibiarkan begitu saja! Siapapun yang melakukannya harus mendapat hukuman yang setimpal bahkan ini bisa dilaporkan ke polisi!” geramnya Zihan.

“Yoi ini tindakan kriminal sudah,” celetuk Fatur.

“Fatur, Rio kalian cari mahasiswi yang bernama Viona itu. Cepat!!”

“Baik Pak!” Keduanya gegas pergi meninggalkan toilet itu.

Semua orang berjalan ke arah ruangan rektor universitas X dan ingin melihat apa selanjutnya yang bakal terjadi.

Adinda berjalan ke arah atas tangga tapi, langkahnya terhenti ketika melihat suaminya datang dengan berpakaian seragam bersama dengan beberapa anggota kepolisian.

Adinda menepuk keningnya,” gawat! Kenapa bisa Om Baruna tahu sih!”

Adinda melirik ke arah kedua temannya, Cahaya dan Elyna saling pandang dan tersenyum cengengesan.

“Hehe! Maaf kami terpaksa hubungi Pak Baruna.”

“Kami ketakutan soalnya jadi mau tidak mau hubungi suamimu,” cicitnya Elyna.

Baruna kebetulan menghubungi nomor ponsel istrinya karena tiba-tiba gelisah dan mencemaskan kondisi istri kecilnya sehingga dia menelpon.

Kebetulan yang pegang hpnya adalah Elyna mau tidak mau mereka berkata jujur dan menyampaikan kalau Adinda hilang.

Pepper spray adalah semprotan merica yang mengandung zat pengikat lachrymatory yang membuat mata perih dan mengeluarkan air mata.

Bahan dasar dari semprotan merica adalah minyak cabai yang dikenal sebagai oleoresin capsicum.

Adinda menepuk dahinya, “OMG! Pasti Om Baruna malu karena perbuatanku! Gue bakal dikuliti hidup-hidup nih,” monolog Adinda.

1
AsyifaA.Khan⨀⃝⃟⃞☯🎯™
lanjut
AsyifaA.Khan⨀⃝⃟⃞☯🎯™
muka jodoh
Ai srk
sungguh bersyukur karena mendapatkan suami yang setia
Ai srk
jangan bnyak pikiran
Sry Handayani
sukses selalu untuk karyanya Thor di tnggu lanjutan nya
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: makasih banyak sudah mampir kakak' 🥰🙏🏻 insha Allah besok dilanjut
total 1 replies
Ai srk
gak pernah asi kali yah Om 🤣🤫😂
Ai srk
manis banget si Om
Amiera Ismail
aku yakin dia itu mantan kekasih adinda
Amiera Ismail
romantisnya Om Baruna
Amiera Ismail
ya Allah ampun deh Om pikirannya ke sono mulu
Amiera Ismail
hahaha diolok-olok
Amiera Ismail
perlu beli kayaknya alat ginian
Amiera Ismail
ceritanya sangat menghibur
Chaca Lee💗
apakah dia Azriel???
Chaca Lee💗
cor juga 😂🤭
Chaca Lee💗
sudah terang-terangan mengungkapkan perasaannya
Yuliana Tunru
apa pak.pol mantan x adinda dulu ya..smoga nadhira benar2 dicintai ya bkn krn apa2 x..lanjutttt
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: nanti akan terjawab Akak 😚🥰🙏🏻

insha Allah besok lanjut nya 🥰🥰
total 1 replies
Abz
jangan bilang yg sekampung sama adinda , lupa nama nya 🤭
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: kakak pinter banget Aah nebak nya 😂🤭
total 1 replies
Fadila Bakri
Alhamdulillah mereka sudah bahagia
Masitha Hamrud💗
bahagia selalu pasutri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!