oowekk..oowekk.. ooweekk..
suara bayi melengking terdengar dari ruang bersalin sebuah rumah sakit.
"Selamat Nona, bayi anda perempuan."Ucap sang dokter setelah selesai membersihkan bayi baru lahir dan segera menyerahkannya pada Asya.
Asya nampak termangu, ia sangat bahagia melihat bayi mungil yang ada dalam gendongannya, tapi bagaimana dengan suaminya Yang menuntut Asya agar melahirkan anak laki-laki ??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Leo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masih satu dikamar
Bab 7
.
.
Asya termangu mendengar penuturan Mirna.fikiran Asya seketika berputar, Betapa beruntungnya Mirna bisa mendapatkan suami yang bisa megerti keadaan istrinya. Namun saat tersadar, Asya segera membuang fikiran negatif itu.
"Kak...kak asya.. Kak.."Mirna terus memanggil Asya yang malah mematung melamun.
"Kak Asya.."Mirna memegangi lengan Asya.
"Aaah.. Iya." Asya terjengit seketika.
"Kok malah melamun ?? Mikirin apa kak ?? Kakak capek ??" Tanya Mirna penuh perhatian.
"Oh.. Em...tidak. kakak hanya berfikir apa yang kurang dari masakan kita."Alasan asya.
"Owww.. Meja sudah penuh kak. Tidak perlu nambah menu lagi."balas Mirna.
"Iya. Kita panggil semua orang saja ya.."ajak Asya.
"Ide bagus. Ayok.."Mirna menggandeng lengan asya dengan begitu akrabnya.
.
.
Makan Malam keluarga pun berlangsung.
semua sudah didepan meja makan termasuk anak-anak Asyadan Mirna juga.
Melihat Asya juga duduk meja makan membuat Alwi segera menegur istrinya itu.
"Kau duduk disini ?? Lalu bayimu siapa yang urus ??"
"Alwi !! Bicaramu kasar sekali !!" sentak Mama Hesti.
"Apa sih Ma, aku hanya ingin tau ??!" balas Alwi.
"tapi apa tidak bisa bicara yang baik. Dan lagi, cucuku itu namanya shanum. Apa kau lupa nama anakmu sendiri ??!!" Ungkap mama Hesti dengan kesalnya.
"Sudah !! Sudah !! Diam saja kau Alwi. Jika tidak ikut makan bersama Memangnya Asya disuruh ngurus anak terus ??!!" William segera menengahi.
"Malam semua.. Maaf terlambat.."Suara familar terdengar.
Mama Hesti yang tadi cemberut karna berdebat dengan Alwi seketika mengulas senyumnya. "Martin.."
Mama Hesti berlari memeluk putra bungsunya.
"Mama.. Apa kabar Ma ?? Mama Baik kan ??" balas Martin.
"Tentu saja."Mama.hesti.membalas dengan semangat.
"Wah.. Kau sudah pulang Martin.."Bram pun turut memeluk adik bungsunya.
"Iya Kak.. Maaf, aku hanya mengabari Mama, kejutan lah.."Balas Martin.
Alwi hanya memutar bola matanya dengan malas.
Martin mendekati sang papa dan tidak lupa mencium tangan papanya.
"Adabmu tetap sama putraku."ucap Martin.
"Tentu saja. Papa baik kan ??" balas Martin.
"Iya."William mengembangkan senyum lebarnya.
Martin beralih menyalami kakak sulungnya yakni Alwi.
"Kakak.."
"Kau sudah menyelesaikan kuliahmu ?? Selamat ya ??" balas Alwi dengan singkat.
"Terima kasih kak. "Martin nampak terlihat sumringah.
Tak lupa Martin menyalami dua kakak iparnya.
"Selamat datang Martin."Sapa Asya
"terima kasih kakak ipar."balas Martin.
Tak lupa Martin menyapa 3 keponakannnya.
"Wah.. Keponakanku banyak juga ya.."Ucap Martin.
"Masih satu dikamar Martin. Kakakmu Alwi sudah punya anak lagi."Imbuh Mama Hesti.
"Benarkah ??wah selamat ya Kak Alwi. Selamat kaka ipar.."Martin memberikan selamat. Asya menjawab dengan anggukan sementara Alwi yang terlihat tidak suka hanya berdehem pelan.
"Sekarang duduklah Martin, kita langsung makan dulu. ngobrolnya nanti saja."Saran mama Hesti.
Semua terlihat setuju. Makan malam pun berlangsung. Tak ada lagi yang berbicara, karna pasti papa William akan marah jika ada yang mengobrol didepan meja makan apalagi saat makan sedang berlangsung.
.
.
Bram, Martin dan papa William sedang mengobrol diteras sisi rumah yang menampakkan indahnya bintang dilangit.
Mirna tak lama datang dengan membawa Nampan berisi camilan.
"Silahkan.. Ini buatan Kak Asya loh.."Mirna menyuguhkan.
"Jika kakak iparmu terus tinggal disini, papa rasa Papa bisa gendut. Dia pandai sekali membuat berbagai masakan."ucap papa william.
"Papa benar. Aku setuju sekali.."Mirna mengacungkan jempol tangannya. "Hubby.. Kita cari rumah dekat Kak asya ya.. Biar aku bisa belajar memasak dan buat makanan kayak kak Asya.."Rengek Mirna.
"Jangan aneh-aneh sayang.."balas Bram.
"Kak Alwi kok tidak gabung sama kita ?? Dia kemana ??"Martin menyela.
"panggilah kakakmu itu. papa takut dia memaksa istrinya untuk pulang."perintah papa William.
"papa jangan menuduh dulu. Kasihan kak Alwi."Sanggah Bram.
william hanya mendegus saja. Ingin rasanya William adil dengan ketiga putranya, namun Keegoisan Alwi begitu membuat William kembali berfikir dua kali jika memberikan keadilan pada putra pertamanya itu.
.
.
.
kenapa masih 1 thn
Selamat buat Asya smoga mendapat kebahagiaan di Chicago.dan berjodoh dg laki laki baik macam Mike.😘😘